Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek Status Gizi

20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 April - 8 September 2015. Dengan sampel sebanyak 70 orang siswa dan siswi pada usia 13-15 tahun dikelas 2. Semua sampel digunakan dan dimasukan dalam pengelohan data. Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin n=70 JENIS KELAMIN Dari 70 sampel terdiri dari laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun. Dari anak yang diteliti memiliki nilai median usia 13 tahun 18 bulan. Dari penelitian tersebut bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Pada penelitian Sarah S tahun 2011 dengan menggunakan sampel sebanyak 73 sampel yaitu terdiri dari laki-laki 42 57,5 dan perempuan 31 42,5 disebutkan bahwa responden lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan. 20 Pada penelitian tahun 2013 dengan menggunakan sampel 150 siswa yaitu terdiri dari laki-laki 75 50 dan perempuan 75 50 disebutkan bahwa sampel pada penelitian tersebut dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama banyak. 27 Dibandingkan dengan penelitia Sarah S pada tahun 2011 dan penelitian ini sangat berbeda sekali, jika penelitian ini sampel lebih banyak perempuan dan jumlah sampel juga berbeda. Jika dibandingkan dengan penelitian Yulni, Hadju V, Virani D pada tahun 2013 dan penelitian ini jumlah total sampel laki-laki dan perempuan sangat jauh berbeda, karena di lihat dari total sampel saja berbeda jauh jumlahnya. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 30 42,9 Perempuan 40 57,1 21

4.2 Status Gizi

Tabel 4.2 Sebaran subyek berdasarkan indikator status gizi BBU, TBU, dan IMTU n=70 BBU, TBU, dan IMTU Dari tabel 4.2 dan terdiri 70 sampel dari indikator status gizi BBU, TBU, dan IMTU didapatkan hasil terbanyak yaitu dalam kategori normal semuanya. Dalam penelitian pada tahun 2014 dikatakan bahwa terdapat status gizi normal 89,09, kurus 1,81, dan gemuk 3,63. 21 Berdasarkan Riset kesehatan dasar 2010 prevalensi status gizi berdasarkan IMT pada usia 13-15 tahun di Provinsi Sulawesi Utara menunjukan angka 0,7 sangat kurus, 5,3 kurus, 90,5 normal, dan 3,4 gemuk. 22 Bahwa terdapat persamaan hasil dengan penelitian ini dan penelitian tahun 2014 dinyatakan banyak yang normal dan yang kurus hanya sedikit 1,81. Dan Riskesdas tahun 2010 menyebutkan berdasarkan indikator IMTU bahwa terdapat 5,3 kurus, angka terebut berbeda sedikit dengan penelitian ini karena dari jumlah sampel saja berbeda dan lingkungan yang berbeda. Indikator Status Gizi Kategori Jumlah n Persentase BBU BB Kurang p5 4 5,7 BB Normal p5-p95 58 82,9 BB Lebih p95 8 11,4 TBU Pendek p5 9 12,9 Normal p5-p95 58 82,9 Tinggi p95 3 4,3 IMTU Kurus p5 4 5,7 Normal p5-p85 50 71,4 Gemuk p85 16 22,9 22 Tabel 4.3 Sebaran indeks antropometri subyek n=70 SEBARAN INDEKS ANTROPOMETRI Indeks Antropometri Jenis Kelamin Nilai Berat badan kg Laki-laki Median min – max 51,4 32,2 – 121,8 Perempuan Median min – max 45,0 34,2 – 74,7 Tinggi badan cm Laki-laki Rata – rata ±SD 161,0 ±9,0 Perempuan Rata – rata ±SD 154,5 6,5 Pada anak laki-laki berat badan BB median 51,4 dan tinggi badan TB rata-rata 161,0 dan pada perempuan terdapat berat badan BB median 45,0 dan tinggi badan TB rata-rata 154,5. Dari penelitian pada tahun 2007 dengan menggunakan sampel pada usia 4-13 tahun terdapat tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar dari pada perempuan di usia 4-13 tahun di wilayah Karawang. Prosedur antropometri yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, berat badan, dan perhitungan indeks masa tubuh. Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan di usia 4-8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 9-11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12- 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan melambat di usia 12-13 tahun. Perbedaan tinggi badan anak laki-laki Karawang sangat terlihat jelas pada usia 10-13 tahun. 23 23

4.3 Asupan Kalsium