22
Jenis-jenis Nutrien : 1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas : a. Karbohidrat sederhana gula ; bisa berupa monosakarida molekul
tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Juga bisa berupa disakarida molekul ganda, contoh sukrosa glukosa +
fruktosa, maltosa glukosa + glukosa, laktosa glukosa + galaktosa. b. Karbohidrat kompleks amilum adalah polisakarida karena disusun
banyak molekul glukosa. c. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan,
tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi lemak : a. sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan
dengan memberikan 9 kalgr. b. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c. Perlindungan. d. Penyekatanisolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
23 e. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung
dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan. f. Vitamin larut dalam lemak.
3. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin : a.
Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K. b.
Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap harinya.
4. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral
merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
a. Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor. Tiga fungsi mineral :
b. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl ekstraseluler, K, Mg, P intraseluler.
c. Bahan dasar enzim dan protein.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
24
5. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino.
Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein : a.
Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
b. Protein menghasilkan jaringan baru.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan
fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin. d.
Protein sebagai sumber energi.
2.3.1 Nutrisi pada Anak Autisme
Penderita autisme tidak dapat menyerap nutrisi dari usus secara efisien karena penderita autisme mengalami kebocoran kecil dari dinding usus yang
disebut dengan leaky gut syndrome. Ini yang menyebabkan peptide menembus dinding usus, masuk ke aliran darah sehingga menimbulkan efek, seperti opium.
Peptide yang diserap penderita autis berasal dari protein susu kasein dan gandum glutein sehingga dapat mengganggu perkembangan otak dan
memperparah perilaku autistik. Oleh sebab itu anak autisme harus membatasi makanan dengan melakukan diet makanan. pembatasan terhadap makanan yang
dikonsumsi, baik karena menghindari makanan yang memberikan reaksi yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
25 tidak menyenangkan, mengalami peradangan usus, dapat mengakibatkan
kekurangan nutrisi yang penting bagi tubuh mereka. Nutrisi yang berkurang pada anak autisme dapat diganti dengan memberikan suplemen pengganti.
. 2.5 Manfaat Makanan pada Anak Autisme
Makanan anak autisme sama seperti makanan anak pada umumnya, yaitu harus sehat dan memenuhi gizi seimbang, 4 sehat dan 5 sempurna. Hanya harus
diperhatikan bahan – bahan makanannya. Hindari makanan yang di larang dan upayakan diganti dengan bahan makanan lain, tanpa harus kehilangan zat
gizinya. Anak-anak dengan autisme sering memiliki pencernaan yang buruk, fungsi
kekebalan tubuh rendah, dan status gizi kurang, namun mereka sering bisa sangat sensitive terhadap makanan tertentu. Makanan yang harus dihindari
adalah makanan yang mengandung kasein dan glutein, karena makanan yang berbahan kasein dan glutein termasuk protein yang sulit dicerna. Salah satu
cara menghindari makanan tersebut adalah dengan cara melakukan diet makanan yang mengandung bahan makanan yang dihindari oleh anak autisme.
Suryana, 2004 Dengan pemberian diet makanan yang baik dan benar maka akan
berdampak baik pada anak autisme, salah satu dampaknya adalah membantu pencernaan pada anak autisme, meningkatkan penyerapan gizi dan cadangan,
dukungan fungsi otak dan keseimbangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, memelihara pertumbuhan dan perkembangan anak, Gangguan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
26 komunikasi nonverbal, seperti bergumam kata-kata tidak bermakna, nada dan
volume bicara tidak wajar, menarik tangan orang juga berkurang, serta mengurangi perilaku hiperaktif pada anak autisme.
2.5.1 Pentingnya makanan pada Anak Autisme
Dalam berbagai aspek, anak autisme memiliki batasan – batasan untuk membantu diri mereka lebih terkontrol dengan baik. Batasan yang di berikan
bukan hanya dalam hal bermain, beraktivitas, tetapi juga dalam hal makanan. Aspek pengaturan pola makan sedemikian penting bagi anak autisme karena
suplai makanan merupakan bahan dasar pembentuk neurotransmitter. Anak autism sebagian besar mengalami keracunan logam berat, seperti timbale Pb,
merkuriraksa Hg, cadmium Cd, dan stibium Sb. Kontaminasi logam berat berasal dari polusi udara, seperti asap kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar yang mengandung timbale, ikan dari perairan yang tercemar. Logam berat yang masuk ke tubuh akan melakukan pengrusakan, misalnya sel
otak yang sedang berkembang, jika terkena merkuri akan langsung megalami kerusakan. Disamping itu, sebagian besar anak autisme juga mengalami reaksi
alergi dan intoleransi terhadap makanan dengan kadar gizi tinggi. Efeknya, zat – zat makanannya yang seharusnya membentuk neurotransmitter untuk
menunjang kesinambungan kerja system saraf, justru dalam tubuh anak autisme diubah menjadi zat lain yang bersifat meracuni saraf atau neurotoksin.
