Spesifikasi Produk yang Diharapkan
                                                                                24 kesiapsiagaan  dan  keselamatan.  Domain  tujuan  pembelajaran
tersebut sebagai berikut: 1 Pengetahuan pengertian dan kesadaran
Para  siswa  sebaiknya  memperoleh  pengertian  tentang  fakta- fakta  terjadinya  bencana  baik  alam  maupun  non  alam  agar
tercapai  kesadaran  menjaga    alam  serta  kesadaran  bersifat empati terhadap sesama yang mengalami bencana.
2 Sikap Nilai Agar  siswa  menyadari  sikapnya,  keinginannya  dan
kebutuhannya terhadap alam. 3 KeterampilanSkill
Agar  siswa  mengembangkan  kemampuannya  dalam memahami  pra  bencana,  menghadapi  saat  terjadinya  bencana
dan  mengelola  dirinya  memotivasi  diri  pasca  terjadinya bencana.
4 Aksi Partisipasi Siswa  menerapkan  pengetahuan  dan  keterampilannya  agar
dapat mengurangi dampak terjadinya bencana. Terkait  dengan  penelitian  ini,  tujuan  dari  penelitian  ini  adalah
memberikan pengetahuan pengertian dan kesadaran, keterampilanskill serta  aksi  partisipasi  terhadap  bencana.  Memberikan  pengetahuan
pengertian  tentang  pengurangan  risiko  bencana  dengan  menggunakan alat permainan edukatif dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
25 menghadapi bencana. Diharapkan dengan metode bermain dan belajar
dalam permainan ini dapat membuat materi pengurangan risiko bencana yang  disampikan  melalui  APE  mitigasi  bencana  bermakna  sehingga
akan  tersimpan  di  memori  jangka  panjang.  Hal  ini  akan  mewujudkan budaya sadar bencana karena materi yang dipelajari akan menjadi sikap
aksi  berupa  spontanitas  dalam  menanggulangi  bencana  atau menghadapi bencana.
4. Prinsip Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Berdasarkan lima prioritas kegiatan The Hyogo Framework for
Action HFA pada priode 2005-2015 meliputi: a. Memastikan  pengurangan  risiko  bencana  PRB  ditempatkan
sebagai prioritas nasional dan lokal dengan dasar intruksional yang kuat dengan pelaksanaannya.
b. Mengidentifikasi,  mengevaluasi  dan  memonitor  resiko-resiko bencana dan meningkatkan pemanfaatan peringatan dini.
c. Menggunakan  pengetahuan,  inovasi,  dan  pendidikan  untuk membangun suatu budaya aman dan ketahanan pada semua tingkat.
d. Mengurangi faktor resiko dasar. e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana dengan respon yang
efektif  pada  semua  tingkatan.  Memperkuat  kapasitas-kapasitas pada  tingkat  komunitas  untuk  mengurangi  risiko  bencana  pada
tingkat  lokal  dimana  individu  dan  komunitas  memobilisir sumberdaya  lokal  untuk  upaya  mengurangi  terhadap  kerentanan
bencana.
