Politeknik STTT Bandung Rencana Strategis Tahun 2015-2019

(1)

1

RENCANA STRATEGIS

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2015 - 2019


(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

LATAR BELAKANG ... 1

1.1 LANDASAN HUKUM DAN SUMBER ACUAN ... 4

1.2 KONDISI UMUM ... 5

1.2.1 BIDANG PENDIDIKAN ... 8

1.2.2 BIDANG PENELITIAN ... 11

1.2.3 BIDANG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ... 14

1.2.4 BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA ... 15

1.2.5 BIDANG SARANA DAN PRASARANA ... 18

1.2.5.1 Perkembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan/Pelatihan... 18

1.2.5.2 Perkembangan Sarana Fisik ... 18

1.2.5.3 Perkembangan Sarana Penunjang/Peralatan ... 18

1.2.6 BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN ... 19

1.2.7 BIDANG PENDANAAN ... 20

1.2.8 KONDISI POLITEKNIK STTT BANDUNG ... 21

1.2.9 POTENSI DAN PERMASALAHAN ... 23

1.2.9.1 Kekuatan ... 23

1.2.9.2 Kelemahan ... 23

1.2.9.3 Peluang ... 24

1.2.9.4 Ancaman ... 25

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ... 26

2.1 VISI DAN MISI ... 26

2.2 TUJUAN STRATEGIS ... 26

2.3 SASARAN STRATEGIS ... 27

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 31

3.1 ARAH KEBIJAKAN ... 31

3.1.1 BIDANG PENDIDIKAN ... 31

3.1.2 BIDANG PENELITIAN ... 31

3.1.3 BIDANG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ... 32

3.1.4 BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA ... 32

3.1.5 BIDANG SARANA DAN PRASARANA ... 33

3.1.6 BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN ... 33

3.1.7 BIDANG PENDANAAN ... 33

3.2 STRATEGI ... 34

3.2.1 BIDANG PENDIDIKAN ... 34

3.2.2 BIDANG PENELITIAN ... 34

3.2.3 BIDANG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ... 34

3.2.4 BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA ... 35

3.2.5 BIDANG SARANA DAN PRASARANA ... 35


(3)

ii

3.2.7 BIDANG PENDANAAN ... 36

BAB IV. PROGRAM KERJA, TARGET KINERJA, DAN PENDANAAN ... 37

4.1 TUJUAN TAHUN 2015-2019 ... 37

4.2 PERUMUSAN SASARAN STRATEGIS TAHUN 2015-2019 ……… .. 37

4.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA (KEY PERFORMANCE INDICATOR)……… ... 42

4.4 KINERJA PROGRAM/KEGIATAN, RENCANA AKSI DAN PENDANAAN ….... .. 44


(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Politeknik STTT Bandung ... 2

Gambar 2 Rantai Pasok Industri Manufaktur TPT Indonesia ... 3

Gambar 3 Struktur Bangun Industri Nasional (RIPIN 2015 – 2019) ... 4

Gambar 4 Dasar Hukum dan Sumber Acuan Renstra Politeknik STTT Bandung ... 5

Gambar 5 Perkembangan Jumlah Pendaftar dan Jumlah Mahasiswa yang diterima Tahun 2010/2011 – 2014/2015 ... 6

Gambar 6 Posisi Tawar dan Peluang Kerja Lulusan Politeknik STTT Bandung Tahun 2009 – 2014 ... 7

Gambar 7 Jumlah Mahasiswa Politeknik STTT Bandung Tahun 2012 – 2015 ... 9

Gambar 8 Perbandingan Jumlah Mahasiswa per-Jurusan per-Tahun Akademik 2013/2014 dan 2014/2015... 10

Gambar 9 Hubungan Antar-dharma dalam Tridharma Perguruan Tinggi: Saling Mengisi dan Menguatkan ... 12


(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Status Akreditasi Program Studi di Politeknik STTT Bandung ... 7

Tabel 2 Kapasitas Penerimaan Mahasiswa per-Program Studi ... 9

Tabel 3 Perbandingan Jumlah Mahasiswa per-Jurusan per-Tahun Akademik ... 10

Tabel 4 Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Politeknik STTT Bandung ... 10

Tabel 5 Anggaran dan Pemanfaatan Biaya Penelitian (2012-2014) ... 13

Tabel 6 Judul Penelitian Tahun Anggaran 2014 ... 13

Tabel 7 Capaian Kinerja Program Pengabdian Kepada Masyarakat ... 15

Tabel 8 Kondisi Aktual Bidang Sumber Daya Manusia ... 16

Tabel 9 Ketersediaan Sumber Daya Manusia dalam 5 Tahun ke depan (2016-2020) . 16 Tabel 10 Kondisi Ideal Kebutuhan Sumber Daya Manusia ... 17

Tabel 11 Sertifikasi Dosen Politeknik STTT Bandung ... 17

Tabel 12 Ketersediaan Asesor ... 17

Tabel 13 Perkembangan Sarana Fisik 2015 – 2016 ... 18

Tabel 14 Perkembangan Sarana – Peralatan Penunjang KBM di Politeknik STTT Bandung ... 18

Tabel 15 Sumber Dana APBN Politeknik STTT Bandung dari Tahun 2015 - 2017 ... 21

Tabel 16 Sasaran Strategi dari Tujuan 1 ... 38

Tabel 17 Sasaran Strategi dari Tujuan 2 ... 41

Tabel 18 Sasaran Strategi dari Tujuan 3 ... 41

Tabel 19 Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019 ... 42

Tabel 20 Kinerja Outcome/Output Program dan Pendanaan Politeknik STTT Bandung Tahun 2015-2019 ... 45


