B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi sebagai berikut :
1. Permasalahan yang dominan dialami sebagian siswa kelas VII B yaitu ; tidak menyukai teman yang suka mengatur, benci teman egois dan munafik, lebih
nyaman bergaul dengan teman sebaya, ingin lebih dihargai, sering bertengkar dengan saudara, sering berbeda pendapat, sering bermasalah dengan teman.
2. Siswa yang menerima layanan konseling individual memiliki permasalahan antarpribadi dengan teman satu kelasnya, seperti membenci teman yang
selalu membuat onar, memusuhi teman yang melakukan kesalahan, dan menghindari teman yang mengganggu kenyamanan di kelas.
3. Beberapa siswa kelas VII B merasa tidak nyaman bila harus berkomunikasi dan berhadapan dengan teman yang berkonflik dengannya.
4. Beberapa siswa di kelas VII B SMP Negeri 2 Berbah yang diwawancarai mengalami konflik berupa perselisihan pendapat, saling ejek, dan rasa
cemburu dengan lawan jenis. 5. Sebagian siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Berbah tidak menyelesaikan
konflik yang dialaminya dengan baik. 6. Terdapat siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Berbah yang memiliki kemampuan
resolusi konflik rendah.
9
C. Batasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada peningkatan kemampuan resolusi konflik melalui
play therapy pada siswa kelas VII B SMP N 2 Berbah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti mengemukakan ruang lingkup masalah penelitian yang dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana teknik play therapy dapat meningkatkan kemampuan resolusi konflik siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Berbah?”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan resolusi konflik melalui play therapy pada siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Berbah.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis