menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Dapat diketahui bahwa konflik merupakan perbedaan kepentingan diantara dua
pihak yang berakibat salah satu pihak merasa terganggu dan terhambat kepentingannya sehingga menimbulkan terganggunya hubungan di kedua
pihak. Pada umumnya masyarakat memandang konflik sebagai keadaan
buruk yang harus di hindari dan di cegah karena merupakan faktor penyebab rusaknya suatu hubungan. Akan tetapi, rusaknya suatu
hubungan sesungguhnya lebih disebabkan oleh kegagalan individu dalam memecahkan konflik secara konstruktif, adil, dan memuaskan kedua
belah pihak, bukannya karena konflik itu sendiri. A. Supratiknya 1995: 94 menyatakan bahwa kini konflik sering diberi sebutan yang lebih
berkonotasi positif, seperti bumbu dalam hubungan antarpribadi, baik dalam persahabatan, hubungan antar suami-istri, maupun bentuk-bentuk
lainnya. Dengan kata lain, konflik dalam hubungan antarpribadi
sesungguhnya berpotensi menunjang perkembangan pribadi kita sendiri maupun perkembangan relasi kita dengan orang lain. asal kita mampu
menghadapi dan memecahkan konflik-konflik secara konstruktif.
2. Kategori Konflik
Menurut Luthans 2005, ada 3 jenis konflik yaitu sebagai berikut: a. Konflik Antar Pribadi Interpersonal Conflict
21
Konflik interpersonal muncul di antara dua individu. Konflik ini dapat terbentuk di antara rekan kerja, teman, anggota keluarga.
Sebagai contoh, konflik bisa muncul ketika seseorang remaja tidak setuju dengan gaya hidup, gaya bicara temannya. Dalam contoh ini,
tujuan dalam memecahkan masalah konflik bukanlah pada mengubah pendapat atau filosofi antara yang satu dengan yang lainnya mengenai
gaya hidup siapa yang benar. Tujuan sebenarnya adalah untuk memfokuskan pada perilaku bagaimana yang digunakan
seseorang yang akan mempengaruhi tujuan-tujuan atau hidup individu lainnya
secara langsung. b. Konflik Individu - Kelompok Individual - Group Conflict
Konflik antar kelompok muncul ketika kebutuhan, tujuan, dan harapan seorang individu berbeda dengan kelompoknya. Contoh:
seorang remaja merasa tidak cocok lagi dengan teman-teman sepermainannya yang kini lebih suka minum-minuman keras dan
merokok. c. Konflik Antar Kelompok Group - Group Conflict
Konflik intraorganisasi atau konflik antar kelompok muncul di antara dua atau lebih kelompok. Sering kali konflik yang sering
ditemui dalam pergaulan remaja adalah tawuran antar geng, yang bertujuan untuk menunjukan kehebatan gengnya masing-masing.
22
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik
Menurut Luthans Reza MahendraHadipranoto, 2012, terdapat empat faktor yang mempengaruhi konflik, termasuk juga konflik interpersonal,
yaitu: a. Sikap Attitudes
Banyak orang memandang konflik sebagai sesuatu yang buruk dan destruktif, sehingga individu cenderung menghindari segala upaya
yang berhubungan dengan menghadapi situasi konflik. Namun konflik tidak dapat diselesaikan kecuali konflik tersebut diketahui oleh pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya. Konsekuensinya adalah jika seseorang terlibat dalam konflik, maka tantangannya adalah membuat
orang lain tersebut untuk mengetahui konflik tersebut dan memiliki keinginan untuk membicarakannya sehingga dapat diselesaikan secara
tuntas, atau paling tidak tekanannya dapat dikurangi. b. Persepsi Perceptions
Persepsi yaitu proses pengenalan arti dari apa yang dlihat atau didengar, merupakan inti dalam menentukan dan mempengaruhi
konflik. Persepsi merupakan hal yang penting karena orang memberi respon satu dengan yang lainnya dalam hal bagaimana mereka
mengevaluasi suatu situasi. Kesalahan persepsi dapat meningkatkan situasi yang tidak membahayakan konflik atau mengganggu resolusi
dari konflik.
23
c. Ketidakseimbangan Kendali atau Kekuatan Control or Power Imbalance
Faktor lain yang mempengaruhi konflik adalah tingkat dimana individu merasa diri mereka kehilangan kendali atas suatu
situasi, dan dengan demikian menyebabkan suatu ketidakseimbangan kekuatan.
d. Kepentingan Hasil Outcome Importance
Kepentingan hasil yaitu tingkat dimana individu merasa bahwa dirinya kehilangan kontrol atas masalah-masalah yang penting dalam
menentukan apakah konflik akan muncul.
4. Pengertian Resolusi Konflik