Anak Tunagrahita Kategori Ringan
16 Kesulitan berpikir abstrak berdampak pada aspek kemampuan
yang lain yang digunakan untuk proses belajar seperti perhatian, ingatan, dan kemampuan generalisasi. Hallahan dan Kauffman dalam
Mumpuniarti, 2007: 17 menyebutkan siswa tunagrahita kemungkinan kesulitan pada empat hal yaitu perhatian, ingatan, bahasa, dan
akademik. Anak tunagrahita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
anak yang mengalami gangguan kognitif apabila dilihat dari kemampuan akademik siswa yang berada dibawah rerata jika
dibandingkan dengan kemampuan akademik yang seharusnya dimiliki oleh anak seusianya. Siswa mengalami kesulitan khususnya dalam
membaca permulaan. 2.
Karakteristik Anak Tunagrahita Kategori Ringan Anak tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang hampir
sama dengan orang lain seusia mereka. Namun ada beberapa aspek yang membedakan anak tunagrahita kategori ringan dengan anak
normal menurut Hunt and Gibby 1979: 76 yaitu pada aspek fungsi intelektual,
perilaku, perkembangan
fisik dan
keterampilan, kemampuan dan persepsi sensoris motorik, ingatan dan rentang
perhatian, kemampuan berbicara dan komunikasi, perilaku social dan kemampuan adaptasi, dan kemampuan akademik.
Secara intelektual, usia mental anak tunagrahita kategori ringan dapat mencapai usia 12 tahun. Mereka memiliki perilaku yang tidak
17 berbeda jauh dengan orang lain seusia mereka namun kemampuan
membaca, menghitung, dan berbahasa mereka lebih rendah. Secara fisik, anak tunagrahita tidak berbeda jauh dengan anak normal
seusianya. Mereka mampu melakukan beberapa aspek koordinasi seperti berlari, berjalan, dan memnajat dengan baik. Perkembangan
kemampuan sensorik-motorik pada anak tunagrahita lebih lambat jika dibandingkan dengan anak normal.
Pada anak tunarahita kategori ringan banyak yang mengalami permasalahan pada kemampuan bicaranya. Kesalahan tersebut
biasanya berupa kesalahan artikulasi. Anak tunagrahita kurang memiliki kemampuan adaptasi seperti kemampuan untuk meniru
situasi sosial. Mereka lebih mudah merasa frustasi, menunjukkan masalahankonflik dalam dirinya, dan kurang memiliki konsep diri.
Selain itu, secara akademik kemampuan anak tunagrahita lebih rendah jika dibandingkan dengan anak normal seusianya.
Mumpuniarti 2007:17 menyebutkan ada tiga karakteristik yang tampak pada anak tunagrahita kategori ringan yaitu:
a. Aspek perhatian mengalami masalah pada fokus dan
pendistribusian dimensi yang dipilih. Hal itu disebabkan karena rentang perhatian hanya sebentar, fokus perhatian yang kacau, dan
pemilihan stimulus yang tidak diperhatikan. b.
Anak tunagrahita kategori ringan memiliki hambatan dalam tahapan input dalam proses pembelajaran. Mereka memiliki
18 kesulitan untuk mengorganisasikan input rangsangan untuk
disimpan dan dipanggil kembali. c.
Anak tunagrahita kategori ringan memiliki hambatan dalam aspek ingatan. Hal itu disebabkan karena ketidakmampuan seleksi
perhatian, ketidakmampuan memfokuskan stimulus yang relevan, kekurangan menstrukturkan pembelajaran, inefisien dalam strategi
pengulangan latihan, ketidakmampuan mengambil keuntungan petunjuk dari lingkungan serta tidak efektif dalam mengalihkan
pengetahuan ke dalam tugas dan situasi baru. Dari karakterstik tersebut dapat dilihat bahwa anak tunagrahita
kategori ringan tidak berbeda dengan anak normal seusia mereka secara fisik. Anak tunagrahita ringan memiliki beberapa faktor dari
dalam diri intrinsik yang menyebabkan mereka tampak memiliki masalah ketertinggalan dalam kehidupan sehari-harinya khususnya
dalam hal pembelajaran. Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan, anak tunagrahita mengalami kesulitan yaitu ingatan dan
rentang perhatian yang pendek. Anak tunagrahita kategori ringan dalam penelitian ini memiliki
karakteristik fungsi intelektual dibawah rerata yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa terutama dalam bidang akademik yang
kurang serta memiliki rentang perhatian dan ingatan yang pendek.