Hasil Penelitian yang Revelan

Pembelajaran IPS memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai. Dalam pembelajaran IPS sesuai dengan kemampuan masing-masing individu siswa biasanya dapat berfikir mengenai persoalan isu-isu sosial. Cara pandang siswa tentang persoalan sosial mempengaruhi pola pikir tentang penyelesaian yang dilakukan. Pembelajaran IPS memiliki beberapa tujuan yang digariskan dalam suatu kurikulum pembelajaran salah satunya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kreatif dan inovatif , mampu berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Solihatin dan Raharjo, 2011:15 Belen dalam Hazar 2011 mengemukakan tujuan dari pembelajaran IPS yaitu mengembangkan tiga keterampilan yang dimiliki siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan berfikir intelektual, sosial dan psikomotor. Keterampilan –keterampilan tersebut muncul dalam diri individu siswa jika pembelajaran IPS dapat dikembangkan dengan baik dan tepat sesuai dengan tujuan yang diharapkan khususnya bagi siswa di tingkat sekolah dasar. Materi yang diberikan pada mata pelajaran IPS di tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Pembelajaran IPS pada kenyataannya, kemampuan berfikir kritis siswa sering mengalami kesulitan karena peserta didik kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya juga kurang percaya diri serta tidak berani mengemukakan pendapat, sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat menstimulus siswa agar siswa dapat belajar secara aktif untuk menyelesaikan soal dengan berbagai cara , berinteraksi dan bekerjasama antar teman. Kemampuan berfikir kritis dalam kehidupan bermasyarakat dapat menolong seseorang untuk menghindari kekeliruan dalam memutuskan hal-hal penting, jelas dan logis. Hal ini sejalan dengan pemikiran Verlinden dalam Liliasari 2005 bahwa penguasaan berfikir kritis dapat membantu warganegara untuk melindungi diri. Berfikir kritis adalah semacam aspek pemikiran yang berhubungan dengan berfikir secara teliti dengan tidak hanya sekedar menerima begitu saja informsi yang diterima akan tetapi berkaitan dengan aktifitas berfikir seperti watak dispotitions, kriteriacriteria, argumen argument, pertimbangan atau pemikiran reasonings, sudut pandang point of view, prosedur penerapan kriteria procedure for applying criteria. Kemampuan berfikir kritis merupakan cara berfikir reflektif dan beralasan yang berfokus penentuan apa yang dipercaya atau dilakukan seperti mengidentifikasi unsur-unsur yang merupakan alasan dari kasus khususnya hubungan sebab akibat, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi. Berfikir kritis dapat berguna untuk secara kritis mengevaluasi apa yang dipelajari di kelas. Berfikir kritis sangat penting dikuasai sebagai generasi penerus bangsa, dengan penguasaan kemampuan berfikir kritis bagi warga negara dapat menghindarkan terjadinya bebabagi konflik sosial. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis bagi siswa dalam proses pembelajaran IPS diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray diprediksi dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga digunakan sebagai salah satu perlakuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS yang dalam hal ini merupakan salah satu tujuan daripada pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray Dua Tinggal Dua Tamu merupakan metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungibertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Model pembelajaran cooperative tipe two stay two stray TSTS dapat meningkatkan aspek kognitif dan aspek afektif siswa dengan cara memberikan suasana belajar diskusi yang menyenangkan, kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif melakukan pertukaran informasi dan materi dengan sesama teman, menyampaikan gagasan kepada teman, menyampaikan jawaban dan pertanyaan terhadap permasalahan diskusi, serta membutuhkan kerjasama dalam kelompok. Dengan kemampuan awal siswa, guru dapat menetapkan dari mana harus memulai pelajaran dan strategi merupakan strategi yang cocok untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS. Lalu selanjutnya diadakan tes akhir, bila hasil pembelajaran IPS sudah meningkat berarti proses pembelajaran melalui pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Penggunaan pembelajaran Two Stay Two Stray dalam proses pembelajaran diduga akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Penggunaan model Two Stay Two Stray ini lebih sesuai dengan mata pelajaran IPS terpadu karena memungkinkan terjadinya kerjasama yang baik untuk saling bertukar informasi , bertukar ide dan membangun keterampilan sosial untuk saling bekerjasama yang baik menyelesaikan tugas diskusi yang diberikan, siswa juga belajar untuk mendengar, mengajukan dan menyampaikan pertanyaan menyelidik kepada temannya sehingga dengan demikian akan dapat meningkatkan keaktifan anak, sehingga dapat meningkatkan keaktifan mereka serta dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Pembelajaran two stay two stray ini diharapkan siswa dapat lebih giat belajar, berkonsentrasi dalam proses pembelajaran termasuk memperhatikan penjelasan guru dan aktif menjawab setiap informasi yang ditanyakan kepada teman sehingga akan tercipta suatu komunikasi yang baik. Siswa terbiasa untuk dapat berbicara dan memberikan dan berbagi pendapat atas materi yang disajikan, dengan demikian kemampuan berfikir kritisnya akan terasah dan sebagai pembandingnya adalah pembelajaran snowball throwing.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16