Hubungan antara Peritel dengan Pemasok

ritel modern. Data dari MMP 2009 Nielsen juga menunjukkan bahwa 92 urban shoppers juga berbelanja di format ritel tradisional. Dalam paparan yang diberikan dalam diskusi terbatas yang dilakukan oleh KPPU, Nielsen juga telah menyampaikan bahwa pada tahun 2008 terdapat kecenderungan 96 pengunjung hipermarket juga mengunjungi traditional store. Di Indonesia, berbagai format yang digunakan ritel tradisional dalam menjual produknya setidaknya ada tiga macam yaitu toko kelontong traditional store, pasar basah wet market, dan gerobak sayur grocery cart . Masing-masing format ritel tradisional tersebut memiliki ciri khas yaitu, toko kelontong menawarkan convenience, pasar basah menyediakan ciri penjualan produk segar, dan grocery cart menyediakan sistem layanan jemput bola dari lingkungan ke lingkungan.

4.2.3. Hubungan antara Peritel dengan Pemasok

Secara umum Pemerintah telah mengatur pola hubungan kerja antara peritel dengan pemasok dalam Permendag 532008. Hak dan kewajiban peritel dengan pemasok disepakati melalui kontrak business to business yang disebut persyaratan perdagangan trading terms. Secara umum didefinisikan dalam Pasal 1 angka 10 tentang syarat perdagangan sebagai berikut “Syarat perdagangan trading terms adalah syarat-syarat dalam perjanjian kerjasama antara Pemasok dan Toko Modern Pengelola Jaringan Minimarket yang berhubungan dengan pemasokan produk-produk yang diperdagangkan dalam Toko Modern yang bersangkutan.” Dengan kata lain, trading terms merupakan kesepakatan antara pemasok dan peritel terkait dengan pemasokan produk pemasok ke peritel untuk dijual kembali. Kesepakatan tersebut mencakup banyak hal seperti potongan harga rabatdiskon maupun biaya-biaya lain yang masuk dalam biaya pemasokan produk tersebut. Kesepakatan diatur dalam Pasal 5 sd 8 Permendag 53. Pasal 6 dan 7 Permendag 532008 secara spesifik memberikan pedoman mengenai persyaratan perdagangan yang diperbolehkan untuk disepakati. Pasal 6 menyebutkan bahwa toko modern harus mengutamakan pasokan hasil produksi UMKM nasional selama memenuhi standar yang ditetapkan Toko Modern. Selain itu, bagi UMKM toko modern tidak diperkenankan memungut biaya listing fee atau biaya administrasi pendaftaran barang. Kerjasama dengan pemasok dapat berupa penyediaan tempat, pembinaan maupun permodalan. Selain itu, pedoman khusus yang harus dipatuhi dalam kesepakatan tersebut sesuai Pasal 7 antara lain adalah: - Regular discount yang merupakan potongan harga pemasok kepada toko modern tidak berlaku bagi pemasok yang memberlakukan harga netto . - Potongan harga tetap fixed rebate dibatasi besarnya maksimum 1 - Besarnya regular discount dan fixed rebate dihitung dari persentase transaksi penjualan dari pemasok ke toko modern baik saat transaksi maupun secara periodik. - Potongan harga khusus conditional rebate oleh pemasok diberikan kepada peritel jika seluruh produk dapat mencapai atau melebihi target penjualan sesuai dengan perjanjian dagang, dengan kriteria penjualan: ƒ Potongan yang diberikan maksimal 1 jika target penjualan tercapai 100 ƒ Potongan yang diberikan maksimal 5 jika target penjualan tercapai 101 sd 115 ƒ Potongan yang diberikan maksimal 10 jika target penjualan tercapai lebih dari 115 ƒ Potongan yang diberikan dalam rangka promosi promotion discount hanya diberikan dalam jangka waktu promosi saja sesuai kesepakatan pemasok dan peritel atas produk yang dijual kepada konsumen akhir. ƒ Biaya promosi dapat dibebankan oleh peritel kepada pemasok hanya pada media sebagai berikut: o Melalui media massa, mailer dengan harga yang wajar o Pada toko setempat in-store promotion hanya dikenakan di luar display reguler seperti floor display, gondola promosi, block shelving , tempat kasir, wing gondola, papan reklame di dalam dan di luar toko, dan tempat lain yang memang digunakan untuk tempat promosi. o Media kegiatan promosi yang bekerjasama dengan pemasok seperti sampling, demo produk, hadiah, permainan dan lain- lain. o Biaya yang dipotongkan atas aktivitas promosi dilakukan maksimal 3 bulan berdasarkan konfirmasi kedua belah pihak. Biaya yang masih belum terpakai harus digunakan peritel untuk kegiatan promosi untuk pemasok baik untuk periode tersebut atau periode yang berikutnya. ƒ Biaya lain-lain di luar yang telah tersebut di atas tidak dapat dikenakan kepada pemasok. Selain itu pengenaan biaya-biaya tersebut juga tidak dapat dipaksakan kepada pemasok. Keberadaan pengaturan tersebut yang telah menjadi titik sentral dari diberlakukannya Permendag 532008 tersebut. Jika digeneralisir, permasalahan yang timbul saat ini antara pemasok dengan peritel modern adalah pada kesepakatan trading terms tersebut. 4.3. Industri Ritel di Daerah 4.3.1.