19
Siswa yang mengikuti keterampilan boga diharapkan dapat menguasai kompetensi yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Berikut
disajikan tabel standar kompetensi dan kompetensi dasar keterampilan Boga kelas VIII:
Tabel 1. Silabus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VIII
Sem No. Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
G A
N J
I L
1. Mengapresiasi karya teknologi
pengolahan Mengenal produk pengawetan
nabati Mengapresiasi
fungsi pengawetan
bahan nabati
yang diasinkan 2.
Menerapkan teknologi
pengolahan Merencanakan prosedur kerja
pengawetan bahan mentah nabati dengan diasinkan
Melakukan proses pengawetan bahan mentah nabati dengan
diasinkan Membuat kemasan produk
pengawetan
bahan nabati
melalui pengasinan sehingga siap dipamerkan dan dijual
G E
N A
P 1.
Mengapresiasi karya teknologi pengolahan pengawetan bahan
makanan dikeringkan Mengenal
produk hasil
pengawetan bahan hewani yang diasinkan
Mengapresiasikan fungsi
pengawetan bahan hewani yang diasinkan
2. Menerapkan
teknologi pengolahan pengawetan bahan
makanan Merencanakan prosedur kerja
pengawetan bahan mentah hewani dengan cara diasinkan
Melakukan proses pengawetan bahan mentah hewani dengan
cara diasinkan Membuat kemasan produk
hasil pengawetan bahan hewani
yang diasinkan
sehingga siap dipamerkan dan dijual
20
Selain kelas VIII, kelas IX juga mengikuti keterampilan pengolahan boga. Tabel dibawah ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar
keterampilan pengolahan boga di SMP Muhammadiyah 1 Muntilan kelas IX. Tabel 2. Silabus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IX
Sem No.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
G A
N J
I L
1. Mengapresiasi karya teknologi
pengolahan dengan
pengawetan Mengenal
berbagai hasil
pengawetan bahan
nabati dikeringkan
Mengapresiasikan ketrampilan teknik
pengawetan bahan
nabati yang dikeringkan 2.
Menerapkan teknologi
pengolahan dengan
pengawetan Merencanakan prosedur kerja
pengawetan bahan mentah nabati
dengan cara
dikeringkan Melakukan proses pengawetan
bahan mentah nabati dengan cara dikeringkan
Membuat
kemasan hasil
pengawetan bahan
nabati yang dikeringkan sehingga
siap dipamerkan dan dijual
G E
N A
P 1.
Mengapresiasikan karya
teknologi pengolahan Mengenal
berbagai hasil
pengawetan bahan hewani yang dikeringkan
Mengapresiasikan keterampilan
teknik pengawetan bahan hewani
yang dikeringkan 2.
Menerapkan teknologi
pengolahan Merencanakan prosedur kerja
pengawetan bahan hewani dengan cara pengeringan
Melakukan proses pengawetan bahan
mentah dengan
pengeringan Membuat kemasan produk
hasil pengawetan bahan hewani
yang dikeringkan
sehingga siap dipamerkan dan dijual
21
C. Kajian Model Evaluasi 1.
Komponen Evaluasi 4 Level
Model evaluasi 4 level ini dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick. Model 4
level ini cocok digunakan untuk mengevaluasi suatu pelatihan. Ide-ide Kirkpatrick
ini muncul pertama kali pada tahun 1959 pada jurnal Training and Development,
yang kemudian diterbitkan dalam buku Evaluating Training Program pada tahun
1975 Endang Mulyatiningsih, 2011:119. Model evaluasi ini diangkat dari teori evaluasi belajar yang terdiri dari 4 level
yaitu reaction, learning, behavior and result. Tahap-tahap evaluasi juga dilakukan
secara berurutan sesuai dengan alur belajar yang dialami oleh seseorang Endang Mulyatiningsih, 2011:119.
