Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Sunarto, dkk 2002: 43, menyatakan perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan psikologi sosial
manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Pada jenjang kehidupan remaja, seseorang
telah berada pada posisi yang cukup kompleks dimana ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, misalnya mengatasi sifat
tergantung pada orang lain, memahami norma pergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain. Hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi
para remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang
harus dihadapi. Dengan demikian remaja menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup dewasa.
Tugas perkembangan yang harus dilalui pada masa remaja menurut Hurlock 1980: 10, adalah sebagai berikut :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif.
16
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.
e. Mempersiapkan karier ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak untuk mencapai perilaku sosial
yang bertanggungjawab. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan menguasai tugas-tugas tersebut
selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat.
4. Keadaan Emosi Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana terjadi ketegangan emosi yang tidak menentu dan tidak stabil. Keadaan emosi pada masa remaja
menurut Hurlock 2002: 212-213, secara tradisional masa remaja dianggap sebagai “badai dan tekanan,” artinya suatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki
dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan
diri untuk menghadapi keadaan-keadaan yang berbahaya.
17
Meningginya emosi remaja karena adanya tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru yang tidak dipersiapkan selama masa kanak-
kanak untuk menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Menurut Rita Eka Izzaty 2008: 135-136, kepekaan emosi yang meningkat sering
diwujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan adanya kebiasaan gugup, seperti gelisah, cemas dan sentimen,
menggigit kuku dan garuk-garuk kepala. Keadaan emosi remaja yang tidak stabil tersebut, menyebabkan masa remaja rentan menimbulkan
konflik antarpribadi dan kelompok di dalamnya, sehingga memerlukan adanya penyelesaian atau resolusi konflik agar remaja dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik sesuai dengan tugas perkembangan di masanya.
Masa-masa kritisnya remaja salah satunya ketika mereka dihadapkan pada suatu konflik. Dalam menyelesaikan konflik, remaja
biasanya saling menghindari konflik yang terjadi. Remaja perempuan lebih suka bekerjasama dalam kelompok dan sering membicarakan
tentang emosi. Sedangkan remaja laki-laki bangga dengan sikap kemandirian, mengembangkan sikap kompetisi dan persaingan, serta
sering membicarakan masalah beserta pemecahan dalam permasalahan yang mereka hadapi .
Menurut Deborah dalam Goleman, 2002: 185 pria dan wanita menghendaki dan menginginkan hal-hal yang amat berbeda untuk
dipercakapkan, dimana pria puas berbicara tentang masalah-masalah,
18
sementara kaum wanita mencari hubungan emosi. Hal ini menunjukkan bahwa remaja perempuan relatif menggunakan peasaan dalam
penyelesaian konflik.
5. Perkembangan Sosial Masa Remaja