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Politeknik STTT Bandung adalah perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menyelenggarakan pendidikan Program Diploma Empat (D-IV) di bidang tekstil dan sebelumnya telah dikenal luas sebagai Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT). Cikal bakal Politeknik STTT Bandung sebagai lembaga pendidikan tinggi tekstil telah ada sejak tahun 1922 dengan nama Textiel Inrichting en Batik Proefstation Bandoeng (TIB) atau Pusat Tekstil dan Pengujian Batik Bandung. Setelah mengalami serangkaian perubahan dan peningkatan fungsi mulai dari semacam lembaga penyuluhan/pelatihan dan kursus, pada bulan Agustus tahun 1954, tidak lama sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga ini diambil alih oleh pemerintah dan diresmikan sebagai lembaga pendidikan lanjut dengan nama Sekolah Tekstil Tinggi. Pada tanggal 1 Januari 1961, STT berubah nama menjadi Akademi Tekstil (Akateks) dan dikembangkan lebih jauh lagi pada 10 November 1964 menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Tekstil (PTIT) yang menyelenggarakan program studi akademik bidang teknologi tekstil yang menghasilkan lulusan dengan gelar akademik Sarjana Tekstil (S.Teks.). Selanjutnya, pada akhir tahun 1965, PTIT dikembangkan lagi menjadi Institut Teknologi Tekstil (ITT) yang merupakan hasil penggabungan PTIT, Balai Besar Tekstil (BBT), dan beberapa pilot produksi tekstil. Pada tanggal 6 Juni 1981, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

yang menyatakan menutup dan

mengganti program akademik yang telah berjalan selama 17 tahun dengan program vokasi Diploma Empat (D-IV) bernama Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT). Perubahan tersebut dianggap perlu dilakukan untuk lebih memfokuskan misi penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Kemenperin dalam pembangunan sumber daya industri dan penyediaan tenaga ahli bagi industri tekstil. Hal tersebut selanjutnya lebih dikuatkan lagi dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri yang menyebutkan bahwa pembangunan tenaga kerja industri dilakukan melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi.

Perubahan terakhir terkait dengan penggantian nama dari STTT menjadi Politeknik STTT Bandung merupakan bagian dari penyesuaian dengan terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pada Bagian Kedua UU No. 12 Tahun 2012 Pasal 59 tentang bentuk perguruan tinggi disebutkan bahwa Sekolah Tinggi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik, sedangkan Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi atau berbasis keahlian. Dengan demikian, perlu dilakukan perubahan nomenklatur dan penamaan agar sesuai dengan perundang-undangan yang ada. Perubahan tersebut dikuatkan dengan dikeluarkannya SK Mendikbud No.

497/E/O/2014 tentang “Izin Penyelenggaraan Program Studi Program Diploma Empat Dalam Rangka Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung Menjadi Politeknik STTT Bandung di Bandung yang Diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian”. Surat keputusan tersebut selanjutnya menjadi dasar hukum bagi keberadaan dan penyelenggaraan Politeknik STTT Bandung sebagai perguruan tinggi penyelenggara Program Studi D-IV Tekstil. Gambar 1 memperlihatkan struktur organisasi


(7)

2 Politeknik STTT Bandung setelah mengalami beberapa perubahan kecil mengikuti bentuknya yang baru.


(8)

3

Kelompok Jabatan Fungsional Dewan Penyantun

Ka. Jur. Produksi Garmen Satuan Penjaminan Mutu Satuan Pengawas Internal

Kelompok Jabatan Fungsional

Senat Akademik DIREKTUR

Pembantu Direktur I Bidang Akademik

Pembantu Direktur II Bidang Administrasi Umum & Keuangan

Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan & Kerja Sama

Ka. Jur. Kimia Tekstil Ka. Jur.

Teknik Tekstil Ka. Inkubator Bisnis Ka. Teaching Factory

Ka. Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat (UP2M) Ka. LSP P1

STT Tekstil

Ketua Program Studi

Ka. Sub Bag. Adm. Umum & Keuangan

Ka. Ur. Instalasi & Pemeliharaan Ka. Ur. Kepegawaian

Ka. Ur. Akuntansi Keuangan Ka. Ur. Tata Usaha

Ka. Ur. Akuntansi BMN Ka. Ur. Logistik Ketua Program Studi Ketua Program Studi

Sekretaris Sekretaris Sekretaris

Ka. Lab. Fisika Dasar Ka. Lab. Pemintalan Ka. Lab. Persiapan &

Pertenunan Ka. Lab. Perajutan Ka. Lab. Pengujian &

Eval Fisika Tekstil Ka. Lab. Desain

Tekstil

Ka. Lab. Kimia Umum & Analisa Ka. Lab. Kimia Fisika

Tekstil Ka. Lab. Persiapan &

Pencelupan Ka. Lab. Pencapan &

Penyempurnaan Ka. Lab. Pengujian &

Eval. Kimia Tekstil

Ka. WS Pola Manual Ka. WS Pola CAD Ka. WS Pemotongan

Kain Ka. WS Penjahitan Ka. Studio Fesyen

Desain

Ka Sub Bag. Adm. Akademik, Kemahasiswaan, & Kerja Sama

Ka. Ur. Akademik

Ka. Ur. Promosi & Kerja Sama Ka. Ur. Registrasi

Ka. Ur. Kemahasiswaan & Bursa Kerja Unit Penunjang Ka. Unit Perpus-takaan Ka. Unit Komputer & TI Ka. Unit Bahasa Sekretaris

Ka. Lab. Penelitian


(9)

4 Sejak awal berdirinya secara resmi pada tahun 1954, Politeknik STTT Bandung (selanjutnya disebut STTT) telah memiliki dua program studi, yaitu Teknik Tekstil dan Kimia Tekstil. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industri tekstil, pada tahun 2005, STTT menambahkan program studi Teknologi dan Bisnis Garmen (TBG). Hal ini dilakukan sejalan dengan pertumbuhan industri garmen yang sangat pesat di Indonesia. Sejalan pula dengan perubahan nama institusi, program studi pun berganti nama menjadi Produksi Garmen (PG). Dengan demikian, STTT kini memiliki tiga program studi yang meliputi keseluruhan rantai pasok dalam proses manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT), mulai dari proses pembuatan serat dan benang hingga pakaian jadi (Gambar 2).