Pendidikan  risiko  bencana  merupakan  implementasi  dari prioritas  ke  tiga  kerangka  kerja  Hyogo  yaitu  menggunakan
pengetahuan, inovasi dan pendidikan sebagai upaya untuk mengurangi kerentanan  terhadap  bencana  dan  menyebarkan  pengetahuan  dan
informasi  yang  relevan  tentang  bencana.  Peran  pendidikan  dalam
26 kerangka  kerja  Hyogo  menjelaskan  pendidikan  pengurangan  risiko
bencana  menggunakan  kunci-kunci  yang  telah  dikembangkan  dalam gerakan  dasawarsa  pendidikan  dan  pembangunan  berkelanjutan  tahun
2005 hingga 2015. Adapun kedudukan penelitian ini dalam Sendai Framework for
Risk  Disaster  yang  diadakan  di  Sendai,  Jepang  merupakan  kelanjutan dari  Hyogo  Frimework  pada  poin  pertama  Sendai  Frimework  yaitu
meningkatkan manajemen risiko fokus terhadap pengembangan IPTEK. Alat  Permainan  Edukatif  APE  mitigasi  bencana  dipandang  sebagai
pengembangan  ilmu  pengetahuan,  APE  mitigasi  bencana  merupakan alternatif  dalam  mengurangi  risiko  bencana  dengan  cara  mengaitkan
materi  pengurangan  risiko  bencana  dengan  teori  bermain.  Menurut Hermana Soemantri 2010:35 ada 7 prinsip dalam menentukan fokus
dan arah pendidikan risiko pengurangan bencana yaitu: 1 Interdisipliner  dan  menyeluruh  holistic;  pembelajaran  untuk
pembangunan  berkelanjutan  terkandung  dalam  keseluruhan kurikulum, tidak harus sebagai mata pelajaran yang terpisah.
2 Berorientasi  nilai:  nilai  dan  prinsip  bersama  mendasari pembangunan  berkelanjutan  menjadi  norma  yang  dianut.  Namun,
dapat diperiksa, didebat, di uji, dan diterapkan dengan adaptasi yang diperlukan.
3 Mengembangkan  pemikiran  kritis  dan  pemecahan  masalah; Membentuk  kepercayaan  diri  dalam  mengungkapkan  dilema  dan
tantangan pembangunan berkelanjutan. 4 Multimetode: Pendekatan di dalamnya memungkinkan pengajar dan
pembelajar  bekerja  sama  untuk  mendapatkan  pengetahuan  dan memainkan  peran  dalam  membentuk  lingkungan  pendidikan
mereka. 5 Pembuat  keputusan  dan  partisipatoris  dimana  peserta  belajar  ikut
serta memutuskan bagaimana mereka akan belajar. 6 Pengaplikasian:  Pengalaman  pembelajaran  terintegrasi  dalam
kehidupan pribadi dan profesional.
27 7 Sesuai  secara  lokal:  Membicarakan  persoalan  lokal  dan  juga
persolalan  global  dengan  bahasa-bahasa  yang  paling  umum digunakan  oleh  pembelajar.  Konsep-konsep  agar  disampaikan
budaya lokal dengan tepat.
Dalam  menentukan  fokus  dan  arah  pendidikan  resiko pengurangan bencana dalam penelitian ini  yaitu , membuat keputusan
dan  partisipatoris  dimana  siswa  ikut  memutuskan  bagaimana  belajar. Langkah awal peneliti sebelum memutuskan merancang APE mitigasi
bencana,  peneliti  melakukan  wawancara  dengan  siswa  kelas  IV  SD Negeri Umbulharjo 2, Cangkringan, Sleman.  Hasil wawancara terkait
media  yang  akan  dibuat  yaitu  diperlukan  media  yang  memudahkan belajar  pengurangan  risiko  bencana,  menyenangkan  dan  tidak
membosankan.  Temuan  tersebut  berkitan  dengan  teori  bermain  dalam dunia  pendidikan.  Peneliti  melakukan  penawaran  kepada  siswa  untuk
mengembangkan Alat
Permainan Edukatif
APE yang
mengintegrasikan  pendidikan  pengurangan  risiko  bencana.  Siswa sangat  antusias,  hal  ini  membuktikan  bahwa  siswa  ikut  memutuskan
bagaimana mereka akan belajar. Prinsip  yang  digunakan  membicarakan  persoalan  lokal  dan
juga  persoalan  global  dengan  bahasa-bahasa  yang  paling  umum digunakan  oleh  siswa.  Konsep-konsep agar disampaikan budaya lokal
dengan  tepat.  Materi  yang  diintegrasikan  ke  dalam  APE  mitigasi bencana    adalah  bencana  alam  yang  sering  terjadi  di  daerah
Cangkringan,  Sleman  yaitu  gunung  meletus,  banjir  lahar  hujan,