Faktor Kimiawi Perairan Kualitas Air .1. Faktor Fisika Perairan

3. Kecerahan Udi Putra 2011 menyatakan kecerahan air identik dengan kemampuan cahaya matahari untuk menembus air. Kecerahan air dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam air. Makin besar kecerahan air, maka penetrasi cahaya juga makin tinggi sehingga proses fotosintesis bisa berlangsung semakin dalam. Tingkat kecerahan yang rendah di perairan sungai dan laut yang berdekatan dengan pantai diduga akibat banyak terdapatnya partikel tersuspensi yang terbawa aliran sungai dari lahan atas dan adanya proses sedimentasi serta abrasi pantai Suriadarma, 2011.

2.8.2. Faktor Kimiawi Perairan

1. Derajat Keasaman pH Yuliastuti 2011 menyatakan bahwa fluktuasi nilai pH dipengaruhi oleh adanya buangan limbah organik dan anorganik ke sungai. Lebih lanjut Syofyan et al, 2011 menyatakan nilai pH air yang tidak tercemar biasanya mendekati netral pH 7 dan memenuhi kehidupan hampir semua organisme air. Effendi 2000 menyatakan bahwa sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5. 2. DO Disolved Oxygen Menurut Wardoyo 1981; Barus 2004 DO merupakan satu faktor penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi organisme air dan salah satu komponen utama untuk keperluan metabolisme organisme perairan. Lebih lanjut menurut Wijayanti 2007 DO merupakan faktor kimia yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan biota air sekaligus menjadi faktor pembatas bagi kehidupan biota. Universitas Sumatera Utara Daya larut oksigen dapat berkurang disebabkan naiknya suhu air dan meningkatnya salinitas. Konsentrasi oksigen terlarut dipengaruhi oleh proses respirasi biota air dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Pengaruh ekologi lain yang menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut menurun adalah penambahan zat organik dan buangan zat organik Connel Miller, 1995. 4. BOD Biochemical Oxygen Demand Ali et al 2013 Biologycal Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob dalam proses penguraian senyawa organik. Menurut Barus 2004 faktor-faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian tersebut. Menurut Suriadarma 2011 kadar BOD di perairan laut nilainya lebih tinggi daripada di perairan tawar. 5. Salinitas Menurut Supriharyono 2000 salinitas merupakan ciri khas perairan pantai atau laut yang membedakannya dengan air tawar. Berdasarkan perbedaan salinitas, dikenal biota yang bersifat stenohaline dan euryhaline. Biota yang mampu hidup pada kisaran yang sempit disebut sebagai biota bersifat stenohaline dan sebaliknya biota yang mampu hidup pada kisaran luas disebut sebagai biota euryhaline. Suhu perairan juga sangat mempengaruhi kondisi salinitas perairan, semakin tinggi suhu akan berdampak pada tingginya salinitas. Proses evaporasi akibat suhu yang meningkat akan meningkatkan salinitas walaupun lambat Malone dan Burden, 1988. Universitas Sumatera Utara 6. Nitrat NO 3 Suriadarma 2011 menyatakan bahwa nitrat merupakan salah satu komponen kimia yang berpengaruh untuk pertumbuhan algae dan ftitoplankton disamping fosfat. Kandungan nitrat optimum yang dibutuhkan bagi pertumbuhan algae dan fitoplankton berkisar antara 0,3 - 17 mgliter dengan pengaruh pembatas 0,1 mgliter atau kurang dan 45 mgliter. Menurut Udi Putra 2011 tingkat racun nitrat terhadap ikan sangat rendah. Kematian yang ditimbulkan terjadi ketika konsentrasinya mencapai 1000 mgliter. 6. Fosfat PO 4 Boyd 1979 dan Barus 2004 mengatakan bahwa fosfat merupakan nutrien yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan. Fosfat dalam ekosistem perairan dapat terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti protein ataupun gula, sebagian dalam bentuk kalsium fosfat CaPO 4 dan besi fosfat FePO 4 anorganik. Fosfat tersedia melimpah dalam perairan dalam bentuk ortofosfat. Senyawa anorganik ini dihasilkan oleh bakteri melalui pemecahan fosfat organik dari organisme yang mati. Menurut Suriadarma 2011 bahwa unsur fosfat merupakan salah satu unsur penting dalam metabolisme sel organisme. Keberadaan phospor dalam perairan terdapat dalam bentuk senyawa anorganik ortho-phosphate, meta phosphate, polyphosphate dan senyawa organik diserap oleh bakteri, fitoplankton dan makrofita. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014. Lokasi penelitian ini dilakukan di Perairan Sungai Belawan, dimana sebahagian besar terletak di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. Secara geografis Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur Berbatasan dengan Selat Malaka. Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara

3.2 Bahan dan Alat