30 1.
Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek anak haruskan untuk melompat-lompat.
2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan
kebersamaan. 3.
Dapat mentaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati bersama. 4.
Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya.
5. Anak menjadi kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh
para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda atau tumbuhan yang ada disekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka lebih
kreatif menciptakan alat-alat permainan. Kesimpulan dari permainan engklek dan perkembangan motorik kasar ini
adalah kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek anak haruskan untuk melompat-lompat mengasah kemampuan bersosialisai dengan
orang lain dan mengajarkan kebersamaan dapat mentaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati. Permainan engklek melath anak untuk mengembangkan
kecerdasan logika anak dalam melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya dan anak menjadi kreatif.
C. Karakteristik Motorik Kasar Anak Usia 5 – 6 Tahun
Pemilihan suatu metode pembelajaran tentunya ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai oleh anak, untuk mengembangkan motorik anak guru dapat
menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cedera dan menyesuaikan dengan karakteristik anak TK. Memilih metode pembelajaran
31 yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu metode yang akan
dipilih harus memungkinkan anak bergerak dan bermain karena gerak adalah unsur utama pengembangan motorik. Bambang Sujiono, dkk 2007: 3.22
berpendapat bahwa karakteristik motorik kasar anak usia 5 – 6 tahun ialah mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi, melempar dan menangkap
bola, berjalan di atas papan titian, berjalan berbagai variasi, memanjat, berlari dan melakukan senam bervariasi.
Pendidik harus memperhatikan dalam memberikan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangannya dan karakteristik peserta didik. Depdiknas
2007: 5 menyatakan bahwa karakteristik perkembangan fisik motorik kasar adalah berdiri di atas salah satu kaki selama 5 – 10 detik, menaiki dan menuruni
tangga dengan berpegangan dan berganti kaki, berjalan mundur, berjalan pada garis lurus, berjalan mundur, bermain bola yang melambung dengan mendekap ke
dada dan mendorong. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
motorik kasar anak usia dini guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikan dengan karakteristik
anak TK, untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Sebagaimana pendapat Bambang Sujiono, dkk 2007: 3.22
karakteristik motorik kasar anak usia 5-6 tahun mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi, melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian,
berjalan berbagai variasi, memanjat, berlari dan melakukan senam bervariasi. Dengen demiian, setiap anak memiliki potensi untuk berkembang sehingga