tahanan gesekan terhadap aliran udara dalam saluran nafas, dalam jumlah kecil yang juga disebabkan karena viskositas jaringan paru.
Parameter yang digunakan untuk menilai kemampuan kerja pernafasan dalam mengatasi kedua resistensi tersebut adalah volume paru, baik volume statis maupun dinamis.
Volume statis menggambarkan kemampuan kerja pernafasan dalam mengatasi resistensi elastik, sedangkan volume dinamik mengukur cepatan aliran udara dalam saluran pernafasan
dibandingkan dengan fungsi waktu yang digunakan untuk menilai kemampuan kerja pernafasan mengatasi resistensi non elastik.
2
Adapun volume dinamis tersebut antara lain:
18
■ Kapasitas Vital Paksa Forse Vital Capacity FVC Pengukuran kapasitas vital yang didapat pada ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat
mungkin. ■ Kapasitas Vital Lambat Slow Vital Capacity SVC
Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap yang dilakukan secara berlahan setelah atau sebelum inspirasi maksimal.
■ Volume Ekspirasi Paksa pada Detik PertamaForce expiration Volume FEV1 Jumlah udara yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasi
maksimal setelah inspirasi maksimal volume udara yang dapat di ekspirasi dalam waktu standar selama pengukuran kapasitas vital paksa.
■ Maximal Voluntary Ventilation MVV Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 2 menit dengan bernafas
cepat dan dalam secara maksimal. Puncak aliran ekspirasi diukur sendiri tetapi tidak dapat diandalkan untuk digunakan
sebagai satu-satunya test diagnostik, meskipun sensitivitasnya baik, namun spesifisitas yang lemah. Kualitas pengukuran spirometri digunakan dalam penilaian perawatan dalam
kesehatan dan semua pelayanan kesehatan yang merawat pasien dengan PPOK harus memiliki kemampuan spirometri.
18
2 .3 . Fibrinoge n
39
2.3.1. Definisi Fibrinogen
Universitas Sumatera Utara
Fibrinogen adalah larutan glikoprotein yang ditemukan dalam plasma, dengan berat
molekul 340 kDa, terdiri dari tiga pasang rantai polipeptida non identik rantai alpha, beta dan gamma, dimana satu sama lain dihubungkan dengan ikatan disulfida. Fibrinogen
memiliki waktu paruh sekitar 100 jam dan disintesa terutama di dalam hati. Sebagai faktor pembekuan, fibrinogen merupakan komponen penting pada sistem pembekuan darah, dan
menjadi prekursor fibrin. Namun, biasanya konsentrasi kadar fibrinogen plasma 1,5 - 3,5 gl, jauh melebihi konsentrasi minimum 0.5-1gl yang diperlukan untuk hemostasis.
Pada studi epidemiologi menunjukkan kadar plasma fibrinogen yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular, termasuk penyakit jantung
iskemik IHD, stroke, penurunan fungsi paru dan thromboembolism. Dimana peningkatan kadar plasma fibrinogen dapat mengaktifkan prothrombotik atau kondisi hiperkoagulasi dan
mengakibatkan risiko stroke dan tromboemboli terutama dalam keadaan seperti fibrilasi atrium AF.
40
40
Hubungan antara hiperfibrinogenemia, aterosklerosis dan trombosis merupakan satu kesatuan yang kompleks. Sebagai proses trombogenesis sangat erat hubungan dengan
pembentukan ateroma atherogenesis. Faktor-faktor thrombogenesis seperti fibrinogen mungkin memainkan kunci penting dalam proses pembentukan lesi aterosklerosis, dengan
efek pada penyakit kardiovaskular. Plasma fibrinogen juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor yang
meningkatkan plasma fibrinogen adalah usia, indeks massa tubuh, merokok, diabetes, pasca menopause, low density lipoprotein LDL kolesterol dan jumlah leukosit. Sebaliknya
berkurang dengan asupan alkohol, aktivitas fisik, meningkatan high-density lipoprotein HDL kolesterol, dan terapi pengganti hormon.
2.3.2. Patofisiologi
41
Fibrinogen memainkan peran penting dalam sejumlah proses fisiopatologis dalam tubuh, termasuk peradangan, aterosklerosis dan trombogenesis. Namun demikian,
pemahaman kita tentang mekanisme kerja dari atherothrombogenesis fibrinogen berbeda- beda. Mekanisme yang ada meliputi infiltrasi fibrinogen ke dinding pembuluh darah, efek
haemorrheologikal karena peningkatan viskositas darah, meningkatkan pembentukan
Universitas Sumatera Utara
agregasi platelet dan trombus. Disamping itu, fibrinogen plasma merupakan acute phase protein
yang disintesa oleh hepatosit dan dilepas dalam jumlah besar ke sirkulasi darah dalam menanggapi stimulasi dari interleukin 6 IL-6. IL-6 mempunyai kemampuan
memodulasi jumlah dan aktivitas sel inflamasi yang penting terhadap proses peradangan dan protease. Dengan demikian, peningkatan konsentrasi fibrinogen, merupakan proses sekunder
terhadap inflamasi atau infeksi yang meningkatkan reaktivitas trombosit.
2.3.3. Fibrinogen dan Peradangan