131 program yang ideal. Terutama dalam hal media pembelajaran PPRB
pada anak kelas tinggi IV-VI yang masih dinilai belum layak. Berdasarkan kegiatan pengumpulan informasi tersebut, maka
dapat disimpulkan perlu adanya pengembangan produk berupa Alat Permainan Edukatif APE yang memiliki konten Pendidikan
Pengurangan Risiko Bencana kepada siswa kelas IV SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan, Sleman.
2. Diskripsi Kebutuhan Pembelajaran
Produk penelitian pengembangan ini tidak lepas dari rancangan pembelajaran karena produk yang dikembangkan memiliki unsur
pembelajaran di dalamnya. Dengan kata lain, produk penelitian ini disebut Alat Permainan Edukaif APE. Rancangan pembelajaran yang
dikembangkan merupakan pembelajaran yang diintegrasikan ke dalam produk APE mitigasi bencana. Adapun rancangan pembelajaran yang
peneliti kembangkan dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran idealnya diperoleh dari analisa kebutuhan yang benar-benar menguasai adanya suatu masalah
yang pemecahannya melalui pembelajaran Dick and Carey, 2001:19. Oleh sebab itu dalam merancang media pembelajaran
perlu memperhatikan rumusan tujuan pembelajaran umum yang akan ditentukan. Untuk mengetahui dan menentukan apa yang
132 dibutuhkan siswa dan masalah-masalah yang dihadapi siswa
dalam siaga bencana perlu adanya analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui observasi dan
wawancara yang dilakukan pada penelitian pendahuluan. Adapun tujuan dari APE mitigasi bencana adalah APE mitigasi bencana
dalam Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana PPRB berdasarkan pada meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana serta pembentukan sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana.
Tujuan analisis
pembelajaran adalah
untuk mengidentifikasi kompetensi atau keterampilan yang harus
dimiliki siswa. Analisis ini akan menghasilkan diagram tentang kompetensi keterampilan konsep. Dalam APE mitigasi bencana
analisis pembelajaran berupa menuliskan Standar Kompetensi yaitu aspek kompetensi anak yang dicapai dalam permainan ini
adalah: 1 Siswa memahami gejala-gejala sebelum saat dan sesudah
bencana untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Siswa memahami tindakan pencegahan saat dan setelah
terjadi bencana agar tetap siaga dalam mejalani kehidupan ini.
133 3 Siswa dapat memahami tidakan yang tepat setelah terjadi
bencana dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengidentifikasi karakteristik Siswa
Untuk menghasilkan APE mitigasi bencana yang layak diperlukan adanya rancangan dan dikembangkan pada kondisi siswa
sebagai subjek belajar dan komunitas budaya dimana siswa berada. Seorang pakar pembelajaran Reigeluth 1983 mengatakan bahwa
karaktersitik siswa sebagai suatu variabel yang paling berpengaruh dalam strategi pembelajaran.
Sebagai penguatan, dlaam langkah Dick and Carey menempatkan karakteristik siswa sebagai posisi yang amat penting
karena keberhasilan suatu alat permainan edukatif APE yang dipilih untuk keperluan pembelajaran haruslah berpijak pada
karaktersitik siswa. Menurut Dageng 1991 karakteristik siswa adalah aspek-aspek kualitas perseorangan siswa yang telah
dimilikinya. Menganalisis karakterisik siswa bertujuan untuk
mengetahui ciri-ciri perseorangan. Karakteristik siswa yang dijadikan pijakan dalam penelitian dan pengembangan APE
mitigasi bencana adalah siswa kelas IV SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan, Sleman. SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan,
Sleman merupakan salah satu Sekolah Siaga Bencana SSB di
134 Kabupaten Sleman. Sekolah tersebut terletak di Umbulharjo,
Cangkringan yang merupakan kawasan rawan bencana III dan merupakan program desa tangguh bencana Kabupaten Sleman.
Siswa kelas IV didominasi warga Umbulharjo, kondisi tersebut mengakibatkan Siswa akrab terhadap program
Pengurangan Risiko Bencana baik dari pemerintah maupun sekolah. Menurut Hamzah B Uno 2007 karakteristik siswa adalah aspek-
aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar maupun berfikir dan
kemampuan awal. Bentuk karakteristik Siswa Sekolah Dasar kelas tinggi adalah masih menyukai kegiatan bermain sehingga
permiannan ini banyak menggunakan aktifitas bermain. Permainan ini berbentuk papan sehingga gaya belajar yang digunakan dominan
menggunkan gaya belajar visual. Pemilik gaya belajar lain tetap di fasilitasi yaitu dengan memotivasi siswa, sejurus dengan hal
tersebut menurut pendapat Hasrul 2009 menyesuaikan modalitas gaya belajar seseorang dengan orang lain adalah cara sangat baik
untuk menciptakan pengertian dan keakraban. Sebelum permainan dimulain peran pendamping menjelaskan tujuan permainan hal
tersebut untuk memotivasi Siswa. Identifikasi kemampuan awal dalam pengembangan APE
mitigasi bencana berupa tes berbentuk multiple choice berkaitan
135 dengan pengurangan risiko bencana, hal tersebut bertujuan untuk
memperoleh informasi berkenaan dengan kemampuan awal siswa serta karakteristik awal sebelum menggunakan APE mitigasi
bencana. c. Merumuskan Tujuan Performasi
Berdasarkan analisis pembelajaran dan pernyataan tingkah laku awal siswa peneliti perlu merumuskan tujuan khusus,
atau tujuan performasi atau tujuan kinerja. Tujuan performasi adalah diskripsi rinci tentang apa yang akan mampu dikerjakan oleh
siswa setelah mengikuti suatu aturan pengajaran. Bentuk tujuan performasi adalah materi pokok, kompetensi dasar dan indikator
keberhasilan. Tujuan performasi dapat diperoleh dari analisis pembelajaran.
1 Materi Pokok
Materi pokok dipilih tidak terlepas dari Buku Pedoman Pengembangan Garis Besar Isi Materi GBIM Pendidikan
Pengurangan Risiko Bencana yang diterbitkan oleh Konsorium Pendidikan Bencana. Materi pokok yang diambil merupakan
materi bencana yang sering terjadi di daerah dan merupakan materi kelas IV SD. Tidak semua materi pokok dalam
pedoman tersebut diintegrasikan ke dalam APE mitigasi
136 bencana kerana disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan
kebutuhan lapangan. Secara umum materi pokok yang didintegrasikan
meliputi: 1 Tanah Longsor, 2 Kebakaran Hutan, 3 Gempa Vulkanik, 4 Gunung Meletus, 5 Bajir Lahar Hujan, 6
Angin Puting Beliung. Rincian dari materi pokok tersebut ada dalam lampiran. Kemudian materi pokok diolah dan
diintegrasikan ke dalam papan permainan, buku paduan permainan, pertanyaan dalam kartu Siaga Bencana dan
aktivitas bermain dan belajar aturan peraturan. 2 Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Kompetensi dasar yang terkait dengan penelitian
ini yaitu: a Siswa mengetahui gejala-gejala terjadinya bencana.
b Siswa mengetahui tindakan yang benar sebelum dan saat terjadinya bencana.