Fokus Masalah Tujuan Penelitian

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Erzählung

Dalam dunia sastra Jerman, Erzählung merupakan bagian dari genre Epik Prosa berserta jenis-jenis karya sastra lainnya seperti Novelle, Roman, Kurzgeschichte, Märchen, Fabel, Skizze , dan Anekdote. Tidak seperti Poesie Gedicht ciri dari genre sastra ini adalah berbentuk teks dan tidak terkait dengan irama, rama, dan kemerduan bunyi. Bahasa yang digunakan dalam Prosa bahasa sehari-hari. Jika diartikan, pengertian yang dekat artinya dengan Erzählung dalam dunia sastra Indonesia adalah narasi, namun hal itu tidak bisa serta merta disebutkan karena penafsiran genre karya sastra Indonesia dan Jerman berbeda. Roman contohnya, jika dilihat dari isinya, Roman Jerman dipadankan dengan novel Indonesia namun tidak bisa sebaliknya. Roman Indonesia berisi tentang riwayat hidup seorang tokoh dari lahir hingga mati, sedangkan Roman Jerman berisi tentang peristiwa-peristiwa spesial atau penting dalam kehidupan tokoh. Prosa Jerman menurut Gigl 2009: 60 dikelompokkan ke dalam tiga kategori menurut bentuknya. Pertama, Kleinere Formen Anekdote, Fabel, Kalendergeschichte, Kurzgeschichte, Schwank, Märchen, Parabel, Legende , yaitu Prosa mempunyai bentuk pendek. Mittlere Formen Erzählung, Novelle, Sage dengan bentuk sedang, sedangkan yang mempunyai bentuk panjang adalah Großformen Epos, Roman. Gigl 2009: 52 mengungkapkan pengertian Erzählung sebagai berikut. 11 Die Erzählung ist eine literarische Gattung, die kürzer als Novelle und Roman, aber länger als die Kurzgeschichte, Erzählung adalah sebuah genre sastra yang lebih pendek dari Novelle dan Roman, tetapi lebih panjang dari Kurzgeschichte. Seperti genre sastra dalam bentuk Prosa lainnya, Erzählung mempunyai unsur intrinsik pembentuk yang membuatnya menjadi sebuah cerita. Namun unsur-unsur tersebut biasanya tidak sekental atau sekuat genre sastra lain. Seperti yang diungkapkan Gigl 2009: 52-53 sebagai berikut. Literarische Erzählungen sind meist in drei Teile gegliedert, in Einleitung, Hauptteil und Schluss. Im Hauptteil findet sich der Höhepunkt. Sie gleichen dem Roman, sie aber viel kürzer. Außerdem bestehen sie nur aus einem Handlungsstrang, es gibt also nur eine Haupthandlung, keine Nebenhandlungen. Sie kommen auch mit weniger Personen aus als der Roman und ereignen sich in einem kürzeren Zeitraum. Anders als Fabel, Parabel und Legende wollen sie keine Lehre vermittleln, anders als der Novelle fehlt ihnen das Leitmotiv und die „unerhörte Begebenheit”. Maksudnya, Erzählung biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pengantar, isi, dan penutup. Pada bagian isi terdapat puncak atau klimaks. Erzählung seperti Roman, tetapi jauh lebih pendek. Erzählung juga hanya terdiri dari satu alur cerita, sehingga hanya ada satu cerita utama, tidak ada alur sampingan. Erzählung juga mempunyai tokoh yang lebih sedikit daripada Roman dan terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Tidak seperti Fabel, Parabel, dan Legende , Erzählung tidak menyampaikan amanat. Tidak seperti Novelle, Erzählung tidak memiliki tema pokok dan peristiwa luar biasa. Sayuti 2000:23 mengungkapkan bahwa unsur-unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra itu sendiri dari arah dalam. Unsur-unsur