digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut. Kesimpulan itulah yang dimaksud dengan sebagai penemuan di dalam rangkaian kegiatan
yang dilakukan siswa. 5. Mengkomunikasikan
Temuan-temuan berharga para siswa jangan dibiarkan terhenti dalam bentuk catatan-catatan berserakan. Hasil kegiatan mereka perlu ditindak
lanjuti dengan kegiatan mengkomunikasikan. Temuan-temuan mereka perlu dihargai, yakni dengan berupa kegiatan seminar. Masing-masing
siswa, baik individu ataupun kelompok, melaporkan hasil kegiatannya di depan forum diskusi untuk ditanggapi oleh siswa lain. Dalam proses ini
pun memungkinkan bagi para siswa untuk saling memberikan masukan sehingga temuan yang mereka rumuskan menjadi lebih penting dan
bermanfaat.
Model pembelajaran Discovery menurut Suryosubroto 2009: 185–187 memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan pembelajaran
Discovery yaitu: 1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan.
2. Pengetahuan diperoleh dari pembelajaran ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh.
3. Pembelajaran Discovery membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan
dan kadang-kadang kegagalan.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
5. Menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit
pada suatu proyek penemuan khusus. 6. Dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melaui proses penemuan. 7. Pembelajaran ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan
kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
8. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir yang mutlak.
Kelemahan dari pembelajaran Discovery yaitu: 1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini
2. Pembelajaran ini kurang berhasil untuk mengajar kelas beesar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
3. Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan
dan pengajaran secara tradisional. 4. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan
diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional social secara keseluruhan.
5. Dalam beberapa ilmu misalnya IPA fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
6. Pembelajaran ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan
yang penuh arti. Pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanisasi, formalitas, dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode
ekspositories verbal.
C. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Pada penggal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar. Adapun jenis tes yang digunakan umumnya digolongkan sebagai tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif. Tes tertulis memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: 1 penguji dapat menguji banyak
siswa dalam waktu terbatas; 2 objektivitas pengerjaan tes terjamin dan mudah diawasi; 3 penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap
pokok bahasan; 4 penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian; dan 5 dalam pengerjaan siswa dapat memilih menjawab urutan
soal sesuai kemampuannya, sedangkan kelemahannya adalah: 1 penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa; 2 rumusan
pertanyaan yang tak jelas menyulitkan siswa; dan 3 dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji. Tes lisan juga memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya adalah: 1 penguji dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa; 2 penguji dapat mengejar tingkat
penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu; dan 3 siswa dapat melengkapi jawaban lebih leluasa, sedangkan kelemahannya adalah: 1
penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa dan 2 memerlukan waktu yang lama. Tes hasil belajar adalah alat untuk
membelajarkan siswa. Meskipun demikian keseringan penggunaan tes tertentu akan menimbulkan kebiasaan tertentu. Artinya, jenis tes tertentu akan
membentuk jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik tertentu. Sebagai ilustrasi, uji kemampuan afektif seperti penilaian sikap pada PMP
tidak dapat diuji dengan mengggunakan tes objektif atau dengan memilih isian benar atau salah. Pada tempatnya guru mempertimbangkan dengan
seksama kebaikan dan kelemahan jenis tes hasil belajar yang digunakan Dimyati dan Mudjiono, 2009: 257-259.
Ranah kognitif menurut Sudaryono 2012: 43-46 adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya, segala upaya yang menyangkut aktivitas
otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Berikut penjelasan dari masing- masing tingkatan ranah kognitif:
1. Knowledge Pengetahuan Pengetahuan yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan yang meliputi fakta, kaidah, prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan ini akan digali pada saat
diperlukan melalui bentuk mengingat recall atau mengenal kembali recognition. Dalam jenjang kemampuan ini, seseorang dituntut untuk
dapat mengenali atau mengetahui adanya suatu konsep, fakta, atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Misalnya, TIK yang
untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut: “Siswa akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jendral PBB, sejak saat PBB mulai
berdiri”. 2. Comprehension Pemahaman
Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan
untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkannya dengan
hal-hal yang lain. Kemampuan ini dapat dijabarkan ke dalam tiga bentuk, yaitu menerjemahkan translation, menginterpretasi interpretation, dan
mengekstrapolasi extrapolation. Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut: “Siswa akan mampu menguraikan, dalam
kata-kata sendiri, garis-garis besar dalam naskah bahasa inggris”.
3. Application Penerapan Penerapan yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret;
mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode yang digunakan pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru, yang
dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem yang
baru. Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut: “Siswa akan mampu menghitung jumlah liter cat yang dibutuhkan untuk
mencat semua dinding di suatu ruang dan jumlah uang yang harus dikeluarkan. Data mengenai ukuran-ukuran ruang, kuantitas cat yang
diperlukan untuk setiap m
3
dan harga cat per kaleng 2 liter, disajikan”. 4. Analysis Analisis
Analisis yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan di antaranya: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik, yang dinyatakan dengan penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar
dengan hubungan bagian-bagian itu. Kemampuan analisis ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu analisis unsur, analisis
hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut: “Siswa akan mampu