Menurut Suriadarma 2011 tingkat kecerahan air akan semakin tinggi dengan semakin jauhnya jarak dari pantai. Tingkat kecerahan yang rendah di perairan sungai
dan  laut  yang  berdekatan  dengan  pantai  di  duga  akibat  banyak  terdapatnya  partikel tersuspensi yang terbawa aliran sungai dari lahan atas dan adanya proses sedimentasi
serta  abrasi  pantai.  Barus  2004  menyatakan  bahwa  bagi  organisme  air,  intensitas cahaya  berfungsi  sebagai  alat  orientasi  yang  akan  mendukung  kehidupan  organisme
air  dalam  habitatnya.  Apabila  intensitas  cahaya  matahari  berkurang,  hewan  air  akan dirangsang untuk melakukan ruaya migrasi.
4.6.3. Kecepatan Arus meterdetik
Data  hasil  pengukuran  kecepatan  arus  pada  stasiun  yaitu  stasiun  1  berkisar 6,7  meterdetik,  stasiun  2  berkisar  5,9  meterdetik,  dan  stasiun  3  berkisar  5,3
meterdetik.  Kecepatan  arus  pada  masing-masing  stasiun  pengamatan  nilainya bervariasi  karena  pengaruhi  oleh  beberapa  faktor  antara  lain:  1.  Posisi  Perairan
Sungai  Belawan  yang  berhadapan  langsung  dengan  Selat  Malaka  menjadikan  pola arus dan massa air sangat di pengaruhi oleh fenomena yang terjadi di selat tersebut; 2.
Pengaruh  arus  pasang  surut  pasut;  3.  Pergerakan  angin;  4.  Selain  itu  kondisinya Perairan  Sungai  Belawan  dipengaruhi  oleh  beberapa  aliran  sungai,  sehingga  karena
pola  arus  yang  terjadi  cenderung  bergerak  sepanjang  tahun  dan  membentuk sedimentasi baik dari hulu maupun ke arah muara.
Menurut  Nontji  2002  arus  merupakan  gerakan  mengalir  suatu  massa  air yang  dapat  disebabkan  oleh  tiupan  angin,  karena  perbedaan  dalam  densitas  air  laut
atau disebabkan oleh gerakan gelombang. Pada dasar perairan yang dangkal   arusnya yang  tinggi.    Nugroho  et  al.2007  secara  umum,  arus  laut  yang  mempengaruhi
karakteristik perairan di Indonesia adalah arus laut yang berasal dari angin dan pasut.
Universitas Sumatera Utara
4.6.4.  pH
Hasil  pengukuran  pH  pada  masing-masing  stasiun  yakni  stasiun  1  6,7 stasiun  2  6,8  dan  stasiun  3  6,6.  Berdasarkan  pengamatan,  menunjukan  nilai  pH
masih  mendekati  nilai  pH  netral  7  dan  masih  dalam  kisaran  sesuai  baku  mutu KepMen KLH No. 51.
Diduga rendahnya nilai pH karena dipenangaruhi oleh buangan limbah bahan organik dan anorganik melalui sungai sehingga terjadi penimbunan di muara sungai.
Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  Yuliastuti  2011  fluktuasi  pH  dipengaruhi  oleh adanya buangan limbah organik dan anorganik ke sungai.
Menurut Meilawati et al 2005 jika nilai pH berada di bawah standar baku mutu maksimum maka kualitas air sedimen bersifat acid asam. Begitupun jika nilai
pH berada di atas standar baku mutu maksimum maka kualitas air sedimen bersifat alkali  basa.  pH  air  semakin  ke  muara  semakin  asam  karena  adanya  pertambahan
bahan-bahan  organik  yang  kemudian  membebaskan  Karbondioksida  CO
2
apabila terurai.
Barus  2004  menyatakan  bahwa  perairan  yang  mengandung  kapur  akan mempunyai  nilai  pH  yang relatif lebih stabil, sedangkan perairan  yang mengandung
sedikit  kapur  akan  mempunyai  nilai  pH  yang  berfluktuasi  sesuai  dengan  dinamika fotosintesis  yang  terjadi.    Hal  ini  merujuk  penelitian  yang  dilakukan    Fadil  2011
k
isaran  pH  6,15 –  6,78  masih  dalam  rentang  pH  baku  mutu  air  baik  untuk  air  kelas  I
maupun  kelas  II.
Menurut  Chac όn-  Chaverri  dan  McLarney  1992  juvenil  tarpon
dapat hidup pada kisaran pH 5,7 -8.8.
Universitas Sumatera Utara
4.6.5   Oksigen Terlarut mgliter