Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

sekuen adalah suatu ikatan logis utama, saling menyatu satu sama lain oleh suatu hubungan yang berkaitan : suatu sekuen terbuka ketika salah satu istilah tidak memiliki riwayat yang saling berkaitan dan terbentuk ketika salah satu istilah lainnya tidak lagi berurutan secara logis. Kemudian, Schmitt dan Viala 1982 :63 juga menyatakan pengertian sekuen sebagai berikut : une séquence est d’une façon général, un segment de texte qui forme un tout et cohérent autour d’un même centre d’intérêt. Une séquence narrative corresponde à une série de faits représentant une étape dans l’évolution de l’action. sekuen adalah sebuah cara umum, suatu segmen yang terbentuk dan berikatan secara logis pada suatu fokus yang sama. Sebuah sekuen naratif bersesuaian pada suatu urutan yang mewakili sebuah tahap dalam suatu aksi. Secara umum, sekuen dapat diartikan sebagai urutan peristiwa atau serangkaian kejadian yang berkaitan yang ada dalam suatu cerita. Analisis sekuen pada suatu cerita dapat dilakukan berdasarkan urutan peristiwa secara kronologis dan hubungan sebab-akibat urutan logis. Schmitt dan Viala 1982: 27 menjelaskan bahwa dalam satu wacana, sekumpulan sekuen-sekuen tersebut membentuk suatu sekuen yang lebih besar yang memiliki suatu kesatuan makna yang lebih luas. Demikian seterusnya sehigga membentuk satu sekuen maksimal. Untuk menentukan suatu sekuen harus diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Sekuen harus terpusat pada satu titik perhatian yang disebut fokalisasi focalization yang dapat berupa kejadian yang sama, tokoh yang sama, atau ide yang sama. b. Sekuen harus membentuk satu koherensi tempat dan waktu tertentu atau gabungan dari beberapa tempat dan waktu yang tercakup dalam suatu tahapan, misalnya periode, atau serangkaian contoh dan bukti untuk mendukung satu gagasan dan lain-lain. Satuan-satuan peristiwa yang membentuk sekuen dalam sebuah cerita juga mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Barthes dalam Communication 8, 1981: 15 membagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam teks naratif menjadi dua fungsi yaitu fonction cardinal fungsi utama dan fonction catalyse fungsi katalisator. Peristiwa-peristiwa yang bersifat kronologis consecutive, berurutan dan mempunyai hubungan kausalitas atau logis concéquente dinamakan fungsi utama. Fungsi utama merupakan aksi yang mengacu pada cerita, akibat untuk melanjutkan cerita atau menyelesaikan suatu ketidakpastian cerita. Sebagai contoh, peristiwa pertama berderingnya telepon akan menyebabkan peristiwa kedua yaitu menjawab atau mengabaikan dering telepon. Antara peristiwa pertama dan kedua terdapat peristiwa-peristiwa kecil atau pendeskripsian seperti perjalanan tokoh menuju meja telepon, mengangkat telepon, meletakkan rokok, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa inilah yang disebut fungsi katalisator. Peristiwa-peristiwa dalam cerita yang hanya bersifat kronologis tanpa ada hubungan kausalitas dengan peristiwa sebelumnya disebut fungsi katalisator. Kegunaan fungsi katalisator dalam membangun alur cerita sangat lemah, namun bukan berarti tidak berguna sama sekali. Katalisator-katalisator tersebut berfungsi untuk mempercepat, memperlambat, menjalankan kembali cerita, meringkas, mengantisipasi dan kadang-kadang mengecoh atau membingungkan pembaca Barthes, 1981: 16. Jadi, fungsi katalisator dimaksudkan sebagai penghubung peristiwa atau perangsang timbulnya peristiwa. Setelah menentukan sekuen kemudian masing-masing sekuen tersebut diklasifikasikan berdasarkan satuan makna yang memiliki hubungan sebab-akibat hubungan kasual dan bersifat kronologis untuk mendapatkan fungsi utama. Setelah mendapatkan fungsi utama maka baru dapat menentukan alur ceritanya. Jadi alur digunakan untuk menunjukkan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan secara logis. Selanjutnya fungsi-fungsi utama tersebut akan ditempatkan ke dalam lima tahapan sesuai dengan tahapan penceritaan yang dirumuskan Besson 1987: 118 sebagai berikut : Tabel 1: Skema Tahapan Penceritaan Robert Besson Situation initiale 1 Action Proprement dite Situation finale 5 2 L’action se déclenche 3 L’action se développe 4 L’action se dénoue Dalam tabel di atas, la situation initiale merupakan tahap penyituasian atau tahap awal yang melukiskan dan mengenalkan situasi latar dan tokoh dalam cerita. l’action se déclenche merupakan tahap pemunculan konflik yang berisi munculnya masalah-masalah yang menimbulkan konflik. L’action se développe merupakan tahap ketika konflik telah berkembang dan permasalahan rumit yang menjadi inti cerita menjadi meningkat mengarah ke klimaks. L’action se dénoue merupakan tahap klimaks yang berisi konflik yang sudah memuncak dan klimaks cerita dialami tokoh yang berperan sebagai pelaku dan