Gambar 2 Rantai Pasok Industri Manufaktur TPT Indonesia

Latar belakang sejarah dan perkembangan institusi hampir 100 tahun pada tahun 2022 nanti penting untuk disampaikan di sini untuk menggarisbawahi peran strategis dan kepeloporan Politeknik STTT Bandung dalam pembangunan industri tekstil dan pengembangan keilmuan serta teknologi tekstil di Indonesia. Hal tersebut telah mewariskan nilai-nilai kepeloporan yang menjadi bagian dari nilai-nilai ideal yang dijunjung tinggi Politeknik STTT Bandung dan merupakan pendorong untuk maju dan selalu menjadi yang terdepan. Di samping nilai yang merupakan warisan dan tanggung jawab sejarahnya, dan membedakannya dari lembaga pendidikan tinggi tekstil lain manapun yang berdiri setelahnya, Politeknik STTT Bandung sangat menghargai dan mengedepankan kompetensi, professional, dan teladan sebagai nilai-nilai etos kerja dan produktifitas dalam melaksanakan tugas-tugas dan misinya untuk mencapai cita-cita dan visinya sebagai pusat keunggulan tekstil Indonesia dan dunia. Posisi penting dan strategis Politeknik STTT Bandung dapat dilihat pada struktur bangun industri nasional di bawah ini (Gambar 3) yang menempatkan industri TPT sebagai salah satu dari industri andalan Indonesia.


(10)

5 Gambar 3 Struktur Bangun Industri Nasional (RIPIN 2015-2019)

1.1 LANDASAN HUKUM DAN SUMBER ACUAN

Penyelenggaraan pendidikan di Politeknik STTT Bandung selama ini menginduk kepada dua kementerian, yaitu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri (Pusdiklat Industri) sebagai induk organisasi dan Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai kementerian regulator pengelolaan pendidikan tinggi nasional. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengelolaan perguruan tinggi, Politeknik STTT Bandung mengikuti aturan-aturan yang dikeluarkan Kemenristekdikti, termasuk soal kenaikan pangkat dan jabatan fungsional dosen, dan peraturan-peraturan pemerintah yang relevan. Penyusunan rencana strategis ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi. Pasal 5, Ayat 1 dan 2, peraturan pemerintah tersebut menyebutkan bahwa pengembangan pendidikan harus didasarkan pada kebijakan umum yang terdiri dari rencana pengembangan jangka panjang 25 tahun atau rencana induk pengembangan (renip), rencana pengembangan jangka menengah atau rencana strategis 5 tahun, dan rencana kerja tahunan atau rencana operasional (renop).

Renstra Politeknik STTT Bandung disusun berdasarkan dan mengacu terutama kepada Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019 (Permenperin No. 31.1/M-IND/PER/3/2015), Rencana Strategis Pusdiklat Industri Tahun 2015 – 2019 (Keputusan Kepala Pusdiklat Industri No. 197.1/SJ-IND.6/Kep/10/2015) dan rencana pembangunan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional sebagaimana telah ditetapkan kerangkanya di dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035 (Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015). Di samping itu, penyusunannya juga memperhatikan peraturan dan perundang-undangan lain yang berlaku dan relevan serta


(11)

6 mengakomodasi nilai-nilai ideal dan aspirasi sivitas akademika serta dinamika yang berkembang di dalamnya.

Gambar 4 Dasar Hukum dan Sumber Acuan Renstra Politeknik STTT Bandung Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4, renstra Politeknik STTT Bandung tahun 2015 – 2019, disusun berdasarkan pada landasan hukum dan sumber-sumber acuan berikut di bawah ini:

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

3. Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

5. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035.

6. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penylenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

8. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri 9. Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi

10. Permenperin No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015 – 2019.

11. Keputusan Kepala Pusdiklat Industri No. 197.1/SJ-IND.6/Kep/10/2015 tentang Rencana Strategis Pusdiklat Industri Tahun 2015 – 2019.

1.2

KONDISI UMUM

Pada tahun 2012, Pusdiklat Industri meluncurkan kebijakan yang kemudian dikenal sebagai Program Reposisi Unit Pendidikan di Lingkungan Kemenperin dalam upaya menguatkan dan mengembalikan fungsi lembaga pendidikan di lingkungan Kemenperin sesuai dengan tujuan pembentukannya. Program tersebut terdiri dari:

RENSTRA POLITEKNIK

STTT BANDUNG 2015-2019 RENSTRA KEMENPERIN

2015-2019, RENSTRA PUSDIKLAT INDUSTRI

2015-2019

UU NO. 3 TH 2014 TTG PERINDUSTRIAN, PP NO. 14 TH 2015 TTG RIPIN 2015-2035, PP NO. 41 TH 2015 TTG

SUMBER DAYA INDUSTRI

OUTWARD LOOKING & EVALUASI DIRI, ASPIRASI SIVITAS

AKADEMIKA PP NO. 4 THN 2014 : PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI, PERMENDIKBUD 50 TH

2014 TTG SPMPT

UU No. 20 TH 2003 TTG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, UU No. 12 TH

2012 TTG PENDIDIKAN TINGGI, PERPRES NO. 8 TH 2012 TTG KKNI


(12)

7 1. Peningkatan animo masyarakat

2. Penyerapan lulusan oleh industri 3. Peningkatan akreditasi

4. Pembentukan LSP dan TUK 5. Pembentukan teaching industri 6. Penciptaan suasana kondusif

Program tersebut dikenal juga dengan nama Program Reposisi Tahap I serta telah selesai dilaksanakan selama tahun 2012 – 2014. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai sasaran program. Program promosi untuk menjaring peserta didik telah mampu meningkatkan jumlah pendaftar dengan hasil yang cukup menggembirakan hingga mencapai jumlah total pendaftar pada tahun 2015 sebanyak 1800 orang, sementara kapasitas penerimaan masih berada pada kisaran 350 orang per tahunnya. Hal tersebut merupakan indikator kuat meningkatnya animo masyarakat terhadap pendidikan vokasi tekstil di Politeknik. Di samping itu, hal tersebut juga berarti mutu input mahasiswa yang lebih baik karena meningkatnya kompetisi dalam mendapatkan kursi yang tersedia.

