impor, dan secara tidak langsung naiknya barang impor yang masuk ke dalam negeri dapat menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari
berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin impor yang belum dapat diproduksi di dalam negeri sendiri.
Penggolongan inflasi juga dapat dilihat berdasarkan intensitasnya, yaitu creeping inflation
dan hyper inflation. Creeping inflation adalah inflasi yang terjadi akibat laju pertumbuhan yang berlangsung secara lambat. Sedangkan, hyper inflation
merupakan inflasi yang sangat berat yang timbul akibat dari naiknya harga-harga barang secara umum yang berlangsung sangat cepat, yang dapat mengakibatkan
rusaknya struktur perekonomian negara.
2.1.2.2 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampak Inflasi
Menurut Isabella Hutasoit 2009, adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi yaitu:
1. Pemerintah berambisi untuk menguasai sumber-sumber ekonomi dalam jumlah
besar yang seharusnya dapat diberikan kepada pihak swasta. 2.
Adanya efek phisikologi di kalangan masyarakat, seperti isu devaluasi yang menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang melonjak drastis.
3. Berbagai golongan dan pelaku ekonomi berusaha untuk memperoleh tambahan
pendapatan yang lebih besar dengan cara menaikkan tingkat produktivitas mereka.
4. Adanya kebijakan pemerintah yang dapat memicu kenaikan harga
Universitas Sumatera Utara
5. Adanya pengaruh alam yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan harga,
seperti kemarau panjang yang mengakibatkan kegagalan permintaan. 6.
Adanya pengaruh inflasi dari luar negeri, seperti meningkatnya harga barang- barang impor atau bahan-bahan baku yang belum sanggup diproduksi di dalam
negeri. Laju tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan lemahnya struktur
perekonomian suatu negara, bahkan akan merusak struktur ekonomi. Dampak dari inflasi yang sangat luas bukan semata-mata hanya karena masalah ekonomi, tetapi
juga merupakan masalah sosial-politik. Adapun dampak yang ditimbulkan inflasi adalah:
1. Equity effect
Equity effect merupakan dampak inflasi yang mempengaruhi pendapatan.
Seseorang yang memiliki pendapatan yang tetap akan mengalami kerugian dengan adanya inflasi, demikian juga dengan hal nya orang yang menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang kas akan mengalami kerugian karena adanya inflasi. Hal ini dikarenakan turunnya pendapatan riil yang diterima oleh orang
tersebut sebesar laju inflasi yang sedang terjadi, sehingga daya beli menjadi lemah. Sebaliknya, mereka yang mendapatkan keuntungan dengan adanya
inflasi merupakan pihak-pihak yang memperoleh pendapatan lebih tinggi dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang menyimpan
kekayaan bukan dalam bentuk uang kas dimana nilainya naik dengan persentase
Universitas Sumatera Utara
yang lebih besar dari laju inflasi. Inflasi di satu pihak seakan-akan berfungsi sebagai pajak, dan dipihak lainnya inflasi berfungsi sebagai subsidi.
2. Efficiency effect
Efficiency effect merupakan dampak inflasi yang mempengaruhi alokasi faktor
produksi, dimana terjadi perubahan alokasi faktor produksi melalui kenaikan permintaan terhadap berbagai macam barang tertentu. Perubahan tersebut terjadi
karena permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan lebih besar daripada permintaan barang lain, yang akan mendorong peningkatan produksi terhadap
barang tersebut. Peningkatan produksi ini pada akhirnya akan mengubah pola alokasi produksi menjadi lebih efisien.
2.1.3 Tabungan