1. Apakah perusahaan-perusahaan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi ? 2.
Apakah mereka bekerja secara efisien, menghindari pemborosan faktor-faktor produksi yang langka sifatnya ?
3. Apakah alokasi faktor-faktor produksi telah efisien secara
ekonomis? 4.
Apakah perusahaan-perusahaan secara efektif meningkatkan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi ?
Menurut Jaya 2001 dalam kinerja pasar terdapat konsekuensi dan kekuatan pasar yaitu kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
mempengaruhi harga produk-produk yang mereka jual kepada konsumen. Pada kenyataannya kekuatan pasar dapat mempengaruhi
secara mencolok terhadap harga, keuntungan, inovasi, keadilan dan nilai-nilai lainnya. Dalam kinerja juga memperhatikan pertumbuhan dan
kelayakan, hal ini dikarenakan pertumbuhan dan kelayakan membutuhkan usaha yang cermat, menunjukkan bagian-bagiannya dan
kemungkinan pengaruh-pengaruh monopoli yang ditimbulkannya.
2.3 Hubungan antara
Structure – Conduct - Performance
2.3.1 Structure – Conduct Hubungan antara struktur dan perilaku adalah hubungan
linier. Market share perusahaan akan menimbulkan hambatan masuk bagi perusahaan lainnya sehingga perusahaan-perusahaan
akan melakukan kerjasama baik dalam bentuk kartel, kolusi maupun merger. Jika beberapa perusahaan itu melakukan
kerjasama maka akan menimbulkan kekuatan gabungan antar perusahaan sehingga membuat perusahaan lain tidak dapat masuk
ke dalam pasar.
2.3.2 Conduct – Performance Hubungan antara perilaku dan kinerja adalah hubungan
linier. Perilaku perusahaan seperti kebijakan harga, kerjasama, dan pengembangan produk adalah perilaku perusahaan untuk
memenuhi tujuan perusahaan yang biasanya bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan dan efisiensi. Sehingga jika tujuan
perusahaan adalah keuntungan maksimum, maka perusahaa akan melakukan kebijakan harga. Jika tujuan perusahaan adalah
efisiensi, maka perusahaan akan melakukan strategi kerjasama dan pengembangan produk.
2.3.3 Structure – Performance Hubungan antara struktur dan kinerja adalah hubungan
linier. Semakin besar kekuatan perusahaan atau sekelompok perusahaan yang melakukan kartel, semakin besar tingkat efisiensi
biaya. Semakin efisien itulah yang menyebabkan banyak
perusahaan yang bersaing, maka keuntungan perusahaan akan semakin meningkat.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang membahas analisis industri dengan pendekatan Structure – Conduct – Performance ataupun yang terkait
dengan penelitian ini adalah : 1.
Citra. 2006. Analisis Industri Mie Instan Di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri mie instan di
Indonesia dengan pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja. Metode yang digunakan adalah ordinary least square OLS .Variabel bebas yang
digunakan adalah rasio konsentrasi lima perusahaan terbesar CR
5
, nilai efisiensi-X, produktivitas, jumlah ekspor, jumlah impor dan pertumbuhan .
Variabel terikatnya adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM . Hasil penelitian ini menunjukkan struktur pasar industri mie instan di
Indonesia adalah oligopoli ketat. Dari hasil regresi diperoleh bahwa CR
5
berdampak negatif dan tidak signifikan terhdap PCM. Sedangkan variabel efisiensi-X signifikan terhadap PCM.
2. Sunengcih. 2009. Analisis Industri Minuman Ringan di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri minuman ringan di Indonesia dengan pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja. Metode yang
digunakan adalah ordinary least square OLS .Variabel bebas yang
digunakan adalah rasio konsentrasi lima perusahaan terbesar CR
5
, nilai efisiensi-X, pertumbuhan output growth dan jumlah perusahaan Usaha.
Variabel terikatnya adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM . Hasil penelitian ini menunjukkan struktur pasar industri minuman ringan
di Indonesia adalah oligopoli sedang. Dari hasil regresi diperoleh bahwa CR
5
dan Growth tidak berpengaruh signifikan terhdap PCM. Sedangkan variabel efisiensi-X dan Usaha signifikan terhadap PCM.
3. Sarifah. 2007. Analisis Industri Air Minum Dalam Kemasan
AMDK di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri air minum dalam
kemasan di Indonesia dengan pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja. Metode yang digunakan adalah ordinary least square OLS .Variabel
bebas yang digunakan adalah rasio konsentrasi lima perusahaan terbesar CR
5
, nilai efisiensi-X dan pertumbuhan output growth . Variabel terikatnya adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM . Hasil
penelitian ini menunjukkan struktur pasar industri air minum dalam kemasan di Indonesia adalah oligopoli longgar. Dari hasil analisis
hubungan antara struktur dan faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja, variabel yang berpengaruh adalah variabel X-Eff, dan variabel CR
5
, sedangkan growth tidak berpengaruh.
2.5 Kerangka Pemikiran