26
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f.
Sesuai dengan taraf berfikir siswa: memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Wina Sanjaya 2006: 171 menjelaskan beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, diantaranya: a.
Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tidak digunakan sebagai
alat hiburan,
atau tidak
semata-mata dimanfaatkan
untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar
untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran,
setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan, media yang
digunakan harus
sesuai dengan
kompleksitas materi
pembelajaran, c.
Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa, Karena setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya yang
berbeda maka guru perlu memperhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan
efisien, media yang memerlukan peralatan yang mahalbelum tentu
27
efektif untuk mencapai tujuan tertentu, demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang
dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas penggunannnya. e.
Media yang akan digunakan harus sesuai dengan guru dalam mengoperasikannya, oleh karena itu sebaiknya guru mempelajari
dahulu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan, hal ini perlu ditekankan, sebab guru sering melakukan
kesalahan-kesalahan dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa
belajar malah sebaliknya mempersulit siswa. Menurut wilkinson, 1984: 13 ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni: a.
Tujuan Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. b.
Ketepatgunaan, Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting
dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. c.
Keadaan siswa Media dapat efektif digunakan apabila tidak tergantung dari perbedaan
interindividual antara siswa d.
Ketersediaan
28
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia,
menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi
keperluan siswa dan guru. e.
Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield dan Clark., C. 1998: 62, dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan
kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam
jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat
mempercepat pembelajaran atau tidak. Yahya, Nursidik. 2010, Teknologi Informasi.
Dari penjelasan tentang kriteria-kriteria pemilihan media pembelajaran dan juga prinsip dalam penggunaan media, peneliti memilih
media Buku Pop-up untuk dijadikan media pembelajaran di TK mardi Putera Wonosobo.
29
Peneliti memilih media buku pop-up karena sesuai dengan syarat- syarat media yang di kemukakan dalam kriteria media pembelajaran yang
baik. Buku pop-up diharapkan sangat membantu guru dalam
penyampaian materi yang dapat dikaitkan dengan tema yang sedang diajarkan, karena selain mudah dalam penggunaannya media Buku Pop-up
ini juga dapat digunakan sebagai sarana bermain siswa, sehingga dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa secara langsung
dalam penggunaanya.
3. Pengelompokan Jenis Media Pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran, setiap jenis
atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut, banyak tenaga ahli mengelompokkan atau
membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut, jika kita bedakan dari bentuknya
yaitu: a.
Media Visual Media visual juga di sebut media pandang,karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya.media ini dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
1 Media visual yang tidak diproyeksikan,
2 Media viual yang diproyeksikan, Sri anita, 2010; 7.
30
b. Media audio
Jenis media audio yang dapat di pergunakan di dalam kelas adalah berbagai alat rekaman seperti,open-reel,tape recorder,cassette tape
recorder,piringan hitam,radio atau MP3. c.
Media Audio Visual Yaitu media yang hanya dapat dilihat,kemudian berikutnya di
uraikan tentang media audio,yaitu media yang hanya dapat di dengar.melalui media ini seseorang tidak hanya dapat melihat atau
mengamati sesuatu,melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang di visualisasikan.
d. Media berbasis cetakan,
Azhar Arsyad 2007:87 menjelaskan bahwa materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum di kenal adalah buku teks, buku
penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas, teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu di perhatikan pada saat merancang,
yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
Jenis media pembelajaran jika dilihat dari segi perkembangan teknologi menurut Seels dan Glasgow 1990 yang dikutip oleh Azhar
Arsyad 2010: 33 dibagi kedalam dua katagori luas, yaitu sebagai berikut: a.
Pilihan Media Tradisional, meliputi: 1
Visual diam yang diproyeksikan, seperti: proyeksi opaque tak- tembus pandang, proyeksi overhead, slides, filmstrip.
31
2 Visual yang tak diproyeksikan, seperti: gambar, poster, foto, chart,
grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu. 3
Audio, seperti: rekaman piringan, pita kaset, reel, dan cartridge. 4
Penyajian Multimedia, seperti: slide plus suara tape, multi-image. 5
Visual dinamis yang diproyeksikan, seperti: film, televisi dan video.
6 Cetak, seperti: buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, lembaran lepas hand-out 7
Permainan, seperti: teka-teki, simulasi, permainan papan. 8
Realita, seperti: model, specimen, manipulatif peta, boneka b.
Pilihan Media Teknologi Mutakhir 1
Media berbasis telekomunikasi, seperti: Teleconference, kuliah jarak jauh.
2 Media
berbasis mikroprosesor,
seperti: computer-assisted
instuction CAI, permainan komputer, hypermedia, compact video disc.
Leshin, Pollock Reigeluth yang dikutip Azhar Arsyad 2010:36, mengklasifikasikan media ke dalam 5 kelompok, yaitu:
a. Media berbasis manusia guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan
kelompok, field-strip; b.
Media berbasis cetak buku, penuntun, buku latihan workbook, alat bantu kerja, dan lembaran lepas;
32
c. Media berbasis visual buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,
gambar, transparansi, slide; d.
Media berbasis audio-visual video, film, program slide-tape, televisi; dan
e. Media berbasis komputer pengajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video, hypertext. Kemp Dayton seperti yang dikutip Azhar Arsyad 2010: 37,
mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu a.
Media cetakan, b.
Media panjang, c.
Overhead transparancies, d.
Rekaman audiotape, e.
Seri slide dan filmstrips, f.
Penyajian multi-image, g.
Rekaman video dan film hidup, dan h.
