selanjutnya diadakan tes akhir, bila hasil pembelajaran IPS sudah meningkat berarti proses pembelajaran melalui pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two
Stray sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Penggunaan pembelajaran Two Stay Two Stray dalam proses pembelajaran diduga akan dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
Penggunaan model Two Stay Two Stray ini lebih sesuai dengan mata pelajaran IPS terpadu karena memungkinkan terjadinya kerjasama yang baik untuk saling
bertukar informasi , bertukar ide dan membangun keterampilan sosial untuk saling bekerjasama yang baik menyelesaikan tugas diskusi yang diberikan, siswa juga
belajar untuk mendengar, mengajukan dan menyampaikan pertanyaan menyelidik kepada temannya sehingga dengan demikian akan dapat
meningkatkan keaktifan anak, sehingga dapat meningkatkan keaktifan mereka serta dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Pembelajaran two stay two stray ini diharapkan siswa dapat lebih giat belajar, berkonsentrasi dalam proses pembelajaran termasuk memperhatikan penjelasan
guru dan aktif menjawab setiap informasi yang ditanyakan kepada teman sehingga akan tercipta suatu komunikasi yang baik. Siswa terbiasa untuk dapat berbicara
dan memberikan dan berbagi pendapat atas materi yang disajikan, dengan demikian kemampuan berfikir kritisnya akan terasah dan sebagai pembandingnya
adalah pembelajaran snowball throwing.
Pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu tipe pembelajaran cooperative yang merupakan satu modifikasi dari teknik bertanya sehingga
melatih siswa untuk lebih tanggap menerima dan menyampaikan pesan dari dan untuk orang lain yang dikemas dalam bentuk permainan yang menarik yaitu
dengan saling melemparkan bola salju yang berisi pertanyaan kepada temannya. Antar siswa diajak untuk saling berargumentasi dengan cara membuat pertanyaan
pada suatu kertas dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan teman dengan demikian siswa benar-benar harus siap untuk mengkaji soal-soal yang diberikan
pada masing-masing kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun kerangka pikir yang menghasilkan suatu hipotesis. dimana kerangka pikir mempunyai arti suatu
serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antara konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan digunakan untuk
memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Dalam menjawab permasalahan tersebut didukung oleh bukti-bukti dan menggunakan
kesimpulan tersebut untuk diperlakukan sebagai hipotesis yang baru untuk membuktikan lebih lanjut dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing.
Selanjutnya dijelaskan bahwasanya variabel bebas X dalam penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray dan
variabel terikat Y adalah kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran
IPS. Sejalan dengan uraian di atas untuk memperjelas kerangka pikir digambarkan sebagai berikut.
Diagram Kerangka Pikir
Gambar 1. Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Maka hipotesis dalam penelitian yang penulis buat ini adalah : 1.
Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS antarmodel pembelajaran Two Stay two Stray dan Snowball Throwing dan
antar kemampuan awal tinggi dan rendah bagi siswa kelas V SDN 2 Gedong Air Kecamatan Tanjungkarang Barat bandar Lampung
Kondisi awal siswa
Kelompok kontrol
Kelompok Eksperimen
Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray
Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Snowball Throwing
Post test Post test
Kemampuan berfikir kritis
2. Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS
yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing tanpa memperhatikan kemampuan awal siswa kelas V
SDN 2 Gedong Air Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung 3.
Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang
digunakan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gedung Air kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung
4. Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap
kemampuan berfikir kritis siswa kelas V SD Negeri 2 Gedung Air kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode merupakan suatu faktor penting dalam penelitian untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian terhadap
objek yang diteliti. Metode penelitian adalah suatu jalan atau cara kerja dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis serta menginterpretasikan data.
Surahkmad 1982; 131 berpendapat bahwa metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian
hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu yaitu suatu desain eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol dan
memanipulasi semua variabel secara relevan. Desain ini tidak mengendalikan variabel secara penuh seperti pada eksperimen sebenarnya, namun peneliti bisa
mempertimbangkan variabel apa saja yang tidak mungkin dikendalikan, sumber- sumber kesesatan mana saja yang mungkin ada dalam mengintepretasikan hasil
penelitian Kasiram, 2008: 213, jadi penelitian ini merupakan penelitian yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel secaara relevan. Penelitian ini menggunakan rancangan treatment by level 2 x 2
dengan variabel bebas pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray dan variabel terikat kemampuan berfikir kritis siswa.
Penelitian eksperimen ini menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol, sehingga responden dikelompokkan menjadi dua kelompok,
kelompok pertama adalah kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran IPS terpadu dengan pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two
Stray yang bertujuan untuk melihat dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan berfikir kritis siswa. Selanjutnya untuk melihat
dampak yang muncul pada subjek yang diberikan perlakuan maka diperlukan kelompok lain sebagai kelompok pembanding yang disebut dengan kelompok
kontrol. Kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran IPS terpadu dengan pembelajaran Snowball Throwing. Untuk masing-masing kelompok
eksperimen dan kontrol terdiri dari kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan awal rendah Hal ini
dimaksudkan untuk membuat kedua kelompok atau kelas tersebut memiliki kondisi yang sama sebelum diberikan perlakuan sebagaimana yang direncanakan.
Perlakuan yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat apakah ada perbedaan atau membandingkan nilai rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Berikut tabel desain treatment by level dari penelitian eksperimen ini.
Tabel 3.1. Tabel Desain treatment by level 2x2
Kemampuan berfikir kritis B
Metode Pembelajaran A Model pembelajaran Two
Stay Two Stray A1 Model pembelajaran
Snowball Throwing A2 Tinggi B1
A1B1 A2B1
Rendah B2 A1B2
A2B2 Keterangan
A1 B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi yang belajar dengan pembelajaran Two Stay Two Stray
A2 B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi yang belajar dengan pembelajaran Snowball Throwing
A1 B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah yang belajar dengan pembelajaran Two Stay Two Stray
A2 B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah yang belajar dengan pembelajaran Snowball Throwing.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memanipulasi pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS Terpadu. Penelitian menerapkan
pendekatan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS terpadu yaitu pembelajaran cooperative tipe Two Stay Two Stray untuk melihat pengaruhnya terhadap
kemampuan berfikir kritis siswa kelas V SD pada mata pelajaran IPS Terpadu.
3.2 Variabel Penelitian