Gambar 5 berikut ini memperlihatkan perkembangan jumlah pendaftar dan jumlah mahasiswa yang dinyatakan diterima dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.

Gambar 5 Perkembangan Jumlah Pendaftar dan Jumlah Mahasiswa yang diterima Tahun 2010/2011 – 2014/2015

Politeknik STTT Bandung merupakan satu-satunya perguruan tinggi penyelenggara program studi D-IV tekstil, dan setiap tahunnya menghasilkan sekitar 250 orang lulusan dari ketiga program studi yang ada. Sementara itu, di sisi lain ada kebutuhan tenaga kerja ahli tekstil terdidik yang terus berkembang di industri hingga mencapai angka resmi sekitar 450 orang. Situasi tersebut menciptakan peluang bekerja yang sangat baik bagi lulusan Politeknik STTT Bandung, dimana rata-rata lulusan sudah mendapatkan pekerjaan kurang dari 3 bulan sejak kelulusan dan bahkan banyak pula yang sudah bekerja sebelum diwisuda. Tingkat penyerapan lulusan Politeknik STTT Bandung dapat dikatakan mencapai angka mendekati


(13)

8 100%. Perbaikan target penyerapan lulusan yang masih dapat dilakukan barangkali adalah mengurangi waktu tunggu hingga kurang dari satu bulan misalnya. Gambar 6 memperlihatkan situasi supply-demand lulusan Politeknik STTT Bandung dalam rentang waktu enam tahun belakangan hingga tahun 2015.

Gambar 6 Posisi Tawar dan Peluang Kerja Lulusan Politeknik STTT Bandung Tahun 2009 – 2014

Program studi Kimia Tekstil sudah mendapatkan akreditasi dengan nilai A pada tahun 2013 lalu yang berlaku hingga tahun 2018. Dengan demikian, sasaran strategis program reposisi tahap satu terkait peningkatan akreditasi telah tercapai degan baik melampaui target umum yang ditetapkan. TUK (Tempat Uji Kompetensi) sudah terbentuk dan berfungsi mendukung program sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa. Teaching industri dan inkubator bisnis juga sudah terbentuk, namun demikian masih belum optimal dalam pelaksanaannya dan memerlukan dorongan tersistem (systemic push) yang lebih terencana dan terintegrasi dengan kegiatan pendidikan.

Tabel 1 Status Akreditasi Program Studi di Politeknik STTT Bandung

Program Studi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Teknik Tekstil (1954 – kini)

Akreditasi A (2007-2011) – (2012-2017)

Kimia Tekstil (1954 – kini)

Akreditasi B (2008-2012)

Akreditasi A (2013-2018)

Produksi Garmen (2005 – kini)

Akreditasi A (2011-2016)

Jumlah


(14)

9 Analisis di atas memperlihatkan posisi Politeknik STTT Bandung dalam perjalannya dan menjadi titik tolak (starting point) bagi perumusan arah dan kebijakan serta penetapan langkah-langkah pencapaian program dalam lima tahun ke depan. Program Reposisi Tahap II Tahun 2015 – 2019 sudah dimulai sejak tahun lalu dan menargetkan capaikan berikut di bawah ini:

1. Sebagai pelopor dan best practice atau role model pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi.

2. Memiliki satu spesialisasi sebagai icon politeknik yang dikenal secara luas oleh masyarakat dan dunia usaha industri (di Indonesia).

3. Sebagai politeknik yang “elite” dalam pengertian terkenal, disegani, dan dibutuhkan oleh kalangan industri.

4. Memiliki wokrshop dan laboratorium yang terintegrasi/terpadu.

5. Pengembangan program studi sesuai kebutuhan industri dan peningkatan jenjang pendidikan bagi politeknik.

6. Mencapai jumlah optimal mahasiswa politeknik 1500 – 200 orang.

7. Politeknik memiliki unit inkubator bisnis yang handal dan terpercaya dalam menghasilkan wirausaha industri.

8. Mempersiapkan wisata pendidikan proses tekstil dan garmen.

Masing-masing target tersebut memerlukan penjabaran ke dalam program-program ikutan di bawahnya dan tentu saja juga komitmen anggaran dan sumber daya lain yang memadai. Di samping program dan target pencapaian yang telah ditetapkan secara top-down, penyusunan rencana strategis juga sangat memperhatikan aspirasi sivitas akademika dan dinamika yang berkembang di dalamnya, mengikuti pendekatan bottom-up, sehingga renstra yang dihasilkan merupakan hasil proses internalisasi dan menjadi milik seluruh pemangku kepentingan, termasuk alumni, industri dan masyarakat umum. Salah satu aspirasi yang berkembang dan semakin menguat dalam beberapa tahun belakangan ini misalnya tuntutan yang berkaitan dengan penguatan dan peningkatan mutu lulusan.

Aspirasi lain berkaitan dengan peran strategis dan kepeloporan Politeknik STTT Bandung sebagai satu-satunya institusi penyelenggaran pendidikan tinggi tekstil dan misi serta tanggung jawab historisnya untuk berdiri di baris terdepan dalam pengembangan keilmuan dan teknologi tekstil di Indonesia. Bagian selanjutnya di bawah ini menguraikan dan menjelaskan lebih jauh kondisi umum yang ada di Politeknik STTT Bandung pada saat ini meliputi: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, organisasi dan manajemen, dan pendanaan.

1.2.1 BIDANG PENDIDIKAN

Kegiatan pendidikan Politeknik STTT Bandung saat ini berfokus pada pendidikan vokasi untuk tingkat Program Diploma Empat (D-IV). Proses pendidikan dikoordinasikan melalui 3 (tiga) Program Studi, yaitu Program Studi Kimia Tekstil, Program Studi Teknik Tekstil, dan Program Studi Produksi Garmen. Program Studi Produksi Garmen memiliki konsentrasi Desain Fashion, yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang fashion design.

