32 selalu membuat daftar makanan yang dikonsumsi oleh anak autis dan efek yang
ditimbulkannya. Sebelum melakukan diet makanan, orang tua hendaknya melakukan
persiapan – persiapan yang cukup agar hasilnya maksimal, persiapan tersebut diantaranya adalah :
1. Melibatkan Dokter
Sebelum memulai diet, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter yang selama ini menangani anak autisme. Dokter dapat memberi bantuan, seperti cara
mengevaluasi diet, menentukan hasil yang harus diperoleh, menentukan kemungkinan efek samping, dan menentukan terapi yang dapat diteruskan atau
dihentikan.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Saat ini, perkembangan riset mengenai autisme banyak ditujukan pada gangguan metabolisme. Banyak sekali gangguan metabolisme yang ditemukan
pada anak autisme, seperti gangguan pencernaan, alergi makanan, gangguan kekebalan tubuh, dan ketidakmampuan membuang racun dari tubuhnya. Semua
gangguan ini saling berkaitan dan mengganggu fungsi otak serta mencetus gejala autisme.
Berbagai gangguan metabolisme tersebut bisa diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mencari
gangguan metabolism yang bisa memperberat gejala autisme, bahkan pencetus gejala lain. Sebaiknya, lakukan tes secara keseluruhan karena masing - masing
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
33 hasil tes memiliki korelasi dan saling memperkuat. Berikut ini beberapa
pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan; a.
Pemeriksaan feses Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan gangguan pencernaan, pemeriksaan
adanya jamur, bakteri dan parasit dalam usus, infeksi pada saluran pencernaan, dan keadaan dinding usus sendiri.
b. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan morfin yang terbentuk dari kasein dan gluten, pemeriksaan logam berat , pemeriksaan gangguan fungsi ginjal,
dan infeksi pada saluran kencing. c.
Pemeriksaan darah Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah lengkap, yaitu kimiawi darah,
fungsi hati dan ginjal, alergi makanan, sistem kekebalan tubuh, kadar vitamin, dan logam berat dalam darah yang merupakan indicator adanya keracunan
yang sedang berlangsung. d.
Pemeriksaan rambut Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan kandungan logam berat dan mineral
dalam tubuh. Terutama logam berat, seperti aluminium Al, arsenic As, cadmium Cd, air raksa Hg, timbal Pb, dan antimoni Sb. Logam berat
dalam rambut menunjukkan adanya keracunan kronis selama enam bulan terakhir.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
34
3. Mempelajari kondisi kesehatan anak
Penting bagi orang tua mempelajari kondisi kesehatan anaknya terlebih dahulu sebelum diet makanan yang tepat. Berikut ini beberapa contoh kondisi
kesehatan yang dialami anak autisme. a.
Alergi Makanan Alergi berhubungan dengan sistem imun tubuh. Dinding usus anak
autisme yang bocor atau berlobang menyebabkan terjadinya multiple food allergy atau alergi terhadap jenis makanan. Berupa muntah, diare, bintik
merah pada kulit, pussing, dan pilek. Jika terjadi alergi hebat, dapat mengancam jiwa karena pembengkakan saluran udara.
Efek serius lainnya disebut brain allergy atau alergi yang mengganggu otak. Hal ini terjadi karena pada saat alergi, terjadi pengeluaran zat tertentu
dalam tubuh, seperti histamine yang dapat mengganggu kerja otak. Teori lainnya mengatakan, alergi yang mengganggu saluran pencernaan akan
mengakibatkan pengeluaran zat tertentu dalam pencernaan dan dapat mengganggu kerja otak. Alergi yang mengganggu fungsi otak sangat
mengganggu perkembangan dan perilaku anak. Akibatnya timbul gangguan dalam konsentrasi, emosi, keterlambatan bicara, hingga autisme. Reaksi
alergi tampak dalam satu menit hingga dua jam setelah anak memakan suatu makanan.
Untuk mengetahui kasus alergi pada anak, yang paling akurat adalah dengan tes kulit alergi, pemeriksaan darah. Cara termudah dan termurah
adalah dengan mengawasi terjadinya gejala alergi pada anak. Caranya,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
35 mencatat bahan makanan yang diberikan ke anak pada food diary atau buku
agenda makanan dan menulis reaksi yang muncul. Jika lain waktu anak di beri bahan makanan yang sama dan timbul reaksi lagi maka kuat dugaan anak
alergi terhadap makanan tersebut. Reaksi alergi tampak dalam satu menit hingga dua jam setelah anak makan suatu makanan.
Pemberian obat – obatan terus menerus bukan cara yang baik dalam mengatasi alergi. Yang paling penting adalah menghindari penyebab,
pencetus atau pemicu alergi, yang disebut allergen. b.
