28 Sebagai  bentuk  tanggung  jawab  mencetak  SDM  industri  yang  berkualitas,  Politeknik  STTT
menetapkan sasaran mutu: Lulusan tepat waktu di atas  65   dengan 40   mahasiswa memperoleh IPK rata-rata
di atas 3,00. Nilai
–nilai yang akan kita junjung adalah:
  Kompetensi,   Profesional, dan
  Teladan. Sebagai bentuk semangat memiliki bagi seluruh sivitas akademika Politeknik STTT memiliki
motto: SELALU LEBIH BAIK.
2.3 SASARAN STRATEGIS
Sasaran  strategis  Politeknik  STTT  Bandung  Tahun  2015-2019  sebagai  penjabaran  dari tujuan strategis adalah sebagai berikut:
1.  Peningkatan  penyelenggaraan  kegiatan    akademik  untuk  menjamin  kompetensi  lulusan
yang berkarakter dan  berdaya saing global. Animo  masyarakat  terhadap  minat  untuk  menjadi  mahasiswa  Politeknik  STTT  Bandung
pada kenyataannya meningkat setiap tahun, hal ini menjadi sasaran strategis agar terus meningkatkan  kualitas  lulusan  dan  keberterimaan  lulusan  di  industri.  Ratio  atau
perbandingan  antara  peminat  dengan  mahasiswa  yang  diterima  menjadi  tolak  ukur tingkat pemilihan raw material SDM yang semakin baik kualitas.
Adapun  tenaga  pendidik  lokal  yang  berkualitas  diperlukan  untuk  menciptakan  mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang baik. Melihat dua hal
di atas menjelaskan bahwa atmosfir akademik harus terus ditingkatkan agar kompetensi lulusan  dapat  terus  meningkat  dan  mendapat  kepercayaan  dari  luar  dan  dalam  negeri.
Kompetensi lulusan juga didorong agar sesuai dengan level pada KKNI Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia untuk lulusan program Diploma IV atau sarjana terapan.
2.  Penguatan  Politeknik  STTT  Bandung  sebagai  role  model  pendidikan  vokasi  industri dengan  mengembangkan  tri  dharma  perguruan  tinggi,  teaching  factory,  dan  inkubator
bisnis. Strategi penguatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a.  Penguatan  peran  Politeknik  STTT  Bandung  melalui  jejaring,  kolaborasi,  dan kemitraan  dalam  bentuk  kerjasama  Industri  dan  Institusi  Pendidikan  dalam  dan  luar
negeri.  Peran  strategis  Politeknik  STTT  Bandung  ditunjukkan  melalui  kinerja Tridharma  perguruan  tinggi  yang  menunjukkan  reputasi  Politeknik  STTT  Bandung
ditingkat  nasional  dan  internasional.  Untuk  peningkatan  reputasi  tersebut  Politeknik STTT  Bandung  melakukan  peningkatan  dan  penguatan  jejaring  nasional  dan
internasional  tersebut  secara  intensif  dengan  industri,  pemerintah  dan  perguruan tinggi.  Peran  kepakaran  dosen  dan  alumni  Politeknik  STTT  Bandung  harus
ditingkatkan  dalam  kegiatan  tridharma  perguruan  tinggi,  yaitu  sebagai  tenaga  ahli, narasumber  maupun  konsultan  dan  pendamping  dalam  pengembangan  industri
29 tekstil,  garmen  dan  fashion.  Peran  kepakaran  tersebut  dilakukan  melalui  program
kemitraan  yang  sinergi  yang  saling  menguntungkan  dengan  alumni  melalui  Ikatan Alumni  ITT-STTT  yang  tersebar  di  seluruh  Indonesia  baik  yang  bekerja  di  industrI
dalam dan luar negeri serta  pemerintahan maupun yang menjadi enterpreuner.