Mekanisme pencernaan yang tidak sempurna dalam tubuh anak autisme dipengaruhi oleh kondisi flora usus yang tidak seimbang. Kuantitas jamur dan
bakteri yang berlebihan dalam usus mereka membuat sebagian besar anak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
27 autisme mengalami bocor usus atau leaky gut. Kondisi ini semakin
memperburuk kondisi system pencernaan anak autisme, dimana zat makanan yang sebagian besar berbahan dasar gluten dan kasein tidak dapat tercerna
dengan baik oleh usus diubah menjadi asam amino tunggal yang kemudian terbawa masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk pecahan protein yang tidak
sempurna atau di kenal sebagai peptide. Peptide yang diserap penderita autis bisa berasal dari protein susu kasein dan protein gandum glutein. Peptide
kasein di dalam otak akan menjadi casomorphin, sedangkan peptide glutien menjadi gluteomorphin. Peptide inilah yang bersifat meracuni otak anak
autisme ketika bersinergi dengan reseptor opiod dalam otak. Reaksi opioid pada anak autisme dapat menimbulkan reaksi mencandu
serupa pemakai narkoba. Oleh karena itu, bila reaksi opioid ini tidak dihentikan, maka akan menggangu perkembangan saraf otak bahkan secara
lebih spesifik akan mempengaruhi bagian temporal lobes otak yang berfungsi menjaga kesinambungan kemampuan bicara dan pendengaran. Sensitivitas
anak yang tinggi terhadap kasein dan gluten sangat berbahaya bagi perkembangan anak autisme itu sendiri karena dengan takaran1 mg saja, gluten
dan kasein dapat berefek sangat dahsyat sehingga semakin memperburuk symptom autisme bagi anak yang menyandangnnya. Hembing, 2004
Selain ketidakmampuan mencerna protein susu dan gandum, terdapat dugaan bahwa penderita autisme mengalami gangguan metabolisme asam
lemak serta ketidakseimbangan elektrolit dan mineral, serta gangguan produksi sel darah merah dan darah putih. Dalam suatu analisis pada penderita autism
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
28 ditemukan terjadinya gangguan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit
berfungsi mengatur lalu lintas membrane sel dan sangat menentukan zat apa yang boleh masuk dan kelur dari sel Gangguan elektrolit dalam tubuh dapat
menyebabkan gizi tidak dapat masuk pada sel dan racun sulit dikeluarkan. Analisis hematoligi dapat menggungkapkan jumlah sel darah merah dan
sel darah putih pada penderita autisme. Jumlah sel darah merah yang terlalu rendah menyebabakan gangguan suplai otak yang utama adalah oksigen dan
glukosa. Kekurangnan oksigen pada otak menyebabkan ganggguan konsentrasi dan ketidakmampuan berpikir jernih. Kurangnya sel darah putih yang mungkin
dialami anak autisme menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga memudahkan terjadinya serangan infeksi. Gangguan sistem pencernaan dan
peradangan akan muncul karena kekebalan tubuh yang tidak optimal. Makanan siap saji, gula, lemak terhidrogenisasi, monosodium glutamate
atau vetsin sebaiknya tidak dikonsumsi. Anak – anak autisme dengan gangguan perkembangan mental sangat sensitive terhadap makanan – makanan tersebut
Khomsan, 2007
2.6 Jenis – Jenis Makanan Pada Anak Autisme
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tidak semua makanan dapat dikonsumsi oleh anak autisme karena adanya gangguan pencernaan pada anak
autisme, oleh karena itu diet pada anak autisme sangat diperlukan.
2.6.1 Makanan bebas kasein dan gluten
Diet bebas kasein dan gluten ini diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan, diet ini juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autismetic.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
29 Glutein dan kasein berbeda dalam keluarga protein. Gluten berasal dari
gandum – ganduman, misalnya terigu, oat, sedangkan kasein protein berasal dari susu sapi. Keduanya sulit dicerna.
Anak autisme harus menghindari olahan berbahan dasar kedua protein tersebut. Semua yang berasal dari tepung terigu merupakan hasil olahan yang
mengandung gluten, seperti roti, makaroni, spageti, mi, sereal, crackers, tepung panir, ragi, dan bahan pengembang kue. Produk olahan yang mengandung
kasein adalah susu sapi segar, susus bubuk, mentega, keju, cokelat, yoghurt dan eskrim. Mengonsumsi gluten dan kasein akan membuat anak autisme
mengalami gangguan pencernaan lebih menderita. Anak autisme tidak bisa mencerna kasein dan gluten dengan sempurna.
