Shopping Center Sebagai Fasilitas Publik dalam TOD Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan

12 Hana Maria M Santuri | 110406069 Perancangan Shopping Center di Kawasan TOD Belawan 3 Pusat perbelanjaan gaya hidup Lifestyle Shopping Centre Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda yang bekerja di wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis yang terkait dengan gaya hidup. Luas area ini sekitar 100.000 – 200.000 kaki persegi. d. Berdasarkan Kepemilikan Berdasarkan kepemilikannya, pusat perbelanjaan dibedakan menjadi : 1 Unit Ruang Usaha Dengan Hak Milik Bersusun Strata Title Lot Merujuk pada pusat perbelanjaan dengan unit-unit toko y ang dimiliki oleh banyak individu dan setiap pemilik unit individu bebas memperlakukan unit property miliknya sesuai keinginan. Pemilik unit dapat membuka toko ritel, kantor korporasi kecil, atau menyewakan propertinya karena setiap pemilik unit membuat keputusan sendiri berdasarkan kepentingan pribadi mereka. 2 Manajemen Kepemilikan Tunggal Single Owner-Ship Manajemen Dimana suatu tim professional di suatu pusat perbelanjaan dilibatkan untuk memaksimalkan hasil investasi dari satu property. Manajeme n pusat perbelanjaan bertugas merencanakan, menetapkan nama, memasarkan, serta mengelola property tersebut.

2.3. Shopping Center Sebagai Fasilitas Publik dalam TOD

Transit-oriented development atau disingkat TOD dapat menjadi salah satu langkah strategis merancang kota masadepan yang lebih baik, termasuk juga mengurangi kepadatan lalulintas. TOD merupakan pendekatan perencanaan yang terkait dengan area berkepadatan tinggi, dengan pola ruang yang terklaster di sekitar stasiun dan koridor Preiss Shapiro, 2002. Indikator keberhasilan sistem TOD di suatu wilayah adalah lebih banyak orang dapat tinggal dan bekerja, pergi bersekolah, berbelanja, dan kegiatan lain dengan berjalan kaki dari dan ke stasiun. Atau dengan kata lain, orang-orang dapat melakukan aktivitas lokal dengan berjalan kaki. Universitas Sumatera Utara 13 Hana Maria M Santuri | 110406069 Perancangan Shopping Center di Kawasan TOD Belawan Dalam aplikasinya, sistem TOD tidak bisa berdiri sendirian. TOD perlu ditunjang oleh mixed-use development atau sistem pengembangan berbasis penyampuran fungsi. Mixed-use development merupakan pengembangan produk properti perkantoran, hotel, tempat tinggal, komersial yang dikembangkan menjadi satu kesatuan, atau minimal dua produk properti yang dibangun dalam satu kesatuan Mandala, 2013. Manfaat nyata dari aplikasi mixed-use development ini adalah pengembangan kota dapat lebih efisien karena banyak fungsiproduk properti disatukan dalam satu bangunan, kota menjadi lebih compact , dan mobilisasi lebih ‘rapi’ karena tidak terlalu banyak berlalulalang dalam mengakses tempat tertentu.

2.4. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan

Berdasarkan buku Inovasi Model Desain Rusunawa Sederhana Hemat Energi oleh Ir. E.B. Handoko Sutanto, MT, pertimbangan desain bangunan hemat energi secara umum unutk bangunan apartemen dan rumah susun di Indonesia, yaitu:  Merekayasa terbentuknya iklim mikro yang nyaman dengan mendesain open space dan ruang terbuka hijau –semaksimal mungkin.  Mendesain konfigurasi massa bangunan dalam komposisi dan bentuk yang tidak kompleks, agar komposisi massa dan bentuk bangunan tidak menghalangi dalam upaya penerimaan energi matahari serta penghawaan alami, mempermudah dan menyederhanakan pengaturan orientasi massa dan desain bidang bukaan pada bangunan dan meminimalisir heat transfer  Mengatur orientasi bangunan untuk menghindari panas matahari langsung, dengan mendesain arah memanjang yaitu massa bangunan dominan ke UtaraSelatan  Mengutamakan desain massa yang “ramping”  Mengatur organisasi ruang mengatur zoning ruangan  Mengatur agar penghawaan alami dapat berlangsung secara efektif, pengaturan arah dan dimensi serta perlindungan bukaan dan mengupayakan terjadinya cross ventilation. Universitas Sumatera Utara 14 Hana Maria M Santuri | 110406069 Perancangan Shopping Center di Kawasan TOD Belawan  Mendesain agar sekat antar ruangan dalam unit tidak rapat sampai plafon, agar aliran udara dan transmisi cahaya antar ruang masih dapat berlangsung dengan baik  Menggunakan atau merekayasa bahan bangunan agar semaksimal mungkin dapat menahanmereduksi matahari ke dalam ruangan. Berdasarkan prinsip-prinsip desain diatas, pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi pada bangunan pusat perbelanjaan yaitu:  Memakai secondary skin pada bangunan untuk menghindari panas berlebih  Merancang bangunan yang ramping  Menambahkan ruang terbuka hijau yang lapang sebagai salah satu elemen perancangan dalam pusat perbelanjaan  Menambahkan skylight di tengah bangunan agar memaksimalkan cahaya yang masuk sehingga meminimalkan penerangan buatan pada bangunan  Mengatur agar penghawaan buatan tetap dapat maksimal mengalir dengan adanya koridor yang panjang dan mengalir

2.5. Studi Banding