Teori Belajar yang Melandasi Pengembangan APE Mitigasi Bencana 1. Behavoristik

74 i. Merevisi pembelajaran j. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif Penelitian pengembangan menurut Dick Carey yaitu mengidentifikasi tujuan intruksional standart kompetensi, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik siswa , merumuskan tujuan pembelajaran.

3. Software yang Digunakan dalam Pengembangan APE mitigasi bencana.

APE mitigasi bencana memiliki tampilan fisik yang dapat didesain dengan perangkat lunak software komputer atau perangkat teknologi lainnya. Perangkat lunak yang digunakan adalah perangkat lunak yang memiliki program grafis Corel Draw, Adobe Photoshop dan program pendukung lainnya karena program tersebut memiliki fungsi mengolah material warna, gambar maupun bentuk. Lebih baik apabila mendesain alat permainan edukatif menggunakan komputer atau leptop yang sudah berkapasitas radeon graphics. Program grafis dan komputer jenis radeon graphics sangat membantu dalam penelitian ini.

F. Pengembangan Alat Permainan Edukatif dalam Teknologi Pendidikan

1. Kedudukan APE mitigasi bencana dalam Teknologi Pendidikan Barbara B. Seels Rita C. Richey 1994:25 memaparkan definisi tahun 1994 merumuskan lima bidang garapan domain bagi 75 teknolog pembelajaran, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. B. Seels Rita C. Richey 1994:27-28 menyatakan bahwa hubungan antar kawasan dalam Teknologi Pendidikan bersifat sinergistik. Antar kawasan yang satu dengan yang lain memiliki hubungan yang erat dan bersifat saling melengkapi. Pembahasan tentang pengembangan alat permainan edukatif APE mitigasi bencana merupakan bagian dari domain pengembangan, maksudnya adalah mengembangakan alat permainan yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV agar mudah diterima oleh siswa Sekolah Dasar maka materi kebencanaan disampaikan menggunakan permainan. Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Domain pengembangan sedikitnya mencakup empat kawasan teori dan praktek. Dalam hal ini pengembangan APE mitigasi bencana pada kajian Teknologi Pendidikan merupakan pengembangan dari desain pesan. Barbara Seels 1994: 33 desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Karakteristik desain pesan adalah desain harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Karena Alat Permainan Edukatif yang dirancang digunakan untuk menanamkan konsep siaga bencana. Teknologi pendidikan dalam gerakannya berusaha menyentuh masyarakat dan lapangan yang lebih luas. Menurut Yusufhadi Miarso 1997 dalam peranan kemasyarakatan Teknologi Pendidikan 76 berusaha dengan sungguh-sungguh untuk maksud apa teknik-teknik dan aplikasi-aplikasi yang digunakan. Dalam upaya mengembangkan APE mitigasi bencana di SD Umbulharjo 2, Cangkringan, Sleman. Teknologi Pendidikan harus mampu menunjukkan eksistensinya terhadap permasalahan pendidikan yang ada di SD Negeri Umbulharjo 2, Cangkringan, Sleman terkait pengurangan risiko bencana. Salah satu solusi permasalahan yang ada di SD Negeri Umbulharjo 2 terkait pengurangan risiko bencana adalah mengembangakan Alat Permainan Edukatif APE yang mengintegrasikan materi pengurangan risiko bencana ke dalam permainan dan peraturan APE dan sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Elemen Definisi Teknologi Pendidikan