Komputer. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Nana Sudjana Ahmad
Rivai 2010: 3-4, menyebutkan beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
komik, dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
33
b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model, seperti model padat
solid model, model penampang, model susun, model kerja, diorama, dan lain-lain. Ketiga model proyeksi seperti slide, film strip, film,
penggunaan OHP, dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Berkaitan dengan taksonomi media tersebut di atas, dalam penelitian dan pengembangan media ini produk akhir yang dihasilkan
adalah berupa buku Pop-up Cita-citaku, dalam konteks ini media tersebut dikelompokkan ke dalam media 3 dimensi yang berupa media cetak dalam
bentuk model padat, media ini dikemas dalam bentuk buku, pengemasan dalam bentuk buku dimaksudkan agar praktismudah dibawa, mudah
dimiliki dan digunakan oleh siswa dengan harga yang relatif terjangkau.
C. Komunikasi Visual
1. Teori Visual
Belajar merupakan bentuk komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Ada beberapa teori yang melandasi pentingnya komunikasi visual
dalam pembelajaran. Pertama adalah teori Gestalt, Persepsi visual dapat diperoleh dari suatu observasi yang simpel, hal ini dikemukakan oleh Max
Wertheimer. Teori ini menjelaskan bahwa pandangan mata akan mengambil keseluruhan stimuli visual baru kemudian masuk pada tahap
coherent image. Penekanan teori Gestalt pada persepsi visual adalah atensi terhadap
bentuk individual bagaimana menciptakan isi gambar. Teori Gestalt
34
memberi pelajaran bahwa komunikasi visual perlu mengkombinasikan elemen-elemen dasar ke dalam bentuk yang bermakna. Pada umumnya
kita telah paham bahwa sinyal-sinyal non verbal sangat berpengaruh dalam komunikasi, bahkan lebih banyak sinyal non verbal yang akan kita hadapi.
Dalam hal ini alat peragamedia menjadi piranti yang sangat penting yang seyogyanya digunakan dalam proses komunikasi, dalam hal ini kegiatan
belajar-mengajar. Dengan begitu tujuan dari kegiatan komunikasi akan tercapai dengan baik. Jadi tak pelak lagi pesan-pesan visual digunakan
untuk membantu siswa dalam melakukan interpretasi secara akurat terhadap lambang-lambang visual.
Pesan-pesan visual ini akan mempengaruhi sikap-sikap, opini, maupun aspek yang lain. Oleh karena itu perlu adanya kemahiran dalam membaca
pesan-pesan visual. Kedua adalah teori Konstruktivisme, yang dikembangkan oleh Julian Hochberg bahwa mata seorang pengamat
bergerak secara konstan dalam menciptakan suatu citra. Pengamat akan mengkonstruksi hal-hal yang dilihatnya yang kemudian oleh otak akan
dikombinasi sebagai
bentuk keseluruhan.
Ketiga adalah
SemioticsSemiologi yang menyatakan bahwa banyaknya yang diketahui orang merupakan seberapa banyak yang dia lihat. Citra yang dibentuk
lebih banyak ditentukan oleh interes dan hal-hal yang dapat diingat serta dipahami dari suatu apa yang dilihatnya. Teori ini juga mengemukakan
tiga jenis tanda simbol dalam komuniasi visual yakni Iconic signs, Indexical signs, Symbolic signs.
35
Sistem pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi yang berorientasi pada tujuan. Komunikasi visual sudah seharusnya dilakukan
mengingat pesan belajar menyangkut hal-hal yang konkrit terjadi atau ada dalam kehidupan. Keterlibatan secara aktif dalam menangkap pesan visual
merupakan aktivitas mengamati dan bukan sekedar melihat. Lebih lanjut Tversky yang dikutip oleh Dwyer 1978 mengungkapkan bahwa
informasi pesan verbal dan visual dipahami secara berbeda tergantung atas penggunaan informasi yang diperoleh peserta belajar. Menurutnya,
informasi visual akan diubah untuk disimpan dalam bentuk verbal simbolik. Namun ketika informasi ini akan diungkapkan kembali, maka
terlebih dulu diubah dari bentuk verbal simbolik menjadi bentuk visual. Bahasa lisan dan tulisan menurut Astini
Su’udi 1990 merupakan simbol komunikasi verbal. Semestinya penggunaan simbol verbal ini tidaklah
mendominasi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pesan yang akan disampaikan oleh guru dikemas dalam
bentuk gambar. Dalam buku “Basic Visual Concepts and Principles” oleh
Charles Wallschlaeger dan Cynthia Busic-Snyder, dipaparkan bahwa gambar sebagai salah satu bentuk komunikasi, sedangkan menggambar
adalah proses grafis yang menciptakan bentuk dan ruang yang bersifat ilustratif.
Gambar dapat mengekspresikan ide dalam berbagai bentuk. Gambar juga memiliki arti penting dalam metode komunikasi seperti halnya lisan
36
dan tulisan. Dalam bidang seni, arsitektur, dan desain, gambar memiliki berbagai macam fungsi seperti:
a. Mengekspresikan atau memperlihatkan objekdunia yang kita lihat
b. Mendeskripsikan objek dan lingkungannya
c. Sebagai acuan untuk memahami sebuah desain dan problematikanya
d. Memperjelas atau mempertajam kepekaan akan sebuah bentuk
e. Mengklarifikasi ide yang sudah tertulis
f. Mempertahankan dan mengkomunikasikan apa yang telah dimengerti
g. Mengembangkan dan eksplorasi ide secara visual
2. Teori Warna
Menurut Russel 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan
membantu menciptakan sebuah mood suasana hati. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan
berikut: a.
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian. b.
Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna
c. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya
tersebut.
3. Teori Layout
Menurut Frank F. Jefkin 1997 dalam pembentukan layout, digunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: