36
dan tulisan. Dalam bidang seni, arsitektur, dan desain, gambar memiliki berbagai macam fungsi seperti:
a. Mengekspresikan atau memperlihatkan objekdunia yang kita lihat
b. Mendeskripsikan objek dan lingkungannya
c. Sebagai acuan untuk memahami sebuah desain dan problematikanya
d. Memperjelas atau mempertajam kepekaan akan sebuah bentuk
e. Mengklarifikasi ide yang sudah tertulis
f. Mempertahankan dan mengkomunikasikan apa yang telah dimengerti
g. Mengembangkan dan eksplorasi ide secara visual
2. Teori Warna
Menurut Russel 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan
membantu menciptakan sebuah mood suasana hati. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan
berikut: a.
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian. b.
Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna
c. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya
tersebut.
3. Teori Layout
Menurut Frank F. Jefkin 1997 dalam pembentukan layout, digunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
37
a. The law of unity
Semua elemen dalam layout harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak
untuk dilihat. b.
The law of variety
Sebuah layout harus dibuat bervariasi untuk menghilangkan kesan monoton.
c. The law of rythm
Dalam sebuah layout mata pembaca sebaiknya bergerak secara wajar, jadi sebaiknya dimulai sesuau dengan urutan yang ada.
d. The law of balance
Dalam sebuah layout, titik dan garis keseimbangan tidaklah terletak di tengah-tengah, tetapi merupakan ruangan yagn dibagi daerah layout
menjadi kira-kira sepertiga atau dua pertiga bagian. e.
The law of harmony
Sebuah lay out harus dirancang dengan harmonis untuk menghilangkan kesan monoton.
f. The law of scale
Perpaduan warna terang dan gelap akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-
bagian tertentu dalam sebuah layout.
38
Pentingnya penggunaan bahan-bahan visual sebagai sarana komunikasi visual dalam pembelajaran dikemukakan oleh Francis.M.Dwyer sebagai
berikut: 1.
Memudahkan mengkomunikasikan pesan secara tepat dan terstandar. 2.
Menunjukkan ke dalam kelas proses, peristiwa, situasi, materi dan perubahan fase yang tidak mungkin dapat dibawa ke kelas karena
keterbatasan ruang dan waktu. 3.
Menggambarkan, menjelaskan dan memperkuat komunikasi secara lisan, verbal maupun tertulis hubungan kuantitatif, detail yang bersifat
khusus, konsep abstrak dan hubungan yang bersifat ruangan spatial. 4.
Memberikan hal-hal konkrit dalam situasi belajar. 5.
Meningkatkan minat, rasa ingin tahu dan konsentrasi siswa untuk belajar.
6. Memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengamati suatu benda,
proses atau situasi dari berbagai segi yang menguntungkan. 7.
Memberikan umpan balik pembelajaran kepada siswa.
D. Tinjauan Media Buku Pop-up Cita-Citaku
1. Definisi dan Elemen Media Buku Pop-up Cita-Citaku
Menurut Ann Montanaro 2009: 12 buku Pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki
unsur 3 dimensi, sekilas Pop-up hampir sama dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas, walau demikian
origami lebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda
39
sedangkan Pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi
perspektifdimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun sealami mungkin.
Dalam buku Short History of Pop-up Mark Hiner 1989:7 penggunaan buku Pop-up bermula dari abad ke-13, pada awalnya Pop-up
digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib, selama
berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah, hingga abad ke-18 teknik ini mulai diterapkan pada buku
yang dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak. Menurut Robert Sabuda 2009 pop-up book merupakan salah satu
jenis dari movable books . Movable books merupakan buku yang didesain untuk dapat dioperasikan oleh penggunanya yakni dengan diperankan
sesuai dengan isi dan tema yang terdapat dalam materi. Menurut Robert Sabuda 2009. Jenis pop-up books ada bermacam-macam, beberapa
diantaranya adalah transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull- tabs, pop-outs, pull-downs dan sebagainya, beberapa buku Pop-up
mengunakan salah satu jenis, yang lainnya menggunakan lebih dari satu jenis, pencipta dan pendesain buku seperti ini dikenal dengan sebutan
paper engineering. Dalam perkembanganya jenis cerita yang disampaikan dalam buku
Pop-up bisa sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti pengenalan
40
diri, lingkungan sekitar, profesi, cita-cita, hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan keagamaan, hingga cerita imaginer seperti
dongeng, fabel, cerita rakyat, mitos, legenda. Pada penelitian dan pengembangan media ini, definisi oprasional
Buku Pop-up Cita-Citaku yang dimaksud adalah bahan cetakbuku yang berisi gambar yang memiliki unsur 3 dimensi, buku pop-up ini dapat
memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang dapat bergerak
ketika halamannya dibuka atau bagian atasnya digeser bagian yang dapat berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya, hal-hal seperti ini
membuat tema gambar yang ditampilkan lebih menyenangkan dan menarik untuk dinikmati. Media ini dikembangkan untuk siswa Taman
Kanak-Kanak kelompok B dengan pembahasan tentang tema Aku, sub tema Cita-Citaku.
2. Pengembangan Media Buku Pop-up Cita-citaku
Menurut Sells, Barbara B Richey, Rita C 1994: 38. Pengembangan adalah suatu proses penterjemahan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik, kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Dalam mengembangkan suatu media harus memperhatikan prinsip desain
pesan pembelajaran. Desain pesan pembelajaran dimaksudkan agar pesan pembelajaran mudah ditangkap dan dimengerti, yaitu dengan menekankan
pada pemilihan dan penataan elemen-elemen yang ada pada media yang
41
akan dikembangkan, tentunya disesuaikan dengan karakteristik atau perkembangan belajar siswa.
Pada kesempatan ini media yang dikembangkan adalah media berbasis cetak berupa buku pop-up cita-citaku, media cetak merupakan
suatu bahan ajar yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual. Nana Sudjana Ahmad
Rivai 2010: 20, mengemukakan bahwa dalam merancang suatu media pengajaran perlu memperhatikan beberapa prinsippatokan, antara lain:
prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna.
a Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu konteks, jumlah elemen yang lebih
sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan, pesan atau informasi yang panjang harus dibagi ke dalam
beberapa bahan agar mudah dibaca dan mudah dipahami, kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah
terbaca dan tidak terlalu beragam dalam serangkaian tampilan, kalimat-kalimatnya harus ringkas, padat, dan mudah dimengerti.
Prinsip kesederhanaan
yang dijadikan
acuan dalam
mengembangan buku pop-up cita-citaku ini yaitu: penggunaan huruf- huruf dan gambar-gambar yang disesuaikan sehingga lebih menarik,
mudah dibaca dan tidak terlalu sulit dalam menggunakan media ini