Elemen definisi teknologi pendidikan yang terbaru adalah definisi teknologi pendidikan 2008 merupakan upaya memperbaiki dan mengupayakan definisi tahun sbelumnya. Definisi teknologi pendidikan tersebut mengandung elemen kunci, diantaranya: Study, Ethical Prctice, Facilitating, Learning, Improving, Perfomance, Creating, Using, Managing, Appropiate, Technological, Processes dan Resources. Prawiladilaga 2012:56 memaparkan kekhasan definisi teknologi pendidikan terletak pada istilah study kajian serta ethical practice terapan atau praktek beretika. Kedua hal tersebut mengatur perilaku teknolog pembelajaran, profesional dan praktisi untuk berperilaku dengan baik. Rujukan apa yang dikaji dirumpunkan dalam istilah learning dan performance. 77 Elemen definisi Teknologi Pendidikan 2008 dapat dilihat pada gambar : Gambar 2. Definisi Teknologi Pendidikan 2008 Elemen kunci definisi Teknologi Pendidikan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Study Teori dan praktik Teknologi Pendidikan didasarkan atas hasil kontruksi pengetahuan terus menerus melalui penelitian dan paraktik reflektif study. Study mengacu pada pengumpulan informasi dan analisis di luar penelitian konsep tradisional. Termasuk di dalamnya penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif ataupun bentuk lain penelitian, seperti analisis kesalahankekurangan, analisis sistem dan evaluasi. Kaitannya dalam penelitian, peneliti melakukan studi lapangan dan studi 78 pustaka guna mengetahui permasalahan yang ada di SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan, Sleman pada tahap awal. 2. Ethical Practice Teknologi Pendidikan sebagai profesi senantiasa memiliki kode etik sebagai landasan praktik. Seperti yang telah dilakukan oleh Asosiasi Internasional – AECT dan Asosiasi Indonesia-IPTPI atas kegiatan pengembangan dan penerapan kode etik. Isi kode etik tersebut secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Komitmen terhadap Individu : proteksi terhadap hak akses bahan-bahan belajar dan usaha untuk menjaga keselamatan dan keamanan dari para profesional. b. Komitmen terhadap masyarakat: kebenaran dan pernyataan publik yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan serta praktik yang adil terhadap mereka yang memberikan pelayanan pada profesi ini. c. Komitmen terhadap profesi: meingkatkan pengetahuan dan keterampilan professional, memberikan penghargaan yang akurat kepada pekerjaan dan gagasan yang dipublikasikan. Dalam penelitian ini sebagai teknolog pendidikan, peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan kode etik yang ada. 3. Facilitating Memberikan kemudahan dengan cara merancang lingkungan, mengorganisasikan sumber-sumber dan menyediakan 79 peralatan yang kondusif untuk mendukung proses pembelajaran sesuai kebutuhan, efektif, efisien, dan menarik. Elemen facilitating dipengaruhi oleh teori belajar kognitif dan kontruktivistik yang berimplikasi terhadap bergesernya paradigma mengajar dan peran teknologis dari pengendalian menjadi memfasilitasi atau mendukung belajar. Terkait penelitian ini, peneliti mengembangkan Alat Permainan Edukatif APE yang bertujuan untuk memfasilitasi siswa Sekolah Dasar kelas IV dalam belajar Mitigasi Bencana agar lebih efektif, efisien dan menarik. 4. Learning Merupakan obyek formal yang menjadi pokok permasalahan yang harus dipecahkan melalui Teknologi Pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran didesain berdasarkan tujuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan oleh dunia nyata. Sehingga berakibat pada pembelajaran yang otentik, disertai tugas menantang, kontekstual, bermakna, simulatif berbasis situasi dan student centered. Terkait penelitian ini, materi yang digunakan adalah enam bencana yang sering terjadi di daerah Cangkringan, sehingga berbasis situasi. Hal ini bertujuan untuk membentuk sikap siap siaga terhadap bencana. 80 5. Improving Mampu membuat kemudahan meyakinkan dan menawarkan pada masyarakat. Improving berarti harus memberikan cara-cara yang terbaik untuk mencapai tujuan yang berharga. Proses improving mengarah pada kualitas hasil produk yang dapat diprediksi. Kemudian hasil produk mengarah pada efektivitas belajar yang dapat diprediksi sehingga pada akhirnya menuju pencapaian kemampuan yang dapat diimplikasi dalam dunia nyata. Dalam penelitian pengembangan Alat Permainan Edukatif APE mitigasi bencana, setelah siswa menggunakan APE mitigasi bencana diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran, nilai mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana lebih dari KKM yang ditentukan, motivasi belajar, serta peningkatan pengetahuan siswa. 6. Performance Kinerja berkaiatan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya. Peningkatan kinerja mengandung makna bukan sekedar meningkatkan pengetahuan knowlage tetapi juga meningkatkan kemampuan yang berguna usable capability. Dalam penelitian ini, siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan- kegiatan yang dapat bermanfaat untuk semakin memahami materi mengenai mitigasi bencana.