Tujuan Hizbut Tahrir KONSEP MAKAR MENURUT HIZBUT TAHRIR INDONESIA

12. Al-Khilafah Sistem Khilafah. 13. Kaifa Hudimat al-Khilafah Persekongkolan Meruntuhkan Negara Khilafah, 14. Nizham al-„Uqubat Sistem Sanksi. 15. Ahkam al-Bayyinat Hukum Pembuktian. 16. Naqdlu al-Isytirakiyah al-Marksiyah Kritik terhadap Sosialis Marxis. 17. At-Tafkiir Membangun Pemikiran. 18. Sur’atu al-Badihah Kecepatan Berpikir. 19. Fikru al-Islami Pemikiran Islam. 20. Naqdlu an-Nadlariyatu al-iltizami fi al-Qawanini al-Gharbiyyah Kritik terhadap Teori Stipulasi Undang-undang Barat. 21. Nida Haar Seruan Hizbut Tahrir Untuk Umat Islam. 22. Siyasatu al-Iqtishadiyatu al-Mutsla Politik Ekonomi yang Agung. 23. Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah Sistem Keuangan di Negara Khilafah. Disamping itu, terdapat ribuan selebaran, buklet dan diktat yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, baik menyangkut ide maupun politik. Cara yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum yang telah dipilih dan ditetapkannya adalah dengan cara politik. Yaitu, dengan menyampaikan semua ide dan hukum kepada masyarakat, hingga mereka mau menerima, mengamalkan, dan turut mengembannya, agar bisa terwujud dalam aspek pemerintahan dan realitas kehidupan. Hal itu merupakan kewajiban yang harus mereka pikul sebagai bagian dari kaum muslim. Itu juga diwajibkan atas Hizbut Tahrir sebagai partai politik Islam, yang anggota-anggotanya terdiri dari kaum Muslim. Dalam mengambil dan menetapkan ide-ide dan hukum-hukum Islam, Hizbut Tahrir hanya bersandar kepada wahyu, yakni al- Qur’an dan as-Sunnah, serta yang ditunjukkan oleh keduanya, berupa ijma’ Sahabat dan Qiyas. Karena, hanya keempat rujukan itu saja yang hujjahnya ditetapkan dengan dalil yang qath’i pasti. 9

D. Logika Makar Hizbut Tahrir Indonesia

Orang bughat adalah orang-orang yang melawan Daulah Islamiyyah, dan mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan, yakni mereka yang memberontak kepada Daulah, menampakkan perlawanannya dengan persenjataan, dan mengumumkan perang terhadap Daulah Islamiyyah. Tidak ada perbedaan dalam hal ini, bagi orang yang melawan khalifah yang adil atau khalifah yang dzalim. Begitu pula tidak ada perbedaan bagi mereka yang menyimpang dalam menakwilkan agama atau menghendaki harta. Sesungguhnya mereka semua adalah bughat selama menampakkan permusuhan di hadapan penguasa Islam. Mereka, bagi khalifah atau wakil khalifah di wilayah tersebut, harus mengirim utusan kepada mereka, dan menanyakan kepada mereka apa yang mereka tidak setujui dari penguasa, jika mereka menyebutkan kedzaliman dari penguasa, penguasa harus segera menghentikan kedzaliman itu. Jika mereka menjawab tidak jelas alasannya, maka utusan tadi harus menjelaskan bukti-buktinya dengan gamblang, dan jika mereka mengalami kesimpangsiuran pemahaman, maka mereka harus diyakinkan bahwa tindakan mereka bertentangan dengan kebenaran, dan seharusnya tidak demikian. Demikian pula, utusan tersebut harus menjelaskan 9 Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir Indonesia, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2014, h.4.