Untuk arahan kedepannya, diharapkan program pendidikan di Politeknik STTT Bandung menjadi pendidikan vokasi yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi kepada industri tekstil dan garmen dengan menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan


(15)

10 industri. Untuk memenuhi kebutuhan industri, pada tahun 2015 bertepatan dengan perubahan nomenklatur, Politeknik STTT Bandung melakukan perubahan kurikulum berdasarkan masukan dari industri tekstil dan garmen. Kurikulum yang disusun disesuaikan dengan Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI) dan kebutuhan industri sebagai pengguna lulusan Politeknik STTT Bandung ataupun bagi mereka lulusan yang berkeinginan untuk berwirausaha. Selain itu melengkapi fasilitas penunjang praktek dengan peralatan yang sesuai dengan yang digunakan dalam proses industri pada industri yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan Program Studi di Politeknik STTT Bandung mengadopsi kegiatan produksi yang telah dilakukan di industri tekstil dan garmen.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi tekstil negeri di Indonesia, Politeknik STTT Bandung memiliki kapasitas mahasiswa yang relatif kecil. Setiap program studi memiliki kapasitas mahasiswa berbeda-beda. Kapasitas maksimum setiap program studi dapat dilihat pada Tabel 2. Kapasitas Program Studi Kimia Tekstil adalah sebanyak 120 orang, Produksi Garmen (termasuk konsentrasi Desain Fashion) sebanyak 120 orang dan Teknik Tekstil sebanyak 100 orang.

Tabel 2 Kapasitas Penerimaan Mahasiswa per Program Studi

Program Studi Kimia Tekstil

Teknik Tekstil

Produksi Garmen

Produksi Garmen (konsentrasi Fashion Desain) Kapasitas

maksimum 120 100 80 40

Jumlah mahasiswa aktif dari semua program studi jenjang Diploma IV mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seperti tertera pada Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7 Jumlah Mahasiswa Politeknik STTT Bandung Tahun 2012 – 2015

0 20 40 60 80 100 120 140

Aktif Total Aktif Total Aktif Total Aktif Total

2012 2013 2014 2015

Ju

m

lah

Ma

h

as

is

w

a

(o

ra

n

g

)


(16)

11 Jumlah total mahasiswa aktif dari semua Program Studi mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2012 hingga tahun 2014.

Tabel 3 Perbandingan Jumlah Mahasiswa per-Jurusan per-Tahun Akademik

Tahun Akademik

Program Studi

Teknik Tekstil Kimia Tekstil Produksi Garmen L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah 2013/2014 45 33 78 21 57 78 21 71 92

2014/2015 51 38 89 36 69 105 23 72 95

Gambar 8 Perbandingan Jumlah Mahasiswa per-Jurusan per-Tahun Akademik 2013/2014 dan 2014/2015

Dalam rangka mencapai visi dan menjalankan misi Politeknik STTT Bandung, berikut dilakukan penilaian kinerja dari program-program strategis yang telah dikerjakan.

Tabel 4 Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Politeknik STTT Bandung

PROGRAM

STRATEGIS INDIKATOR

TARGET REALISASI 2012 2013 2014 2012 2013 2014 Peningkatan

lulusan program studi

Persentase mahasiswa yang lulus dengan :

IP > 3,0 50% 50% 50% 52% 48% 59% mahasiswa

berpredikat cum laude

10% 10% 10% 13% 10% 17%

mahasiswa yang lulus tepat waktu

50% 61% 62% 70% 72% 74% 19%

14%

9% 24%

8% 26%

Tahun Akademik

2013/2014

Teknik Tekstil (L) Teknik Tekstil (P) Kimia Tekstil (L) Kimia Tekstil (P) Produksi Garmen (L) Produksi Garmen (P)

19%

14%

12% 22%

8% 25%

Tahun Akademik

2014/2015

Teknik Tekstil (L) Teknik Tekstil (P) Kimia Tekstil (L) Kimia Tekstil (P) Produksi Garmen (L) Produksi Garmen (P)


(17)

12 Pembinaan karakter dan prestasi mahasiswa (akademik, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler) telah dilakukan walaupun hasilnya belum maksimal yang dapat dilihat dari jumlah penghargaan mahasiswa dalam kompetisi tingkat lokal/nasional/internasional.

Peningkatan sistem manajemen mutu pendidikan telah dilakukan dengan mengajukan dosen untuk mendapatkan sertifikat pendidik dan sertifikat kompetensi dosen. Selain itu usaha untuk meningkatkan sistem manajemen mutu pendidikan adalah dengan pencapaian akreditasi A untuk semua Program Studi.

Peningkatan jumlah, kompetensi, serta kualitas dosen dan tenaga kependidikan terlihat dari jumlah dosen yang telah lulus pendidikan S2, dosen yang mengikuti pelatihan teknis teknologi tekstil dan garmen di dalam dan atau di luar negeri, dosen yang menjadi pemakalah dalam seminar nasional, dosen yang menjadi pemakalah dalam seminar internasional, jumlah kegiatan yang menghadirkan dosen/pakar tamu dari dalam dan atau luar negeri dari tahun ke tahun meningkat. Namun demikian, saat ini jumlah dosen yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S3 baru berjumlah 2 orang.

Peningkatkan kualitas dan kuantitas sumber belajar telah dilakukan dengan penambahan Text Book dalam Bahasa Indonesia dan langganan Jurnal Internasional, walaupun jumlahnya perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan penyelenggaraan LSP P1, mahasiswa yang mengikuti uji kompetensi belum semua mahasiswa, jumlah asesor kompetensi dan jumlah asesor lisensi masih terbatas.