Intoleransi makanan Selain alergi makanan, anak autisme juga memiliki kepekaan, sensitive,
atau intoleransi terhadap jumlah makanan. Intoleransi makanan tidak ada hubungannya dengan zat antibody. Umumnya, intoleransi makanan
disebabkan oleh factor genetika, yaitu terjadi mutasi gen yang mempengaruhi proses metabolisme tubuh. Kasus intoleransi makanan yang sering ditemukan
di masyarakat, misalnya tidak tahan susu. Reaksi intoleransi makanan dapat timbul dalam jangka waktu 24 – 72 jam
setelah makanan ditelan. Dapat menimbulkan masalah fisik maupun perilaku seperti pusing, sakit perut, mual, masalah pencernaan, sakit otot di kaki,
infeksi telinga, serangan kejang, mengompol, melamun, merengek, sulit tidur, agresif, meningkatnya gangguan motorik, dan gangguan emosi. Akibat lain
sering tampak adalah lingkaran merah muda atau gelap di mata dan telinga, atau pipi memerah setelah memakan makanan yang tidak cocok dengan
tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
36 Tidak mudah mengetahui makanan yang menjadi pencetus gejala
intoleransi makanan pada anak. Apalagi, jika pada tes alergi pada makanan tertentu didapatkan hasil negatif, artinya secara medis makanan tersebut
bukan allergen dan aman. Oleh karena itu, cara efektif untuk melacaknya adalah dengan mencatat dan mengamati semua yang dikonsumsi anak dan
reaksi yang timbul. Sejumlah anak autisme alergi terhadap anggur, jagung, stroberi, dan apel
merah. Ada juga yang sensitif atau intoleran pada wortel,kepiting, madu, dan putih telur. Namun, ada anak yang gejala autismenya semakin parah setelah
makan kelapa, kacang – kacangan dan daging ayam. Jadi, setiap anak autisme memiliki kondisi yang berbeda – beda.
Baik alergi maupun intoleransi makanan pada anak autisme dapat diatasi dengan melakukan diet eliminasi dan rotasi makanan. Pada diet eliminasi,
hindari sama sekali makanan yang diduga allergen selama dua atau empat minggu. Jika kondisi kesehatan anak membaik, kembalikan makanan tersebut
dalam menunya, dengan tetap mengamati adanya reaksi alergi atau tidak pada anak. Jika ternyata memang menimbulkan reaksi alergi, berarti makanan
tersebut harus dihindari selamanya, atau boleh dikonsumsi sesekali jika akibat dari mengonsumsi makanan tersebut membahayakan jiwa.
Rotasi makanan dilakukan pada makanan yang sedikit sekali tidak akan mencetuskan alergi. Prinsip rotasi makanan adalah memberi anak makanan
sevariatif mungkin. Pennyusunan menu harus dilakukan dengan cermat, agar tidak ada makanan yang dimakan terlalu sering atau banyak.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
37 Untuk mengatasi serangan alergi, bisa ditempuh cara sederhana, yaitu
minum satu gelas air yang telah dibubuhkan satu sendok bubuk vitamin C. jika tidak berhasil konsultasi kepada dokter tentang obat antialergen yang
sesuai. c.
Sindrom enzim phenol sulfo transferase PST Ada dua system detoksifikasi utama dalam tubuh, salah satunya adalah
system sulfasi yang dilakukan oleh sekelompok enzim bernama phenol sulfo transferase. Enzim ini dibutuhkan dalam proses pembuangan racun dalam
organ hati. Anak autisme mengalami kekurangan sulfur pada aliran darah sehingga tidak tersedia ion sulfat yang memadai untuk menjalankan fungsi
enzim PST. Akibatnya, komposisi fenol tidak dapat di buang dengan baik dan terkumpul di otak serta system saraf yang dapat mengganggu kegiatan
neotransmitter. Itulah sebabnya, mengonsumsi makanan yang mengandung fenol dapat berakibat buruk bagi anak autism dengan sindrom PST, baik
tingkah laku, suasana hati, fungsi neurologis, dan pencernaan. Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa sindrom PST terjadi jika anak memiliki
kemampuan rendah yang membuang sisa – sisa fenol karena kekurangan sulfat yang dialaminya.
Gejala anak dengan PST adalah memiliki lingkaran hitam dibawah mata, sering berkeringat dan berbau khas fenol, tubuh lembab, pipi atau telinga
merah, perut kembung, rasa haus berlebihan, dan demam tinggi yang tidak diketahui penyebabnya dengan atau tanpa muntah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
38 Sebaiknya, anak yang mengidap sindrom PST mengurangi makanan yang
mengandung fenol tinggi, seperti pisang, apel ,ubi, pir, sukun, talas dan buah – buahan citrus lainnya. Biasanya, jika dikupas atau dibelah warna makanan
yang mengandung fenol berubah menjadi cokelat karena fenol mudah teroksidasi udara. Obat demam paracetamol juga mempunyai zat sisa fenol
yang seharusnya dibuang jika tidak dibutuhkan lagi. Namun, karena anak tidak mampu membuang fenol tersebut menumpuk di tubuhnya.
Anak dengan phenol sulfo transferase, kekurangan ion sulfat ditubuhnya sehingga membutuhkan suplemen sulfur. Beberapa keuntungan suplemen
sulfur mengandung bahan – bahan MSM methyl sulfonyl methene, asam amino taurin. Ada juga suplemen sulfur melalui kulit, berupa krim oles,
seperti magnesium sulfate cream dan bubuk mandi. Jadi, membuat rotasi makanan dan food diary sangat penting mencegah
terlalu banyaknya asupan fenol dalam menu anak. Jika kasus PST-nya parah, lebih baik menghindari semua makanan fenol. Namun jika PST-nya masih
bisa ditolerir, beri makanan yang mengandung fenol dengan jarak. Misalnya, sepuluh hari sekali makan kentang, lalu sepuluh hari kemudian baru diberi
pisang. Pemantauan orang tua terhadap food diary sangat berguna sebagai dasar evaluasi. Apalagi jika dikonsulkan juga dengan dokter yang merawat
anak. d.
Gangguan Gizi Umumnya, anak autisme mengalami gangguan gizi akibat system
pencernan yang tidak sempurna karena sulit menyerap zat – zat gizi tertentu.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
39 Gangguan gizi juga menyebabkan gangguan pada otak dan system kekebalan
tubuh. Pengaturan makanan, akan sangat membantu memperbaiki kondisi gangguan gizi. Anak autisme mengalami gangguan gizi seperti, kekurangan
seng Zink, kekurangan kalsium, kekurangan magnesium, kekurangan mineral, kekurangan asam lemak omega-3, serat makanan, antioksidan, dan
vitamin lain serta kelebihan tembaga. e.
Gangguan sensori pada aktivitas makan Anak autisme dengan gangguan sensori yang parah, tidak bisa mencium
aroma masakan tertentu. Banyak makanan yang lezat tidak bisa ditolerir oleh anak autisme. Beberapa anak autisme, makan hanya berdasarkan jadwal
mereka juga tidak mampu menakar makanan yang dibutuhkan tubuhnya sehingga jika menyukai suatu makanan, akan memakannya terus dan baru
berhenti jika makanan itu habis, atau dihentikan orang lain. Keluarga diharap bisa memahaminya. Misalnya, menghadapi anak yang
selalu memuntahkan makanannya karena tidak bisa mentolerir tekstur dan rasa, menambah jumlah jenis makanan karena tidak bisa mentolerir tekstur
dan rasa, menambah jumlah jenis makanan yang bisa di tolerir sehingga anak tidak hanya makan itu – itu saja, mengontrol makanan yang disukai sehingga
tidak berlebihan, dan menghadapi amukan anak yang misalnya ingin makan pisang, tetapi inderanya tidak bisa menerimanya. Bonny Danuatmaja, 2005
2.7.1 Melakukan Diet Makanan Secara Bertahap
Dalam melakukan diet, asupan kasein dan glutein jangan diberhentikan secara mendadak. Hal ini menimbulkan penolakan pada anak, salain itu, juga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
40 harus mempertimbangkan efek withdrawal ketagihan yang akan timbul.
Ketika anak autism melakukan diet, ia akan mengalami sakaw atau ketagihan ibarat pecandu narkoba yang tiba – tiba dihentikan narkobanya. Hal itu bisa
memperburuk keadaannya, seperti kontak mata yang sudah tercipta jadi hilang lagi, semakin hiperaktif, mengamuk, bahkan mulai melukai diri
sendiri. Keadaan ini baru reda setelah 2 – 3 minggu. Namun, jangan panic dan berkecil hati karena efek ini normal dan merupakan bagian dari prosedur.
Untuk meringankan efek ini, sebaiknya penghentian asupan kasein dan gluten dilakukan bertahap, agar anak terbiasa dengan pola makanan barunya.
Kasein dan Glutein adalah protein, sedangkan protein merupakan zat gizi yang penting bagi pembentukan sel – sel baru. Menghilangkan asupan kedua
jenis protein ini bisa membuat anak kekurangan protein. Oleh karena itu, ganti asupan proteinnya dengan protein jenis lain, seperti protein hewani yang
terdapat pada daging, serta protein nabati dari kacang – kacangan. Selain mengandung protein, susu sapi juga kaya vitamin dan mineral yang penting
bagi tubuh, seperti vitamin A,B, dan kalsium. Jika anak tidak minum susu sapi dan produk susu lainnya, pastikan mendapat asupan vitamin dan mineral
pengganti, agar tidak kurang gizi sebelum melakukan diet pada anak.
2.7.2 Membuat Rotasi Makanan Biasanya, orang tua pusing memikirkan makanan yang boleh dimakan dan
tidak boleh dimakan dan yang disukai dan tidak disukai anak autisme dalam sehari – hari. Oleh karena itu, pembuatan inventarisasi makanan diperlukan, yaitu
dengan cara menyusun daftar makanan yang aman dan yang disukai oleh anak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
41 autisme. Dari daftar tersebut, nantinya disusun menu keluarga satu bulan yang
memperhatikan rotasi makanan. Manfaat rotasi makanan, pertama untuk mengamati makanan yang berbahaya
bagi anak autisme. Dengan cara melihat reaksinya setelah tiga hari. Jika perilakunya meningkat, seperti tingkah laku hiperaktifnya meningkat, konsentrasi
menurun, bicara tidak terarah, tidak pernah letih dan mengantuk, tangannya bergoyang terus, dan kepalanya dibenturkan ke dinding atau di pukul dengan
tangannya anda bisa memperkirakan dan mencermati makanan yang dimakannya tiga hari yang lalu. Kedua, menjaga agar anak tidak menjadi peka atau alergi
terhadap suatu makanan. Hal ini dikarenakan anak autisme dengan syndrom leaky gut, mudah alergi terhadap makann yang itu – itu saja atau tidak diganti – ganti.
Jika frekuensi pemberian suatu makanan dijaga, tidak mencetuskan alergi. Menghindari makanan atau zat makanan yang menimbulkan alergi selama 2 – 4
bulan secara bergantian. Untuk itu,orang tua harus membuat rotasi semua jenis makanan, termasuk yang sangat disukai anak.
2.7.3 Membuat Food Diary
Salah satu cara mengetahui hubungan antara kesehatan dengan makanan yang dikonsumsi anak autisme adalah dengan cara food diary atau buku agenda
makanan. Buat catatan yang teratur segala makanan minuman yang masuk ke mulutnya setiap hari dan perilaku serta kemampuan yang dicapainya. Catat juga
waktu ketika makananminuman dikonsumsi dan waktu perilaku.Orang tua yang menggunakan food diary bisa mengetahui makanan apa saja yang memberikan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
42 efek buruk pada perilaku, pola tidur, dan keterampilan anak. Dengan begitu, bisa
mengenal makanan yang berbahaya bagi anak. Efek makanan yng dikonsumsi anak tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Jika ada
makanan yang dicurigai hindari kira – kira selama dua minggu untuk melihat efeknya.
Setelah sebulan, Anda dapat melihat pola makan pada anak dan dapat dipertegas dengan riset kecil – kecilan. Agar lebih mudah, sertai pembuatan food
diary dengan melakukan rotasi diet dan mencurigai makanan yang amat disukai anak Prasetyono, 2010
2.7.4 Pemberian Suplemen
Suplemen merupakan bagian dari diet. Dalam diet, menghilangkan beberapa jenis makanan penting dari menu anak, berarti mengurangi pemasukan
vitamin dan mineral ke tubuhnya. Untuk mengurangi kekurangan gizi, diperlukan pemberian suplemen supaya anak tetap sehat. Pemberian obat dan suplemen bagi
anak autisme bersifat sangat individual. Jika dokter menganggap anak memerlukannya, sebaiknya diskusikan dengan orang tua anak. Orang tua harus
mendapat penjelasan manfaatnya, cara mengonsumsi, efek samping yang mungkin terjadi, dan penjelasan lainnya.
Dalam seminar di Jakarta mengenai terapi biomedis, Dr. Woody, seorang pakar autisme, menyebutkan sepuluh jenis nutrisi yang paling dibutuhkan anak
autisme adalah zink, magnesium, kalsium, vitamin B6, fatty acid, vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin B12, dan biotin. Dalam pemberian makanan
tambahan atau suplemen harus dalam pengawasan ahli agar tidak mengganggu
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
43 metabolisme tubuh anak. Berikut ini paparan mengenai berbagai suplemen yang
layak digunakan dalam terapi biomedis dengan dosis yang berbeda – beda setiap anak autisme.
1. Probio gold
Suplemen probiotik untuk mengontrol kelebihan pertumbuhan jamur bakteri patogen, dan virus dari usus. Setiap kapsul terdapat 20 milyar Bakteri
baik dari jenis lactobacillus, bifidium bacterium, dan streptococcus thermophilus.
2. Reduced L – Glutathion lotion