peningkatan prevalensi eksaserbasi dan risiko kematian. Tabel di bawah ini menunjukkan klasifikasi keparahan keterbatasan aliran udara pada PPOK.
20
FEV
1
merupakan suatu penilaian yang sangat penting terhadap derajat keparahan PPOK, dimana kegunaannya diperlihatkan oleh berbagai penelitian. Suatu
studi penting dari Fletcher dan Peto yang dilakukan sejak 30 tahun yang lalu dengan mengukur FEV
1
setiap 6 bulan selama 8 tahun yang terdiri dari 792 laki-laki pekerja, didapati penurunan FEV
1
yang progresif dari waktu ke waktu pada pasien PPOK seiring dengan bertambahnya usia.
Pada penelitian oleh Luigi G. Francios et all. menemukan nilai FEV
33 1
secara statistik berhubungan dengan derajat keparahan pada PPOK.
34
Donaldson et al. melaporkan bahwa pasien dengan PPOK berat GOLD derajat III memiliki frekuensi terjadinya eksaserbasi
3,43 per tahun dibandingkan PPOK sedang GOLD derajat II dengan kejadian 2,68 per tahun dimana p = 0.029. PAGGIARO et al. melaporkan, pada pasien dengan FEV1
60 prediksi, dengan rerata dan SD 1,6 ± 1,5 mengalami eksaserbasi per tahun, dibandingkan FEV1 59 - 40 prediksi dengan rerata dan SD 1,9 ± 1,8 yang mengalami
eksaserbasi dan FEV1 40 prediksi dengan rerata dan SD 2,3 ± 1,9 yang mengalami eksaserbasi pada pasien PPOK.
2.1.5. PPOK Eksaserbasi Akut
35
PPOK eksaserbasi akut adalah peristiwa akut yang ditandai dengan memburuknya gejala pernapasan pasien yang melebihi variasi normal sehari-hari dan menyebabkan
perubahan dalam pengobatan.
18
Pasien yang mengalami eksaserbasi akut dapat ditandai dengan gejala yang khas seperti sesak nafas yang semakin bertambah, batuk produktif
dengan perubahan volume atau purulensi sputum. Terkadang dapat juga memberikan gejala yang tidak khas seperti malaise, fatigue dan gangguan susah tidur.
22
Universitas Sumatera Utara
Menurut Roisin gejala klinis PPOK eksaserbasi akut dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala respirasi berupa sesak napas yang semakin bertambah berat, peningkatan volume dan
purulensi sputum, batuk yang semakin sering, napas yang dangkal dan cepat. Sedangkan gejala sistemik ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut nadi serta
gangguan status mental pasien. PPOK eksaserbasi akut merupakan peristiwa penting dalam perjalanan penyakit oleh karena :
22
-Dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang semakin buruk. -Memiliki efek pada gejala dan fungsi paru-paru yang memakan waktu beberapa minggu
untuk pulih kembali dengan pengobatan. -Mempercepat terjadinya penurunan fungsi paru-paru.
-Berhubungan dengan kematian, terutama pada pasien yang membutuhkan rawat inap. -Membutuhkan biaya sosial ekonomi yang tinggi.
Prevalensi terjadinya mortalitas di rumah sakit pada pasien eksaserbasi akut dengan komplikasi hiperkapnia dan asidosis diperkirakan10. Kematian dalam 1 tahun mencapai
40 setelah mendapatkan bantuan alat pernafasan.
18
Penyebab tersering pada eksaserbasi akut adalah infeksi pada saluran pernafasan trakheobronkial virus dan bakteri dan polusi udara, namun sekitar sepertiga kasus
eksaserbasi akut tidak dapat diketahui penyebabnya. Peranan infeksi bakteri pada PPOK eksaserbasi masih kontroversi, tetapi penelitian terbaru menyatakan setidaknya 50
penderita mempunyai populasi bakteri yang tinggi pada saluran nafas bagian bawah.
18
Tingkat di mana terjadinya eksaserbasi sangat bervariasi antara pasien. Prediktor terbaik menilai riwayat peristiwa seringnya eksaserbasi sebelum diobati. Keparahan
eksaserbasi biasanya diklasifikasikan sebagai ringan saat gejala eksaserbasi pernafasan membutuhkan pengobatan inhalasi terhadap pasien, moderat ketika gejala eksaserbasi
pernafasan membutuhkan intervensi medis termasuk pemberian antibiotik dan oral steroid, dan berat saat gejala eksaserbasi pernafasan memerlukan rawat inap.
2
mMRC atau CAT skala direkomendasikan untuk menilai gejala, dengan tingkat mMRC
≥ 2 atau CAT skor ≥ 10 menunjukkan tingkat gejala berat. Cut off ini harus
36,37
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai indikator. Tujuan utamanya adalah untuk memisahkan pasien dengan beban gejala yang berat dari gejala ringan. Ada dua metode untuk menilai resiko
eksaserbasi. Salah satunya adalah metode berbasis populasi menggunakan GOLD Klasifikasi spirometri dengan kategori GOLD 3 atau GOLD 4 menunjukkan risiko berat. Yang lain
didasarkan pada riwayat individu pasien yang mengalami eksaserbasi dua atau lebih pertahun sebelumnya yang menunjukkan risiko berat. Keterangan tentang mMRC, CAT
skala dan klasifikasi spirometri berdasarkan kriteria GOLD sudah dijelaskan sebelumnya. Pada gambar dibawah ini diterangkan bagaimana penilaian kombinasi pengobatan terhadap
PPOK.
Gambar 2.1.5.1. Gabungan penilaian dari PPOK.
18,20
18
Keterangan Gambar 2.1.5.1. Pertama menilai gejala dan menentukan apakah pasien milik kotak sisi kiri dengan gejala sedikit seperti yang
ditunjukkan oleh tingkat mMRC 0-1 atau CAT 10 atau kotak sisi kanan dengan gejala banyak seperti yang ditunjukkan oleh tingkat mMRC 2 atau CAT 10 . Selanjutnya, menilai risiko eksaserbasi untuk
menentukan apakah pasien milik kotak bagian bawah beresiko rendah atau kotak bagian atas beresiko tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode:
1 Menggunakan spirometri untuk menentukan tingkatan GOLD keterbatasan aliran udara
Universitas Sumatera Utara
GOLD 1 dan 2 mengindikasikan risiko rendah, sedangkan GOLD 3 dan 4 menunjukkan risiko tinggi ; atau
2 Menilai jumlah eksaserbasi pasien yang dimiliki sebelumnya dalam 12 bulan nol atau satu menunjukkan risiko rendah, sedangkan dua atau lebih eksaserbasi menunjukkan
risiko tinggi .
18,20
Saat ini, diagnosis eksaserbasi dilakukan secara eksklusif berdasarkan presentasi klinis pasien yang mengeluh terjadinya perubahan gejala akut dyspnea, batuk, dan produksi
sputum yang berada di luar keadaan normal yang bervariasi dari hari ke hari. Penilaian dari suatu eksaserbasi didasarkan pada riwayat penyakit terdahulu dan keluhan klinis yang
memperberat pasien. Kedepannya, dibutuhkan biomarker yang memungkinkan untuk diagnosis dan etiologi yang lebih tepat.
2,18
Tabel 2.1.5.1. Penilaian PPOK Eksaserbasi Akut Berdasarkan Riwayat
Tabel 2.1.5.1. dan 2.1.5.2
Kesehatan.
18
Tabel 2.1.5.2. Penilaian PPOK Eksaserbasi Akut Berdasarkan Tanda- Tanda Keparahan.
18
2.1.6. PPOK Stabil