1.2.2 BIDANG PENELITIAN

Penelitian merupakan pilar kedua dalam tridharma perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya harus merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling mengisi serta menguatkan (Gambar 9). Hasil-hasil penelitian yang dilakukan dosen bersama dengan mahasiswa menjadi bahan yang dapat memberi pengayaan pada materi pengajaran di kelas, sementara penelitian itu sendiri juga merupakan proses pembelajaran yang efektif melalui penyelesaian masalah (problem-solving). Penelitian juga penting dalam kaitannya dengan pengabdian masyarakat, sehingga dalam hal ini dikenal pula pengabdian masyarakat berbasis penelitian atau research-based community services, yang mana kegiatan pengabdian masyarakat diarahkan dan difokuskan untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah keteknikan dan rekayasa yang dihadapi masyarakat berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya ataupun yang sengaja dirancang secara khusus. Hasilnya dapat digunakan untuk memperkaya materi pengajaran di kelas. Demikian seterusnya, sehingga yang terjadi adalah penguatan yang berkesinambungan di ketiga dharma.


(18)

13 Gambar 9 Hubungan Antar-dharma dalam Tridharma Perguruan Tinggi:

Saling Mengisi dan Menguatkan

Kegiatan penelitian di Politeknik STTT sesuai dengan pembagian tugas dan struktur organisasi yang diatur di dalam Statuta Politeknik STTT Bandung berada di bawah pengelolaan dan tanggung jawab Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) yang diketuai oleh seorang Kepala Unit dan bertanggung jawab kepada Direktur melalui Pembantu Direktur I Bidang Akademik. Di dalam menjalankan tugas-tugasnya, Kepala Unit dibantu oleh Sekretaris dan Staf pelaksana. Di samping itu, Kepala UPPM juga diserahi tanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan satu laboratorium penelitian dan merangkap sebagai Kepala Laboratorium.

Tabel 5 Anggaran dan Pemanfaatan Biaya Penelitian (2012-2014)

No

Program Studi Diploma

Jumlah Penelitian Dana Penelitian (Rp juta) 2012 2013 2014 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Teknik Tekstil 4 3 3 20 20 25

2 Kimia Tekstil 6 4 4 25 26 40

3 Produksi Garmen 1 1 2 5 4 15

Total 9 8 9 50 50 80

Tabel 6 Judul Penelitian Tahun Anggaran 2014

NO JUDUL PENELITIAN PENELITI

1

Pengembangan enterprises resource plan

GIC 1.0 untuk modul unit pembelian dan penyimpanan di industri garmen

Dimas Kusumaatmadja, Karlina Somantri, Arief Dewanto PENDIDIKAN

& PENGAJARAN PENELITIA

N

PENGABDI AN MASYARA


(19)

14 2

Model perhitungan bahan baku di pabrik pertenunan dengan menggunakan sistem pakar

Deni Sukendar Sajinu Agus Priyono Fajar F.D

3

Pemanfaatan ekstrak angkak dan symplocos fasciculata untuk aplikasi pewarnaan dan anti bakteri pada kapas dan sutera

Ida Nuramdhani, S.Si.T., M.Sc Ika Natalia Mauliza, S.S.T. Shinta Herawati

Ratih Wahyuni

4

Studi Pendahuluan Perancangan Self Healing Yarn Reinforced Hose Composite, Karakterisasi Struktur Penyusun dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Mekanik Yarn Reinforced Hose Composite.

Asril Senoaji , Bambang R, Elly K, Mahasiswa

5

Studi Pengaruh Kerangka Acuan Non Inersia Pada Pengujian Crease Recovery Angle Kain Dengan Metoda

Totong, AT., MT

Valentinus Galih Vidia Putra, M.Sc. Ryan Rudy, SST

6

Pembuatan Dye Pot Bertenaga Surya pada Pencelupan Bahan Kapas dan Sutera Menggunakan Ekstrak Kulit Bawang dengan Zat Pemordan dari Karat Besi

Karlina Somantri, SST.

7 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pekerja Industri Garmen Bagian Cutting PT X

Ichsan Purnama

8 Peluang penerapan produksi bersih pada industri tekstil dyeing-finishing

Ariel Hazril Gursida, ST

9

Karakterisasi Kain Komposit Berpenguat Serat Sebagai Produk Pencucian dan Pengeringan Rumah Tangga.

Ikhwanul Muslim, S.ST.

Achmad Ibrahim Makki, S.ST, MT.

1.2.3. BIDANG PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Politeknik STTT Bandung meliputi pelatihan dan jasa konsultansi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dibawah koordinasi Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UP2M). Unit ini dibentuk pada tahun 1999 dengan nama Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) yang berfungsi untuk melaksanakan kegiatan pelatihan bagi tenaga kerja industri dan pelatihan. Pada tahun 2015, P3M berganti nama menjadi UP2M sesuai dengan perubahan struktur organisasi Politeknik STTT Bandung. Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, unit ini melaksanakan kegiatan pelatihan terprogram, pelatihan kerjasama dan jasa konsultansi. 1. Pelatihan Terprogram

Pelatihan terprogram adalah pelatihan yang dibiayai oleh pemerintah melalui DIPA Politeknik STTT Bandung (STTT Bandung). Fokus utama pelatihan ini adalah peningkatan Sumber Daya Manusia tenaga kerja industri, para pencari kerja dan masyarakat umum. Pelatihan dilaksanakan di Politeknik STTT Bandung dan in-house tranining. Sasaran utama kegiatan pelatihan terprogram meliputi :


(20)

15 a. Tersedianya tenaga kerja di bidang desain struktur, surface dan pattern untuk

industri tekstil dan garmen.

b. Meningkatnya daya saing SDM tenaga kerja industri tekstil dan garmen.

c. Meningkatnya kemampuan teknis bidang teknologi tekstil dan garmen SDM UKM tekstil dan garmen.

d. Meningkatnya kepedulian masyarakat umum terhadap proses dan produk tekstil ramah lingkungan.

e. Terlaksanannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi.

2. Pelatihan Kerjasama

Program pelatihan kerjasama merupakan pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan permintaan industri atau instansi lainnya. Berbeda dengan pelatihan terprogram, pelatihan kerjasama dibiayai seluruhnya oleh industri atau institusi yang membutuhkan. Sampai saat ini Politeknik STTT Bandung tidak memiliki akun penerimaan anggaran dari kegiatan pelatihan sehingga biaya yang dibebankan adalah honor instruktur yang dibayarkan langsung oleh industri atau instansi terkait.

3. Jasa Konsultansi

Bentuk pengabdian kepada masyarakat yang ketiga adalah jasa konsultansi, yaitu kegiatan dosen sebagai tenaga ahli di industri atau instansi lain. Dosen sebagai konsultan mempunyai tugas memberikan kajian, analisis, opini atau pendapat professional dalam suatu masalah atau bidang kajian di industri tekstil dan garmen. Jasa konsultansi lebih banyak dilakukan oleh Dosen secara perorangan atau tim secara mandiri. Bentuk pengabdian masyarakat yang lain adalah ketika dosen diminta untuk menjadi narasumber pada pertemuan-pertemuan ilmiah ataupun pada seminar dan kuliah umum. Pada kegiatan penyusunan Standar Nasional Indonesia dosen Politeknik STTT ikut terlibat secara aktif sebagai konseptor maupun panitia teknis, hal ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan di Politeknik STTT. Tabel 7 menunjukkan hasil pencapaian pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari tahun 2012 – 2014. Dapat dilihat bahwa program peningkatan SDM Industri Tekstil dan Garmen yang handal dapat tercapai sesuai target pada tahun 2012-2013 namun tidak tercapai pada tahun 2014. Kegiatan jasa konsultansi belum dapat dilaksanakan secara optimum seperti terlihat pada Tabel 7. Hal tersebut terutama disebabkan oleh belum cukup terbangunnya kepercayaan masyarakat industri pada kemampuan STTT dalam membantu memecahkan masalah nyata yang terjadi di industri. Kurangnya kepercayaan tersebut dapat disebabkan pula oleh kekurangan dalam membangun hubungan profesional pada tingkatan yang lebih tinggi dengan industri.

Tabel 7 Capaian Kinerja Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2012 – 2014

NO PROGRAM STRATEGIS

INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI 2012 2013 2014 2012 2013 2014

1 Peningkatan SDM Industri Tekstil dan

Jumlah kegiatan pelatihan

Kegiatan per tahun


(21)

16 Garmen yang handal tenaga, masyarakat dan kerjasama 2 Politeknik

STTT Bandung menjadi pusat pengembangan SDM Desain Tekstil Jumlah kegiatan pelatihan desain Kegiatan per tahun

1 5 10 3 6 9

3 Politeknik STTT Bandung menjadi pusat pengembangan teknologi tekstil dan garmen Jumlah kegiatan konsultansi untuk industri dan instansi terkait Kegiatan per tahun

1 3 5 N/A 1 2

1.2.4 BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

Sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, Politeknik STTT Bandung sebagai satuan kerja di bawah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian R.I. dituntut untuk berperan dalam mencetak sumber daya industri. Hal ini dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi yang menghasilkan lulusan sesuai dengan kompetnsinya di bidang tekstil dan garmen.

Penyelenggaraan pendidikan vokasi tidak terlepas dari keberadaan tenaga akademik sebagai sumber daya manusia penggeraknya. Sumber daya manusia ini dapat dikelompokkan menjadi:

a. Tenaga pendidik; dan b. Tenaga kependidikan.

Gambaran sumber daya manusia di lingkungan Politeknik STTT Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8 Kondisi Aktual Bidang Sumber Daya Manusia

JABATAN

PENDIDIKAN USIA (tahun)

SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 >20 20— 29 30— 39 40— 49 50— 59 60— 65 Tenaga Pendidik Dosen Prodi Teknik Tekstil

- - - 2 2 14 1 - 1 6 6 5 1

Dosen Prodi Kimia Tekstil

- - - 1 1 20 2 - - 10 5 4 5

Dosen Prodi Produksi Garmen

- - - 1 11 - - - 2 6 2 2


(22)

17

Tenaga Kependidikan Pranata

Laboratorium Pendidikan

- - 2 - - - 2 4 1 - - - 7 1 1 -

Laboran - - - 1 - - - - 1 - - -

Teknisi - 1 1 - - - 1 - - - 1 - 2 -

Pustakawan - - - 1 - - - - 1 - - -

Administrasi dan lainnya

2 2 14 1 - 1 - 7 3 - - - 7 9 14 -

Tabel 9 Ketersediaan Sumber Daya Manusia dalam 5 Tahun ke Depan (2016-2020)

JABATAN JUMLAH

PENSIUN

2016 2017 2018 2019 2020

Tenaga Pendidik

Dosen Prodi Teknik Tekstil 19 - - 1 - -

Dosen Prodi Kimia Tekstil 24 - 1 - 1 -

Dosen Prodi Produksi Garmen 12 - - - 1 -

Calon Dosen 7 - - - - -

Tenaga Kependidikan

Pranata Laboratorium Pendidikan 9 - - - - 1

Laboran 1 - - - - -

Teknisi 3 1 - - - 1

Pustakawan 1 - - - - -

Administrasi dan lainnya 30 - 3 - 1 3

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi Politeknik STTT Bandung dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, ada kebutuhan sumber daya manusia yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tenaga pendidik (dosen) dihitung dengan menggunakan rumus Fuel Time Equivalent (FTE). Sementara kebutuhan tenaga pendidik dihitung dengan menggunakan Analisis Beban Kerja (ABK).