Hal-hal penting yang diukur pada setiap tahap evaluasi Kirkpatrick adalah:
Endang Mulyatiningsih, 2011:119-121
a. Reaction
Tahap pertama evaluasi dimulai dengan mengambil data reaksi peserta terhadap program pelatihan. Reaksi ini dapat diukur dengan apa yang dipikirkan
oleh peserta, tingkat kepuasan peserta dan keinginan-keinginan yang belum dapat dipenuhi oleh penyelenggara program. Reaksi yang diberikan dapat
bersifat positif dan negatif. Reaksi positif sangat mendukung keterlaksanaan program. Sedangkan reaksi negatif dapat memberi umpan balik untuk
memperbaiki program yang diselenggarakan. Pada tahap ini, peneliti akan mengevaluasi tentang beberapa hal yang
mendukung program, yaitu: 1 Reaksi peserta didik terhadap program pembelajaran keterampilan boga
22
Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dan pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan peserta didik untuk belajar.
Karena tujuan utama dari pembelajaran adalah belajarnya para peserta didik. Keberhasilan seorang pengajar dalam mengajar dan efektifitas pembelajaran
ditandai dengan adanya proses belajar dari peserta didik sendiri. Banyak yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah
lingkungan Munir, 2008:151. Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau
proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata. Pembelajaran tidak hanya di satu tempat saja seperti sekolah, tetapi bisa dilakukan dibanyak
tempat lain. Pembelajaran juga tidak hanya terdiri dari satu orang saja, tetapi banyak orang yang terlibat didalamnya, seperti pengajar dan anggota keluarga
Munir, 2008:152. Pada dasarnya pembelajaran meliputi tentang pertanyaan-pertanyaan apa,
siapa, bagaimana, mengapa dan seberapa baik atau seberapa jauh. Pertanyaan apa berkaitan dengan materi pembelajaran yang diajarkan oleh pengajar.
Pertanyaan siapa berkaitan dengan pelaku yang terlibat dengan kegiatan pembelajaran. Pertanyaan bagaimana berkaitan dengan strategi, metode, cara
atau kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pertanyaan mengapa berkaitan dengan alasan dilakukannya kegiatan pembelajaran. Sedangkan pertanyaan
seberapa baik atau seberapa jauh berkaitan dengan penilaian kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan Munir, 2008:152-153.
23
2 Kesesuaian materi yang diajarkan dengan kurikulum yang berlaku Pada dasarnya, materi pembelajaran merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari silabus, yaitu perencanaan, prediksi, dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Secara garis
besar, dapat diartikan bahwa materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka
memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran ini menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan rangkaian kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksaaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Standar tersebut haruslah sesuai dengan SK Standar
Kompetensi dan KD Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Materi pembelajaran harus disusun seoptimal mungkin untuk membantu
peserta didik dalam mencapai SK dan KD. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran yaitu jenis,
cakupan, urutan, dan perlakuan atau treatment terhadap materi pembelajaran
tersebut. 3 Metode dan media yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar
Media memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannya bagi
pembelajaran adalah media. Ada beberapa manfaat media dalam proses pembelajaran, Kemp dan Dayton
dalam Martinis 2007:200-203, telah mengidentifikasi 8 delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a Penyampaian materi dapat diseragamkan
24
b Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media juga dapat membantu guru menghidupkan suasana kelas dan menghindari suasana monoton dan
membosankan c Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif. Media dapat membantu guru
dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif d Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
e Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. Penggunaan media dapat membantu siswa dalam menyerap materi pelajaran secara mendalam dan
utuh f Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
g Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. Dengan memanfaatkan media, proses
belajar mengajar menjadi lebih menarik, sehingga dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan.
h Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Hubungan antara metode mengajar dengan prinsip-prinsip belajar atau asas-
asas belajar sangat erat. Relevansi metode mengajar dengan prinsip-prinsip belajar akan dapat membangkitkan keinginan anak didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran Kemp dan Dayton dalam Martinis, 2007:200-203. Metode pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran, dapat diterapkan lebih dari satu metode pembelajaran Endang Mulyatiningsih, 2011:218. Berikut
merupakan beberapa contoh metode pembelajaran: