Model Pengembangan METODE PENELITIAN
101 dilakukan siswa setelah menyelesaikan permainan. Perumusan tujuan
performasi pembelajaran indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan mengenai kemampuan atau perilaku setelah mengikuti suatu
program pembelajaran tertentu. Kemampuan dan perilaku tersebut dirumuskan secara spesifik dan dapat dioprasionalkan sehingga dapat
diamati dan diukur menggunakan tes. Perumusan indikator pencapaian kompetensi digunakan sebagai dasar mengembangkan kisi-kisi tes
pembelajaran. e. Mengembangkan butir tes Develop Creterian-Referenced Test
Berdasarkan tujuan pembelajaran khususindikator kompetensi yang telah dirumuskan, selanjutnya mengembangkan instrumen penilaian
untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah
instrumen harus dapat mengukur performa siswa. Tes acuan patokan disusun secara langsung untuk mengukur tingkah laku yang digambarkan
dalam tujuan. f. Mengembangkan strategi pembelajaran Develop Intructional Strategy
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, dapat ditentukan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Dick
and Carey 2001:189 mengelompokkan kegiatan itu dalam lima
102 komponen yaitu: 1 aktivitas pra belajar, 2 penyajian materi atau isi, 3
partisipasi belajar, 4 penilaian, dan 5 aktivitas lanjutan. Aktivitas pra pembelajaran dilakukan dengan memotivasi siswa, menginformasikan
tujuan pembelajaran dan keterampilan prasyarat pada siswa. Selanjutnya dilakukan materi yang mengkombinasikan belajar dan bermain. Kegitan
ini bukan hanya menjelaskan konsep tentang Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana PPRB, tetapi juga menjelaskan contoh-contoh tiap
konsep. Salah satu komponen yang paling kuat dalam proses permainan ini adalah adanya latihan umpan balik yang ada di bank soal,
mempraktekan kegiatan penyelamatan dan menjelaskan gambar puzzle yang disusun. Sedangkan kegiatan lanjutan meninjau kembali strategi
secara keseluruhan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran. g. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar Develop and Select
Intructional Materials Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka
pengembangan bahan ajar yang dikembangkan adalah materi mitigasi bencana pada Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana PPRB untuk
kelas IV SD. Pengembangan dan pemilihan bahan ajar sesuai dengan konsep materi pembelajaran. Materi yang ada dalam permainan yaitu 6
bencana yang sering terjadi di daerah Cangkringan, Sleman. Untuk itu, agar memudahkan menyampaikan materi pembelajaran untuk kelas IV
103 SD yang masih menyukai aktivitas bermain, diperlukan media yang
menyenangkan, tidak membosankan siswa dan memudahkan belajar. Temuan di Lapangan tersebut berkaitan erat dengan teori bermain dalam
pendidikan. h. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif Design and Conduct
Formative Evaluation Kegiatan merancang design merupakan kegiatan pengembangan
prototipe APE mitigasi bencana. Sedangkan pengembangan terhadap evaluasi formatif dimaksudkan untuk menjelaskan uji coba prototipe
APE, sehingga menjadi layak digunakan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses uji coba berlangsung dengan maksud untuk mendukung
permainan. i.
Melakukan revisi terhadap bahan pembelajaran Revise Instructional.
Langkah akhir dari proses desain pengembangan pembelajaran adalah melakukan revisi terhadap bahan ajarmateri pembelajaran agar sinkron
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan desain pembelajaran dengan APE mitigasi bencana.
104 3. Tahap Validasi dan Revisi
Sebelum dilakukan berbagai uji coba terhadap APE mitigasi bencana yang dikembangkan, terlebih dahulu dibuat suatu rancangan media awal
APE mitigasi bencana tersebut. Rancangan awal masih berupa satu model media yang dicetakdibuat dengan bukan ukuran sebenarnya. Dalam
rancangan ini APE mitigasi bencana dicetak pada kertas HVS dengan ukuran A4.
Hal ini untuk mendapat gambaran awal mengenai rancangan produk, sebelum dilakukan percetakan pada ukuran sebenarnya. Setelah rancangan
awal disetujui oleh dosen pembimbing, selanjutnya rancangan awal terdiri dari papan permainan, berbagai jenis kartu pertanyaan dan pernyataan, bidak
koin dan medali dilakukan validasi desain kepada ahli media untuk menggali komentar, saran dilakukan diskusi dan menyerahkan rancangan produk awal
dengan acuan instrumen evaluasi ahli media. Selanjutnya review juga dilakukan oleh ahli materi ditinjau dari aspek ketetapan materi, aspek
kejelasan materi, aspek kecakupan materi dan aspek keterlaksanaan. Hasil review dari kedua ahli berupa informasi kelayakan produk pengembangan
dan saran-saran expert judgment dijadikan sebagai bahan memperbaiki produk APE mitigasi bencana.
105 4. Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan setelah rancangan APE mitigasi bencana direvisi pada tahap validasi ahli. Uji coba lapangan terbatas
untuk mengetahui apakah media ini layak digunakan dan untuk mengetahui respon siswa dalam skala uji lapangan terbatas yaitu 4 orang
siswa kelas IVa terhadap media yang dikembangkan. Hasil uji coba lapangan terbatas dijadikan landasan untuk merevisi produk APE mitigasi
bencana sebelum uji coba lapangan lebih luas. 5. Uji Coba Lapangan Lebih Luas
Uji coba lapangan lebih luas dilakukan setelah uji coba lapangan terbatas dan merevisi sesuai uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan
terbatas dilakukan siswa kelas IVa berjumlah 8 orang terhadap media yang dikembangkan. Hasil uji coba lapangan lebih luas dijadikan
landasan untuk merevisi produk APE mitigasi bencana sebelum uji coba lapangan operasional.
6. Uji Coba Lapangan Operasional Uji coba lapangan operasional dilakukan setelah uji coba lapangan
lebih luas dan merevisi sesuai uji coba lapangan lebih luas. Uji coba lapangan operasional dilakukan siswa kelas IVa berjumlah 15 orang siswa