Teori Belajar Konstruktivisme Teori Belajar

yang diterima anak ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada diri siswa, sebaliknya proses akomodasi adalah suatu proses dimana struktur kognitif yang sudah dimiliki anak menyesuaikan terhadap informasi baru yang diterima, dan proses penyeimbangan merupakan proses dimana siswa menjaga stabilitas mental dalam dirinya agar dapat terus mengembangkan dan menambah pengetahuannya. Tahap-tahap kognitif mempunyai kaitan yang sangat erat dengan empat karakteristik yaitu 1. Setiap anak pada usia yang berbeda akan menempatkan cara-cara yang berbeda secara kualitatif, utamanya dalam cara berfikir atau memecahkan permasalahan yang sama, 2 Perbedaan berfikir antara anak satu dengan yang lain seringkali dapat dilihat dari cara mereka menyusun kerangka berfikir yang slaing berbeda. Dalam hal ini ada serangkaian langkah yang konsisten dalam kerangka berfikirnya, dimana tiap-tiap anak akan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan usianya, 3 masing-masing cara berfikir akan membentuk satu kesatuan yang terstruktur. Ini berarti pada tiap tahap berfikir tertentu Piaget mengakui bahwa cara-cara berfikir atau terstruktur tersebut pada dasarnya mengendalikan pemikiran yang berkembang, 4 tiap-tiap urutan dari tahap kognitif pada adasarnya merupakan sutau integrasi hierarkis dari apa yang telah dialami sebelumnya Aunurrahaman, 2010:58-59. Kognitif adalah teori yang mendefinisikan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi antar sesama teman serta guru. Implikasi teori perkembangan kognitif piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karean itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak 2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 3. Bahan yang harus dipelajari anak hendakn dirasakan baru tetapi tidak asing. 4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya Winataputra, 2001: 22. Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan pada proses belajar. Proses belajar lebih penting dibandingkan hasil belajar yang tidak hanya sekedar melibatkan hubungan respon dan stimulus melainkan juga proses berfikir yang lebih kompleks. Proses belajar menurut Piaget akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai usianya. Proses belajar juga menurut Piaget harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa, dimana setiap siswa tentunya akan mengalami proses belajar yang tidak sama pada tahap satu dengan tahap lainnya. adapun tahap-tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget, yaitu 1 sensorimotor, dimana anak berhadapan langsung dengan lingkungan dengan menggunakan refleks bawaan mereka, 2 pra-operasional, dimana anak mulai menyusun konsep sederhana, 3 operasi konkret, dimana anak menggunakan masalah didalam pengalaman mereka dan, 4 operasi formal, dimana anak dapat memikirkan situasi hipotesis secara penuh Hergenhahn dan Matthew, 2010:325.

2.1.2.4 Teori Belajar Humanistik

Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal Budiningsih, 2005:68. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Dengan demikian, dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma yang berlaku. Teori humanistik menjelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yanag dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, sehingga disini siswa dituntut untuk mampu mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar sehingga apabila siswa itu telah mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal terhadap diri dan lingkungannya artinya proses belajar itu dianggap berhasil.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan salah satu aktifitas positif yang terjadi pada siswa yaitu suatu perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat dari adanya pengalaman yang diperolehnya sebagai hasil dari praktek dan latihan. Dalam belajar tentunya siswa akan mengalami kesulitan, kesulitan –kesulitan yang dihadapi siswa tersebut dapat disebabkan baik dari dalam diri siswa ataupun dari luar diri siswa. Menurut Slameto belajar siswa dipengaruhi oleh: a. Faktor-faktor intern, yaitu 1. Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu pula, agar seseorang dapat belajar denngan baik haruslah mengusaahakan kesehatan badaannya tetap terjamin. Hendaknya siswa yang mengalami cacat tubuh, belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. 2. Faktor psikologi yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah, perhatian juga berpengaruh dimana untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Minat mempunyai pengaruh besar terhadap belajar, karena bila bahan yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa maka, siswa tidak akan belajar dengan baik. Bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16