Latar Belakang Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan
Universitas Sumatera Utara
pada bayi. ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak usia 0-6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan apapun WHO, 2001. ASI mengandung banyak
faktor kekebalan yang bermanfaat terhadap pencegahan dari berbagai macam penyakit.
Pemberian ASI eksklusif di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya
ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program Peningkatan Pemberian ASI PP-ASI, dan gencarnya
promosi susu formula dan ibu bekerja Arimurti dalam Harahap, 2010. Selain itu, rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif juga
menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan di atas Fuadi, 2011. Di provinsi Sumatera Utara, cakupan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari
tahun 2004-2012 cenderung menurun secara signifikan, hanya pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 10,33 dibandingkan tahun 2007 Dinkes
Provinsi Sumut, 2013. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kejadian ISPA pada bayi. Bayi usia 0 – 11 bulan yang tidak optimal memperoleh ASI eksklusif mempunyai risiko 5 kali lebih besar meninggal karena ISPA
dibandingkan dengan bayi yang memperoleh ASI eksklusif Kartasasmita dalam Harahap, 2010. Di negara-negara berkembang, bayi yang mendapat ASI
eksklusif mempunyai angka kesakitan dan kematian yang bermakna lebih rendah dibandingkan dengan yang diberikan susu formula Suharyono dalam Ariefudin,
Priyantini dan Desanti, 2010. ASI juga terbukti memberikan efek protektif 39,8 terhadap ISPA pada bayi umur 0 – 4 bulan Abdullah dalam Ariefudin, Priyantini
dan Desanti, 2010. Risiko untuk terjadi ISPA pada bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif sebesar 4,59 kali lebih besar dari bayi yang diberikan ASI secara
eksklusif dan ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA Widarini dan Sumasari, 2010.
ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40 - 60 kunjungan pasien berobat di Puskesmas dan 15
- 30 kunjungan pasien berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
karena menderita penyakit ISPA Dirjend PP dan PL, 2012. Di Puskesmas Padang Bulan, Medan, pasien berobat karena ISPA sebanyak 19038 kasus pada
tahun 2011. Kasus ini mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 21536. Dinkes Kota Medan, 2012. Saat ini belum ada penelitian yang meneliti faktor
apa yang menyebabkan tingginya kasus ISPA di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa
puskesmas tersebut merupakan satu-satunya puskesmas di kecamatan Medan Baru dengan populasi penduduk yang padat dan diketahui banyak pasien yang
berkunjung ke puskesmas tersebut karena mengalami ISPA. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
“Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan ”