Universitas Sumatera Utara 5.1.5. Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Pada penelitian ini dapat diketahui besar kejadian ISPA berdasarkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini Tabel 5.4. Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif ISPA
Total Ya
Tidak n
n n
Ya 18
56,3 14
43,7 32
100
Tidak
56 82,4
12 17,6
68 100
Dari Tabel 5.4. didapati bahwa bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih banyak mengalami ISPA sebanyak 56 orang 82,4 sedangkan yang tidak
mengalami ISPA hanya 12 orang 17,6.
5.1.6. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi usia 0-12 bulan. Data
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini 5.5. Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA
ASI Eksklusif
ISPA Total
RP P
Value Ya
Tidak N
N n
Ya 18
18 14
14 32
32 0,006
Tidak
56 56
12 12
68 68
1,5
Total 74
74 16
16 100
100
Dari Tabel 5.5. dapat diketahui bahwa secara keseluruhan terdapat 74 bayi 74 yang mengalami ISPA sedangkan 16 bayi lainnya 16 tidak mengalami
ISPA. Dari 32 bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami ISPA sebanyak 18 orang
Universitas Sumatera Utara
18. Terdapat 68 orang bayi yang tidak diberi ASI ekslusif dan 56 bayi 56 diantaranya mengalami ISPA.
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05 α=5 diperoleh nilai p p value sebesar 0,006 p0,05, maka
Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada bayi di Puskesmas Padang Bulan,
Medan. Berdasarkan penelitian ini juga dapat dihitung besar rasio prevalens
sehingga diperoleh besar risiko pemberian ASI eksklusif, bahwa pada bayi yang tidak diberi ASI eksklusif 1,5 kali lebih besar mengalami ISPA dibandingkan
dengan bayi yang diberi ASI eksklusif.
5.2. Pembahasan
Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 orang. Mayoritas responden tidak diberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 68 bayi 68 dan pernah
mengalami ISPA sebanyak 74 bayi 74. Hal yang sama terjadi pada penelitian Noorhidayah 2013 dengan responden berjumlah 188 bayi, 65,4 diantaranya
tidak diberi ASI eksklusif dan 64,4 pernah mengalami ISPA. Begitu juga dengan penelitian Okto 2010 dengan responden berjumlah 157 bayi, 76,4
diantaranya tidak diberikan ASI eksklusif dan 79,6 pernah mengalami ISPA. Penelitian pada 154 bayi oleh Ariefuddin dan kawan-kawan juga menunjukkan
hal yang sama dengan jumlah responden 154 bayi, 52,3 tidak diberi ASI eksklusif dan 100 pernah mengalami ISPA.
Penelitian ini menunjukkan bayi yang diberi ASI eksklusif 32 dan yang tidak diberi ASI eksklusif 68. Dapat diartikan bahwa pemberian ASI eksklusif
pada bayi lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak diberi ASI eksklusif. Diketahui banyak hal yang mempengaruhi alasan ibu tidak memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, diantaranya ibu bekerja atau memliki kegiatan sosial lainnya yang membuat ibu sibuk dan merasa tidak sempat memberikan ASI,
rendahnya produksi ASItidak keluarnya sama sekali ASI dari payudara,