b.  Penguatan  sistem  pendidikan  vokasi    dengan  meningkatkan  kualitas  kurikulum pendidikan tinggi vokasi, dengan  penerapan sistem pembelajaran  Teaching Factory,
praktik  kerja  lapangan  PKL    di  industri,  dan  uji  kompetensi  mahasiswa.  Politeknik STTT  Bandung  adalah  pendidikan  tinggi  vokasi  yang  mencetak  tenaga  terampil,
kompeten,  dan  berdaya  saing  global  di  bidang  tekstil,  garmen  dan  fashion  yang  di butuhkan  dunia  industri.  Untuk  itu,  Politeknik  STTT  Bandung  menerapkan  Model
Pembelajaran  yang  berbasis  proses  produksi  yaitu  Teaching  Factory.  Teaching Factory  itu  sendiri  merupakan  metode  pembelajaran  dengan  menciptakan  corporate
culture untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan dunia industri dengan  pengetahuan  yang  dipelajari  di  institusi  pendidikan,  baik  dari  segi
keterampilan, pengetahuan dan perilakunya SKA - skill, knowledge, attitute. Dengan model pembelajaran Teaching Factory mahasiswa akan belajar proses produksi yang
sesungguhnya real job yang menghasilkan produk yang sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Dengan penguatan Teaching Factory diharapkan lulusan Politeknik STTT
Bandung menjadi SDM industri yang terampil, kompeten, dan berdaya saing global.
c.  Penguatan penelitian terapan  dan pengabdian kepada masyarakat. Penguatan  penelitian  terapan  dengan  melakukan  peningkatan  kualitas  penelitian
yaitu  setiap  hasil  penelitian  terapan  harus  diseminasikan  dan  diterbitkan  di    jurnal nasional  danatau  internasional,  serta  dapat  diproses  untuk  mendapatkan  Hak
Kekayaan  Intelektual.  Penguatan  pengabdian  kepada  masyarakat  dengan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan, konsultasi,
dan tenaga ahli untuk pengembangan industri tekstil dan garmen di Indonesia.
d.  Penguatan Inkubator bisnis. Politeknik  STTT  Bandung  harus  berperan  dalam  menghasilkan  wirausahawan
entrepreneur  yang  masih  rendah.  Kegiatan  yang  dilakukan  untuk  meningkatkan jumlah  wirausahawan  adalah  pelatihan,  mentoring  atau  coaching,  serta  mendorong
terbentuknya  komunitas  wirausahawan  tekstil  dan  garmen.  Dalam  komunitas  ini diharapkan mahasiswa mendapatkan kemampuan wirausaha, menanamkan jiwa soft
skill  wirausaha,  mengetahui  etika  usaha,  serta  mengetahui  pentingnya  kekayaan intelektual bagi usahawan.
e.  Penyelenggaraan Jenjang Pendidikan Magister Terapan Industri  TPT sudah sejak lama menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi
negara  dan  penggerak  perekonomian  nasional.  Di  dalam  peta  jalan  pengembangan industri  dan  RIPIN  2015
–  2035,  TPT  ditempatkan  sebagai  industri  strategis  dan andalan. Persoalan yang paling utama di dalam pengembangan industri TPT adalah
kebutuhan untuk meningkatkan daya saing dan salah satu strategi yang diyakini akan memberikan  keunggulan  komparatif  yang  signifikan  untuk  jangka  waktu  yang  lama
adalah  dengan  mengembangkan  SDM  yang  unggul  dan  inovatif  melalui  pendidikan pada jenjang lebih tinggi, yaitu S2 terapan khusus bidang tekstil.
30 Penguasaan  teknologi  untuk  pengembangan  produk-produk  baru  yang  inovatif  dan
teruji maupun untuk pengembangan proses manufaktur yang lebih efisien dan ramah lingkungan  menjadi  kata  kunci  yang  dapat  memenangkan  persaingan  global.  Pada
saat ini, industri TPT Indonesia masih sangat tergantung dengan bahan baku impor, mulai  dari kapas  hingga  bahan-bahan kimia  antara intermediate  untuk  pembuatan
serat  sintetik  poliester,  nilon,  dan  akrilat  dan  zat  warna  maupun  zat-zat  pembantu tekstil  textile  auxiliaries.  Untuk  itu,  penguasaan  teknologi  juga  menjadi  sangat
penting  untuk  membangun  kemandirian  yang  lebih  besar.  Program  studi  magister terapan khusus bidang tekstil sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan
memajukan industri TPT Indonesia pada tataran global. Hingga  saat  ini  belum  ada  lembaga  pendidikan  tinggi  yang  menyelenggarakan
program  studi  S2  maupun  S2  terapan  bidang  tekstil  di  Indonesia.  Program  studi magister  terapan  “Teknologi  Tekstil    Fashion”  akan  menjadi  yang    pertama  di
Indonesia.  Dengan  semua  pengalaman  dari  tradisi  panjang  sebagai  lembaga pendidikan  tinggi  di  bidang  tekstil  dan  didukung  sarana  maupun  prasarana  yang
lengkap  serta  dukungan  kuat  dari  pemerintah,  dalam  hal  ini  Kementerian Perindustrian,  dan  hubungan  baik  dengan  industri,  Politeknik  STTT  Bandung
merupakan  satu-satunya  lembaga  yang  paling  siap  untuk  menyelenggarakan pendidikan  program  studi  magister  terapan  tekstil.  Ketersediaan  sumber  input  yang
melimpah dan terjamin dari program Diploma 4 di bawahnya juga merupakan modal lain  yang  tak  kalah  penting  dan  menjadi  satu  kelebihan  yang  belum  tentu  dapat
dipenuhi  institusi  lain.  Dari  perspektif  pembangunan  industri  TPT  nasional, penyelenggaraan  program  studi  magister  tekstil  di  Politeknik  STTT  Bandung
seyogyanya  dijadikan  proyek  nasional  untuk  revitalisasi  dan  penguatan  industri TPT dalam jangka panjang.
f. Perintisan Wisata Pendidikan
Education Tour  wisata pendidikan, yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk  memberikan  gambaran,  studi  perbandingan  ataupun  pengetahuan  mengenai
bidang  kerja  atau  proses  pembuatan  produk    yang  dikunjunginya.  tujuan  pokoknya adalah memperoleh pengetahuan atau penyelidikan suatu bidang ilmu pengetahuan.
motivasi yang mendorong pengunjung  untuk mengadakan wisata pendidkan  adalah dorongan  kebutuhan  untuk  berekreasi  serta    dorongan  kebutuhan  pendidikan  dan
penelitian ataupun hanya sekedar perasaan ingin tahu. Adapun  konsep  wisata  Pendidikan  di  Politeknik  STTT  Bandung  adalah  perjalanan
keliling  pada  suatu  tempat    yang  diselenggarakan  oleh  suatu  institusi  pendidikan untuk melihat urutan proses produksi dalam hal ini proses pembuatan pakaian jadi
garmen. Perjalanannya dilakukan dengan rileks guna memenuhi rasa ingin tahu untuk menambah wawasan  pengetahuan mengenai rangkaian proses pembuatan produk
tekstil  mulai  dari  raw  material  atau  bahan  baku  pembuatan  benang    sampai  produk jadi bahkan sampai pada proses pemasarannya. Ada tujuan yang ingin dicapai dalam
perjalanan  wisata  tersebut,  yaitu  mencari  pengetahuan  dan  pengalaman  baru  yang dikemas dengan menarik. Perjalanan ini  telah direncanakan terlebih dahulu, artinya
pengunjung  akan  dibawa  ke  dalam  ruangan    studio  yang  mana  mereka  akan diberikan pemaparan secara  audio visual proses produksi pembuatan produk tekstil,
kemudian  akan  berjalan  yang  dilakukan  dengan  santai,  yang  mana  pada perjalanannya  terdapat  unsur-unsur  produk  wisata,  misalnya  melewati  workshop
31 desain  fashion,  workshop  proses  pembatikan  atau  tenun  tradisional.  Sehingga
pengunjung akan diantarkan para rangkaian proses pembuatan produk tekstil, mulai dari  raw  material  kemudian  menjadi  benang,  kemudian  proses  pembuatan  kain
secara  pertenunan  ataupun  perajutan,  kemudian  dijelaskan  proses-proses penyempurnaan  kain  yang  dapat  dilakukan  sebelum  akhirnya  sampai  pada  urutan
proses  pembuatan  garmen  sejak  pembuatan  desain,  pola,  penjahitan  sampai  pada kegiatan  finishingnya,  terakhir  pengunjung  dapat  melihat  hasil  akhir  berupa  produk
garmen  yang  ditawarkan.  Sasaran  stategi  yang  ingin  dicapai  adalah  membangun brand  image  serta  bentuk  suguhan  yang  menarik  bagi  pengunjung  untuk  memotret
proses tekstil, garmen dan fashion dalam skala kecil dan mudah dipahami.
3.  Peningkatan  kualitas  dan  kuantitas  pendukung  tridharma  perguruan  tinggi  yaitu  bidang pendidikan,  penelitian,  dan  pengabdian  kepada  masyarakat,  dengan  kegiatan  sebagai
berikut: a.  Peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
b.  Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana. c.  Peningkatan sumber dan kapasitas pendanaan.
d.  Peningkatan  efektifitas  sistem  pengelolaan  organisasi  dan  layanan  dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
32
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI