28 ditemukan terjadinya gangguan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit
berfungsi mengatur lalu lintas membrane sel dan sangat menentukan zat apa yang boleh masuk dan kelur dari sel Gangguan elektrolit dalam tubuh dapat
menyebabkan gizi tidak dapat masuk pada sel dan racun sulit dikeluarkan. Analisis hematoligi dapat menggungkapkan jumlah sel darah merah dan
sel darah putih pada penderita autisme. Jumlah sel darah merah yang terlalu rendah menyebabakan gangguan suplai otak yang utama adalah oksigen dan
glukosa. Kekurangnan oksigen pada otak menyebabkan ganggguan konsentrasi dan ketidakmampuan berpikir jernih. Kurangnya sel darah putih yang mungkin
dialami anak autisme menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga memudahkan terjadinya serangan infeksi. Gangguan sistem pencernaan dan
peradangan akan muncul karena kekebalan tubuh yang tidak optimal. Makanan siap saji, gula, lemak terhidrogenisasi, monosodium glutamate
atau vetsin sebaiknya tidak dikonsumsi. Anak – anak autisme dengan gangguan perkembangan mental sangat sensitive terhadap makanan – makanan tersebut
Khomsan, 2007
2.6 Jenis – Jenis Makanan Pada Anak Autisme
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tidak semua makanan dapat dikonsumsi oleh anak autisme karena adanya gangguan pencernaan pada anak
autisme, oleh karena itu diet pada anak autisme sangat diperlukan.
2.6.1 Makanan bebas kasein dan gluten
Diet bebas kasein dan gluten ini diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan, diet ini juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autismetic.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
29 Glutein dan kasein berbeda dalam keluarga protein. Gluten berasal dari
gandum – ganduman, misalnya terigu, oat, sedangkan kasein protein berasal dari susu sapi. Keduanya sulit dicerna.
Anak autisme harus menghindari olahan berbahan dasar kedua protein tersebut. Semua yang berasal dari tepung terigu merupakan hasil olahan yang
mengandung gluten, seperti roti, makaroni, spageti, mi, sereal, crackers, tepung panir, ragi, dan bahan pengembang kue. Produk olahan yang mengandung
kasein adalah susu sapi segar, susus bubuk, mentega, keju, cokelat, yoghurt dan eskrim. Mengonsumsi gluten dan kasein akan membuat anak autisme
mengalami gangguan pencernaan lebih menderita. Anak autisme tidak bisa mencerna kasein dan gluten dengan sempurna.
Dalam keadaan normal, sebagian besar protein dicerna menjadi asam amino dan sisanya menjadi peptida. Kasein dan gluten mempunyai kombinasi asam
amino tertentu yang oleh sistem pencernaan anak dengan gangguan autisme tidak bisa dipecah secara sempurna menjadi asam amino tunggal, tetapi masih
dalam bentuk peptida yang secara biologis masih aktif. Peptida yang tidak tercerna tersebut dapat diserap oleh usus halus selanjutnya keluar dari usus
halus dan masuk ke dalam peredaran darah, untuk selanjutnya masuk ke reseptor ‘opioid’ otak. Peningkatan aktivitas opioid akan menyebabkan
gangguan susunan saraf pusat dan dapat berpengaruh terhadap persepsi, emosi, perilaku dan sensitivitas. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian
diet tanpa gluten dan kasein ternyata memberikan respon yang baik terhadap 81 anak autismeme. Sebagai pengganti susu dapat digunakan sari kedelai,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
30 sari almond, dan sari kacang hijau; pengganti terigu dapat digunakan tepung
beras merah, tepung beras, tepung kedelai, tepung tapioka, tepung kentang dan tepung beras.Elvyra, 2010
2.6.2 Makanan bebas ragi dan gula