Pengertian Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi
Dari tabel di atas menggambarkan cara-cara anak dalam menjelaskan keberhasilan dan kegagalan yang dialami. Apabila siswa memperoleh
keberhasilan, mereka mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan itu disebabkan oleh faktor kepandaian faktor internal, atribusi stabil, bukan
karena keberuntungan, atau karena tugas itu mudah untuk dikerjakan, atau bahkan mereka mencoba bekerja dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya,
siswa yang mengalami kegagalan, mereka mempunyai keyakinan bahwa kegagalan itu disebabkan oleh faktor ketidak beruntungan faktor eksternal,
atribusi tidak stabil yang memberikan peluang keberhasilan di waktu mendatang.
Walaupun demikian, atribusi itu tidak mudah untuk dipertahankan. Konsep utama teori atribusi adalah lokasi kontrol locus of control. Anak
yang memiliki
lokasi pengendalian
internal akan
percaya bahwa
keberhasilan atau kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya anak yang memiliki lokasi pengendalian eksternal
percaya bahwa faktor-faktor seperti keberuntungan, kesulitan tugas, atau tindakan anak lain, menyebabkan keberhasilan atau kegagalan yang dialami.
Lokasi pengendalian ini sangat penting untuk menjelaskan kinerja siswa di sekolah.
Locus of control ini dapat bersifat internal yang meliputi kemampuan dan usaha, sedangkan kesukaran tugas dan keberuntungan bersifat eksternal.
Menurut Rotter dalam Sri Esti 2009:336 satu konsep untuk teori atribusi dinyatakan bahwa seseorang dengan “internal locus of control” adalah
seseorang percaya bahwa sukses atau gagal adalah haknya atau karena usahanya sendiri atau kemampuannya sendiri. Seseorang dengan “external
locus of control” adalah seseorang yang lebih percaya karena ada faktor- faktor lain seperti keberuntungan atau nasib. Tugas yang sulit atau
perbuatan orang lain yang menyebabkan gagal atau sukses. Siswa yang memiliki lokasi pengendalian internal yang tinggi akan
memperoleh nilai ujian yang baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki lokasi pengendalian internal rendah, meskipun mereka memiliki
intelegensi yang sama. Alasannya adalah bahwa siswa yang percaya bahwa keberhasilan yang diperoleh di sekolah itu disebabkan oleh faktor
keberuntungan atau faktor eksternal lainnya, mereka tidak mungkin akan bekerja keras. Sebaliknya, siswa yang percaya bahwa keberhasilan atau
kegagalan itu disebabkan karena faktor usaha sendiri, mereka akan bekerja keras.
Dalam keguruan di sekolah, keberhasilan dan kegagalan siswa tidak hanya disebabkan oleh faktor kemampuan atau usaha siswa saja internal,
melainkan juga faktor kesulitan tugas, perilaku guru dan keberuntungan eksternal. Lokasi pengendalian locus of control pada dasarnya dapat
berubah, dan perubahan itu dapat terjadi karena adanya kegiatan atau situasi tertentu. Oleh karena itu akan mengalami kesulitan dalam mengkaji efek
lokasi pengendalian terhadap prestasi siswa karena prestasi itu juga memiliki efek yang kuat terhadap lokasi pengendalian.
Dari pendapat diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ada empat unsur yang merupakan penyebab motivasi berprestasi, keempat
unsur tersebut adalah kemampuan atau kekuatan, usaha, kesukaran tugas dan keberuntungan atau kebutuhan.