Penggolongan Inflasi Tingkat Inflasi

2.1.2.1 Penggolongan Inflasi

Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi. Menurut Boediono 1998:162 penggolongan pertama didasarkan atas parah atau tidaknya inflasi tersebut. Dalam hal ini inflasi dapat dibagi atas: 1. Inflasi ringan dibawah 10 pertahun 2. Inflasi sedang antara 10 - 30 pertahun 3. Inflasi berat antara 30 - 100 pertahun 4. Hiperinflasi di atas 100 pertahun Penggolongan yang kedua adalah berdasarkan penyebab awal dari inflasi tersebut. Atas dasar ini dapat dibedakan dua macam inflasi, yaitu: 1. Inflasi yang timbul karena adanya permintaan masyarakat akan berbagai barang yang terlalu kuat, dan di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh. Apabila kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, maka kenaikan permintaan tidak akan mendorong kenaikan produksi. Dalam keadaan ini maka kenaikan permintaan akan mengakibatkan kenaikan harga-harga barang, dan bila ini terjadi secara terus menerus maka akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Inflasi semacam ini disebut dengan demand pull inflation. 2. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Inflasi ini terjadi akibat pergeseran kurva penawaran aggregate. Dalam kondisi ini, tingkat penawaran lebih rendah dibandingkan dengan tingkat permintaan. Akibat dari mahalnya biaya produksi maka pihak produsen terpaksa mengurangi hasil produksinya Universitas Sumatera Utara yang mengakibatkan penawaran total terus menurun. Inflasi ini disebut dengan cost push inflation. Akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output tidak mengalami perbedaan, namun dari segi volume output GDP riil terdapat perbedaan. Dalam kasus demand pull inflation, terdapat kecenderungan untuk output GDP riil mengalami kenaikan bersama-sama dengan kenaikan harga umum. Besar kecilnya kenaikan output ini tergantung kepada elastisitas kurva aggregate supply semakin mendekati output maksimum maka kurva semakin tidak elastis. Sebaliknya, dalam kasus cost push inflation kenaikan harga-harga barang diikuti dengan penurunan omset penjualan barang kelesuan usaha. Harga Harga S D H D Q Q Output Q Q Output Gambar 2.1 Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation Sumber: Boediono 1998:163 Universitas Sumatera Utara Perbedaan lain dari kedua proses inflasi ini yaitu terletak pada urutan dari kenaikan harga. Pada demand pull inflation kenaikan harga barang akhir output mendahului kenaikan harga barang-barang input dan harga-harga faktor produksi. Sebaliknya pada cost push inflation, kenaikan harga barang-barang input dan harga- harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang-barang akhir output. Kedua macam inflasi ini sangat jarang dijumpai dalam praktek yang dalam bentuknya yang murni. Pada umumnya inflasi yang terjadi dilapangan merupakan kombinasi antara kedua macam inflasi tersebut, atau seringkali keduanya berhubungan saling memperkuat satu sama lain. Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal terjadi nya inflasi. Inflasi berdasarkan penggolongan ini dapat dibedakan yaitu: 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation Inflasi yang berasal dari dalam negeri muncul akibat dari perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam melakukan kebijakan-kebijakan nya. Inflasi ini biasanya timbul misal karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen gagal, dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di negara-negara yang mempunyai hubungan perdagangan dengan negara tersebut. Kenaikan harga barang impor yang masuk ke dalam negeri secara langsung dapat mengakibatkan naiknya indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang yang dikonsumsi merupakan barang Universitas Sumatera Utara impor, dan secara tidak langsung naiknya barang impor yang masuk ke dalam negeri dapat menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin impor yang belum dapat diproduksi di dalam negeri sendiri. Penggolongan inflasi juga dapat dilihat berdasarkan intensitasnya, yaitu creeping inflation dan hyper inflation. Creeping inflation adalah inflasi yang terjadi akibat laju pertumbuhan yang berlangsung secara lambat. Sedangkan, hyper inflation merupakan inflasi yang sangat berat yang timbul akibat dari naiknya harga-harga barang secara umum yang berlangsung sangat cepat, yang dapat mengakibatkan rusaknya struktur perekonomian negara.

2.1.2.2 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampak Inflasi