Diagnosa Dan Penilaian A. Diagnosa
Gejala eksaserbasi pernafasan sering terjadi pada pasien dengan PPOK, ini dipicu oleh infeksi bakteri atau virus, polusi lingkungan atau faktor yang tidak diketahui. Selama
eksaserbasi, sering terjadi kekambuhan peradangan, peningkatan hiperinflasi dan terperangkapnya udara, berkurangnya aliran ekspirasi, dan meningkatnya gejala sesak. Disini
juga terjadi penurunan dari VAQ yang tidak normal, yang dapat mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnia. Kondisi medis lainnya seperti pneumonia, tromboemboli, dan
gagal jantung akut dapat memperburuk eksaserbasi PPOK.
29
2.1.4. Diagnosa Dan Penilaian 2.1.4. A. Diagnosa
Diagnosis klinis PPOK harus dipertimbangkan dalam setiap pasien yang memiliki dyspnea, batuk kronis dan produksi sputum serta riwayat paparan terhadap faktor risiko
untuk penyakit ini. Spirometri diperlukan untuk membuat diagnosa klinis dalam konteks tersebut.
Kriteria spirometri untuk keterbatasan aliran udara ditetapkan setelah pasca- bronkodilator dengan perbandingan rasio FEV1FVC kurang dari 0.70. Kriteria ini
sederhana, independen dari nilai referensi dan telah digunakan dalam berbagai bentuk uji klinis sebagai bukti dasar dari beberapa rekomendasi pengobatan yang digunakan. Meskipun
pasca
18
-bronkodilator spirometri diperlukan untuk diagnosis dan penilaian keparahan PPOK, derajat reversibilitas dari keterbatasan aliran napas misalnya, mengukur FEV1 sebelum dan
sesudah bronkodilator atau kortikosteroid tidak lagi dianjurkan. Gejala karakteristik dari PPOK bersifat kronis dan sesak nafas yang progresif, batuk,
dan produksi dahak. Batuk kronis dan produksi dahak dapat berkembang menjadi keterbatasan aliran napas yang dialami bertahun-tahun. Pada individu, khususnya mereka
yang terpapar faktor risiko PPOK dengan gejala harus diperiksa untuk mencari dasar penyebab dan mengambil tindakan yang tepat.
30
Suatu riwayat kesehatan secara rinci terhadap pasien baru harus diketahui dan diduga memilik PPOK,harus ditanya :
31
• Terpapar dengan faktor risiko • Riwayat kesehatan terdahulu
Universitas Sumatera Utara
• Riwayat keluarga PPOK atau penyakit pernapasan kronis yang lain • Riwayat eksaserbasi PPOK atau rawat inap sebelumnya terhadap gangguan
pernafasan • Adanya komorbiditas
• Dampak penyakit pada kehidupan pasien • Keadaan sosial dan tersedianya dukungan keluarga terhadap pasien
• Kemungkinan untuk mengurangi faktor risiko, terutama berhenti merokok
Meskipun pemeriksaan fisik bagian penting dari perawatan pasien, namun jarang dilakukan untuk diagnosa pasti pada PPOK. Tanda-tanda fisik terhadap keterbatasan aliran
napas pada awalnya tidak signifikan sampai adanya penurunan dari fungsi paru sehinga deteksi ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang relatif rendah.
32