Dalam keadaan normal, sebagian besar protein dicerna menjadi asam amino dan sisanya menjadi peptida. Kasein dan gluten mempunyai kombinasi asam
amino tertentu yang oleh sistem pencernaan anak dengan gangguan autisme tidak bisa dipecah secara sempurna menjadi asam amino tunggal, tetapi masih
dalam bentuk peptida yang secara biologis masih aktif. Peptida yang tidak tercerna tersebut dapat diserap oleh usus halus selanjutnya keluar dari usus
halus dan masuk ke dalam peredaran darah, untuk selanjutnya masuk ke reseptor ‘opioid’ otak. Peningkatan aktivitas opioid akan menyebabkan
gangguan susunan saraf pusat dan dapat berpengaruh terhadap persepsi, emosi, perilaku dan sensitivitas. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian
diet tanpa gluten dan kasein ternyata memberikan respon yang baik terhadap 81 anak autismeme. Sebagai pengganti susu dapat digunakan sari kedelai,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
30 sari almond, dan sari kacang hijau; pengganti terigu dapat digunakan tepung
beras merah, tepung beras, tepung kedelai, tepung tapioka, tepung kentang dan tepung beras.Elvyra, 2010
2.6.2 Makanan bebas ragi dan gula
Sebagian anak autisme juga mengalami masalah di saluran pencernaan seperti diare, sembelit, sakit perut dan kembung. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh pertumbuhan mikroba patogen yang dominan di dalam saluran pencernaannya. Pertumbuhan patogen yang berlebihan di dalam saluran
pencernaan dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas usus atau juga menghambat keluarnya enzim sehingga pencernaan terganggu.
Menghindari konsumsi gula dan ragi, akan mereduksi pertumbuhan patogen didalam saluran pencernaan sehingga masalah di dalam saluran pencernaan yang
terkait dengan patogen dapat menjadi lebih ringan. Makanan hasil fermentasi yang mengandung ragi sebaiknya dihindari seperti roti, vinegar, keju, kecap, dan
produk fermentasi lainnya. Menghindari konsumsi gula dan ragi, akan mereduksi pertumbuhan patogen didalam saluran pencernaan sehingga masalah di dalam
saluran pencernaan yang terkait dengan patogen dapat menjadi lebih ringan. Fruktosa gula buah dapat digunakan sebagai pengganti gula karena
penyerapannya lebih lambat dari gula sukrosa. Selain itu, juga bisa menggunakan sorbitol dan sukralosa. Sukralosa terbuat dari glukosa gula jagung
yang diberi gas klorin hingga membentuk senyawa yang kompleks dan menimbulkan rasa manis di mulut sampai 600 kali gula pasir dan produk dapat
memberi klaim No Sugar. Elvyra, 2010
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 1. Pantangan Makanan Untuk Anak Autisme Makanan Yang Sebaiknya Di hindari
Pengganti
- Pewarna, pengawet, penambah
rasa, makanan kaleng, makanan siap saji, kaldu instant
- Kopi, teh, sirup, coklat,
minuman soda, minuman mengandung kola, alcohol
- Tepung Terigu, havsermouth
oatmeal, Mie instan, semua produk makanan yang
mengandung glutein.
- Susu sapi, keju, es krim dari susu
sapi dan semua produk olahan yang mengandung susu sapi
- Permen, jelly, gula segala
bentuk gula termasuk gula jawa, gula pasir, gula halus dan lain -
lain
- Daging atau telur atau ayam
olahan yang telah diproses dengan menggunakan tambahan
bahan kimia, hormone atau antibiotik
- Buah strawberry, anggur, melon,
jeruk -
Makanan Segar, sayur buncis, kacang polong,
kacang panjang, kol, seledri, wortel, labu, asparagus, bit
- Jus dari buah atau sayuran
segar, teh rempah, bubuk carob pengganti coklat
- Tepung beras, tepung
tapioca, tepung kanji, kentang, beras ketan,
singkong, ubi, beras, merah.
- Susu kedelai, susu dari
kacang almond, susu dari beras. Es krim dari jus buah
segar buatan sendiri
- Madu murni, sirup maple,
sirup dari beras, sebaiknya digunakan dalam jumlah
sangat terbatas.
- Ikan segar, telur dan ayam
kampong
- Buah pir, pisang, pepaya
2.7 Pemberian Makanan Pada Anak Autisme
Penting diperhatikan bahwa pemberian makanan untuk penderita autis bersifat individual. Diet yang diberikan pada satu anak autis belum tentu sama
dengan diet terhadap anak lain yang juga mengalami autis. Sehingga, konsultasi dengan ahli gizi dan dokter anak sangat diperlukan. Orang tua juga hendaknya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
32 selalu membuat daftar makanan yang dikonsumsi oleh anak autis dan efek yang
ditimbulkannya. Sebelum melakukan diet makanan, orang tua hendaknya melakukan
persiapan – persiapan yang cukup agar hasilnya maksimal, persiapan tersebut diantaranya adalah :
1. Melibatkan Dokter
Sebelum memulai diet, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter yang selama ini menangani anak autisme. Dokter dapat memberi bantuan, seperti cara
mengevaluasi diet, menentukan hasil yang harus diperoleh, menentukan kemungkinan efek samping, dan menentukan terapi yang dapat diteruskan atau
dihentikan.
2. Pemeriksaan Laboratorium