Perencanaan dan Pengawasan Internal, merupakan kegiatan yang

LAKIP Sekretariat Jenderal KPPU 2012 Persaingan Sehat Sejahterakan Rakyat 65 Sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran I Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633KJF2011 tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, Level 1 Kapabilitas APIP memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Ad hoc atau tidak terstruktur; b. Hanya melakukan audit saja atau reviu dokumen dan transaksi untuk akurasi dan kepatuhan; c. Hasil pengawasan bergantung pada keterampilan orang tertentu; d. Tidak ada praktik profesional yang dilaksanakan; e. Persetujuan anggaran oleh manajemen KLP, sesuai dengan kebutuhan; f. Tidak adanya infrastruktur; g. Keberadaan APIP kurang diperhitungkan; serta h. Kemampuan kelembagaan tidak dikembangkan. Indikator kinerja ini baru mulai dirumuskan pada tahun 2012, sehingga capaian untuk tahun-tahun sebelumnya belum dapat diperbandingkan. Pada Tahun 2013 hingga akhir periode Renstra, KPPU berkomitmen untuk dapat meningkatkan kapabilitas APIP pada level 2. Peningkatan kapabilitas APIP untuk mencapai level 2 Infrastructure bertujuan agar APIP dapat melaksanakan perannya dalam: 1. Tercegahnya dan terdeteksinya korupsi atau tindakan penyimpangan dari prosedur, kebijakan atau persyaratan kontrak 2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa area, proses atau subjek yang menjadi objek auditpengawasan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan kriteria lain yang relevan 3. Adanya nilai tambah yang didapatkan dari hasil identifikasi peluang untuk meningkatkan capaian tujuan organisasi dan efektivitas operasional Untuk mencapai level 2, perbaikan mencakup sepuluh area proses kunci atau key process area KPA yang harus dilaksanakan, yaitu: LAKIP Sekretariat Jenderal KPPU 2012 Persaingan Sehat Sejahterakan Rakyat 66 Tabel 3.9. Perbaikan kapabilitas APIP yang diperlukan untuk mencapai Level 2 No. Elemen KPA Level 2 1. Peran dan Layanan APIP Audit ketaatan 2. Pengelolaan SDM Identifikasi dan rekrutmen SDM yang kompeten Pengembangan profesi individu 3. Praktik Profesional Perencanaan pengawasan berdasarkan prioritas manajemenpemangku kepentingan Kerangka kerja praktik profesional dan prosesnya 4. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja Perencanaan kegiatan APIP Anggaran operasional kegiatan APIP 5. Budaya dan Hubungan Organisasi Pengelolaan organisasi APIP 6. Struktur Tata Kelola Hubungan pelaporan telah terbangun Akses penuh terhadap informasi organisasi, aset dan SDM Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target pada indikator kinerja ini antara lain:  Kurangnya respon dari biro-biro serta KPD pada Sekretariat KPPU atas permintaan data untuk program penyusunan RPKAT dan assessment SPIP oleh Biro Pengawasan Internal  Belum adanya kesamaan persepsi dari biro-biro dan KPD dalam memberikan data sesuai yang diminta oleh Biro Pengawasan Internal  Perolehan data audit yang lambat baik dari pihak auditee maupun dari pihak ketiga  Jadwal audit yang sering berbenturan dengan kegiatan lainnya  Tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee seringkali tidak sesuai dengan rekomendasi dari hasil pemeriksaan auditor Terkait dengan kendala tersebut di atas, pada tahun 2013 Biro Pengawasan Internal telah dan akan mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjutinya, antara lain:  Permintaan data menggunakan memo dinas sekretariat yang ditujukan langsung kepada Kepala Biro, Kepala Bagian, serta Kepala KPD ditembuskan kepada Sekretaris Jenderal sehingga dapat segera ditindaklanjuti mengingat pentingnya data tersebut.