a. Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut Tri Anni 2004:133, salah satu teori yang paling penting dalam psikologi adalah motivasi berprestasi, yakni kecenderungan untuk
mencapai keberhasilan atau tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan. Menurut Winkel 1987:83, suatu daya
dorong yang dimiliki individu yang keberadaannya ada dalam diri individu disebut motif. Motif ini dapat aktif dan dinamis yang akhirnya menjadi
suatu tindakan, proses pemunculannya. Kesesuaian antara tindakan dan motif dalam proses pemunculannya itu disebut motivasi.
Konsep motivasi berprestasi pertama kali dipopulerkan oleh McClelland dalam Martaniah 1984:20, menggunakan istilah “NAch” atau
“Need For Achievement”. Konsep ini bertolak pada asumsi bahwa “N- Ach” merupakan semacam kekuatan psikologis yang mendorong setiap
individu sehingga membuat aktif dan dinamis untuk mengejar kemajuan. McClelland telah menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara
motivasi berprestasi
dengan perkembangan
ekonomi dan
motivasi berprestasi dengan kewiraswastaan dibeberapa Negara. Motivasi berprestasi
adalah suatu cara untuk meningkatkan prestasi yang selalu dilatar belakangi oleh
keinginan kuat
oleh individu
untuk mencapai suatu
tingkat keberhasilan di atas rata-rata atau ambisi kuat individu untuk memperoleh
hasil yang yang lebih baik dari hasil yang pernah diperoleh. Motivasi berprestasi sebagai kecenderungan positif dari dalam diri
individu yang pada dasarnya merupakan reaksi individu terhadap adanya
suatu tujuan yang ingin dicapai. Reaksi tersebut muncul dalam situasi yang melibatkan kompetisi dengan ketentuan yang ada dan reaksi itu berkaitan
erat dengan
masalah keberhasilan
atau kegagalan
individu dalam
melaksanakan tugas. Hingga saat ini banyak teori yang berupaya menjelaskan motivasi berprestasi.
Menurut McClelland dan Atkinson dalam Sri Esti 2009:354, motivasi yang paling penting untuk psikologi pendidikan adalah motivasi
berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih sesuatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau
gagal. Hal ini dapat dicontohkan oleh French yakni untuk memilih teman kerja yang cocok dalam melakukan tugas yang sulit, siswa yang termotivasi
untuk berprestasi cenderung memilih teman yang baik dan rajin dalam melakukan tugas, sedangkan siswa yang termotivasi suka bergabung atau
afiliasi yang mengekpresikan kebutuhannya untuk dicintai dan diterima barangkali lebih suka memilih teman yang bersahabat dan penuh
kehangatan. Siswa yang termotivasi untuk berprestasi akan tetap melakukan
tugas lebih lama daripada siswa yang kurang berprestasi, bahkan sesudah mereka mengalami kegagalan, dan menghubungkan kegagalannya dengan
tidak atau kurang berusaha. Hal ini diperkuat dengan pendapat Weiner dalam Sri Esti 2009:355, bahwa siswa yang termotivasi untuk mencapai
prestasi ingin dan mengharapkan sukses, dan jika mereka gagal, mereka akan berusaha lebih keras lagi sampai sukses.
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu cara untuk meningkatkan prestasi
yang selalu dilatar belakangi oleh keinginan kuat oleh individu untuk mencapai suatu tingkat keberhasilan di atas rata-rata atau ambisi kuat
individu untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dari hasil yang pernah
diperoleh serta
memiliki kecenderungan
untuk mencapai
keberhasilan atau tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada kesuksesan atau kegagalan.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi