Wilayah Pikiran Psikoanalisis dalam Sastra

dorongan-dorongan naluriah terbentur pada hambatan-hambatan moral yang tidak ditemui pada enam tahun pertama. Remaja laki-laki mulai mengarahkan keinginannya kepada wanita lain daripada ibunya. Sedangkan remaja perempuan masih terikat pada ayahnya sebagai model bagi pilihan objeknya Bertens, 2006: 22.

4. Kecemasan anxiety

Freud dalam Setiowati, Haris, dkk 2009: 458 mengemukakan adanya tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan objektif, neuretik, dan moral. Kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata. Kecemasan neurotik merupakan ketakutan akan mendapat hukuman untuk ekspresi keinginan yang implusif. Selanjutnya, kecemasan moral timbul ketika seseorang melanggar norma-norma yang ada.

5. Mekanisme Pertahanan Ego

Dalam teori tentang psikis, Ego merupakan asal-usul mekanisme pertahanan Barthes, 2006: 34. Pertahanan ego merupakan suatu kondisi yang berusaha melawan sesuatu yang tidak dapat diterima yang berasal dari alam bawah sadar. Perilaku pertahanan ego dapat berwujud pembalikan perasaan secara berlawanan. Itulah penyebab karya sastra banyak memiliki cerita tentang kemunafikan sikap, perilaku, dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh tertentu. Beberapa konsep pertahanan Ego menurut Freud adalah sebagai berikut. a. Proyeksi Pada proyeksi, manusia menempatkan diri pada perasaan atau pemikiran lain dalam diri manusia yang tidak bisa diterima. Sebagai contoh, karena kalah berargumen, seseorang cenderung akan menganggap orang lain bodoh. b. Rasionalisasi Pada rasionalisasi, manusia menghindari perasaan tidak senang dengan menuduh bahwa kekalahan atau kegagalan yang dialami dikarenakan oleh kesalahan orang lain. Manusia cenderung menyalahkan orang lain dan akan menolak untuk menerima perasaan tidak senang atas keterbatasan dirinya. c. Regresi Pada regresi, manusia kembali ke tahap perkembangan yang lebih dahulu. Manusia cenderung akan merengek untuk mendapatkan keinginannya dibandingkan menghadapinya dengan rasional. d. Sublimasi Sublimasi merupakan proses yang mengarahkan energi naluriah dari tujuan seksual ke tujuan-tujuan lebih tinggi, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, agama, dan lain sebagainya.