Kerangka Pikir Hipotesis PENDAHULUAN
190-191 Inquiry terbimbing yaitu kegiatan belajar mengajar dimana guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkannya pada suatu diskusi, siswa yang belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa dapat
memahami konsep-konsep pelajaran. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pada
pembelajaran ini, siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya, selama proses belajar berlangsung siswa akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan.
Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran Inquiry menurut Trianto 2013: 168-169 yaitu:
1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan Kegiatan Inquiry dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.
Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa di minta untuk merumuskan
hipotesis. 2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses
ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3. Mengumpulkan Data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data
yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik. 4. Analisis Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam
menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses Inquiry yang telah
dilakukannya. 5. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran Inquiry adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Pembelajaran Inquiry menurut Trianto 2013: 344 memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, adapun keunggulannya sebagai berikut :
1. Pembelajaran Inquiry menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran inquiry
ini dianggap lebih bermakna. 2. Pembelajaran Inquiry dapat memberikan ruang peserta didik untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka. 3. Inquiry merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
Kelemahan pembelajaran Inquiry diantaranya yaitu: 1. Jika inquiry digunakan sebagai pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik. 2. Pembelajaran inquiry sulit dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. 3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry ini akan
sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.