Tabel 10 Kondisi Ideal Kebutuhan Sumber Daya Manusia

JABATAN

BEZEETING

KEBUTUHAN

REAL CALON

DOSEN JUMLAH

Tenaga Pendidik

Dosen Prodi Teknik Tekstil 19 4 23 29

Dosen Prodi Kimia Tekstil 24 1 25 32

Dosen Prodi Produksi

Garmen 12 2 14 32

Tenaga Kependidikan

Pranata Laboratorium

Pendidikan (PLP) 9 13

Laboran 1 5

Teknisi (dan pengelola

workshop) 3 11

Pustakawan 1 2

Perencana 0 1


(23)

18 JABATAN

BEZEETING

KEBUTUHAN

REAL CALON

DOSEN JUMLAH

Arsiparis 0 2

Pranata Humas 0 1

Administrasi dan lainnya 30 54

Salah satu syarat tenaga pendidik (dosen) diantaranya memiliki sertifikasi kompetensi. Sertifikasi kompetensi ini dibuktikan dengan sertifikasi dosen. Dosen Politeknik STTT Bandung yang telah sertifikasi dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11 Sertifikasi Dosen Politeknik STTT Bandung

JABATAN JUMLAH DOSEN

SERTIFIKASI DOSEN KONDISI

AKTUAL 2016 2017 2018 2019 2020

Dosen Prodi Teknik Tekstil 19 10 1 1 2 1 1

Dosen Prodi Kimia Tekstil 24 15 1 2 3 2 2

Dosen Prodi Produksi Garmen

12 7 - 1 1 1 1

Politeknik STTT Bandung sebagai penyelenggara pendidikan vokasi, dituntut pula untuk menyelenggarakan sertifikasi kompetensi terhadap mahasiswanya disesuaikan dengan level KKNI bagi lulusan Diploma IV, yaitu level 6 tersebut, dibutuhkan tenaga asesor.

Tabel 12 Ketersediaan Asesor

ASESOR JUMLAH

Asesor Lisensi 4

Asesor Kompetensi 31

1.2.5 BIDANG SARANA DAN PRASARANA

1.2.5.1

Perkembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan/Pelatihan

Perkembangan sarana dan prasaran pendidikan terus dilakukan oleh Politeknik STTT Bandung dalam upaya peningkatan pelayanan akademik. Perkembangan tersebut meliputi penambahan peralatan praktikum maupun ruangan pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar lainnya serta peningkatan sarana fisik.

1.2.5.2

Perkembangan Sarana Fisik

Pembangunan fisik yang dilakukan di Politeknik STTT Bandung sejak tahun 2015 berupa pembangunan gedung kantor sekaligus dan gedung laboratorium mekatronika. Pada tahun 2015 dilakukan juga pembangunan fisik gedung pusat inovasi tekstil.


(24)

19 Tabel 13 Perkembangan Sarana Fisik 2015 - 2016

PEMBANGUNAN FISIK TAHUN ANGGARAN 2015 No GEDUNG DAN BANGUNAN

1. Bangunan Gedung Pusat Inovasi

2. Bangunan Gedung Ruang Dosen dan Laboratorium Mekatronika

1.2.5.3

Perkembangan Sarana Penunjang/Peralatan

Sarana penunjang/peralatan di Politeknik STTT Bandung terus dilakukan penambahan guna memenuhi kebutuhan Kegiatan Belajar Mengajar. Penambahan peralatan praktikum disesuaikan dengan teknologi yang ada di industri, sehingga mahasiswa lulusan Politeknik STTT Bandung lebih siap untuk bekerja saat lulus kuliah. Perkembangan sarana/Peralatan di Politeknik STTT Bandung sejak tahun 2015 sampai 2016 disajikan pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Perkembangan Sarana – Peralatan Penunjang KBM di Politeknik STTT Bandung

No Nama Peralatan Kuantitas Satuan

Pembelian tahun 2015

PERALATAN, MESIN, dan KENDARAAN DINAS

1 Suzuki Ertiga GX MT VIN 2015 1 Unit

2 Desktop Komputer All In Once 2 Unit

3 Projektor DLP Teknologi 1 Unit

4 Printer 2 Unit

5 AC 1 PK 22 Unit

6 AC ½ PK 1 Unit

7 Layar Projektor 1 Buah

8 Braket Projektor 1 Buah

9 Lemari Buku 1 Buah

10 Meja Komputer 30 Buah

11 Kursi Hidrolik 30 Buah

12 Switch Hub 16 Port 3 Buah

No Nama Peralatan Kuantitas Satuan

13 Kabel UTP CAT 6 2 Buah

14 Server 1 Buah

15 LED Monitor 19 inch 1 Buah

16 Rack 19 inch 1 Buah

17 AC ¾ PK 1 Unit

18 PC Desktop 1 Unit

19 Collator 1 Buah

20 Mesin Penghancur Kertas 1 Buah

21 AC 2 PK 15 Unit


(25)

20

23 Komputer Desktop + LED monitor 18 inch 1 Set

24 LCD Projektor 1 Buah

25 Projektor Screen 1 Buah

26 SSD 240 GB 1 Buah

27 Audio System 1 Set

28 Hot Air Seam Sealing for Garment Outwear 1 Unit

29 Refrigerated Air Dryer 1 Unit

30 Laser Cutting Machine 1 Unit

31 Mannequin Pinable 20 Unit

32 Mannequin Display 5 Buah

33 Plotter 1 Unit

34 Analytical Balance 1 Unit

35 Heating metles for digestion 1 Unit

36 Microscope Binoculer 701 1 Unit

37 Jumbo Hot Plate & Stirrer 1 Unit

38 Precision Balance 8 Unit

39 Fabric Crease Recovery Tester 1 Unit

40 Spray Rating Tester 1 Unit

41 Perspirometer 1 Unit

42 Mesin Cuci Front Load 1 Unit

43 Alat Meserisasi (Stainless Steel) 1 Unit

44 Spray Gun 1 PK 2 Unit

45 Kompressor ¼ HP 1 Unit

46 Rangkaian Elektronika 3 Unit

47 Digital-Oscilloscope 3 Unit

48 Function Generator 3 Unit

49 Modul Mikrokontroler 7 Unit

50 Modul Sensor 8 Unit

51 Neraca Digital 4 Unit

52 Sock-toe Linking Machine 1 Unit

1.2.6 BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Kondisi umum organisasi dan manajemen mengalami perubahan sejak berubahnya nomenklatur Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil menjadi Politeknik STTT Bandung sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/M-IND/PER/I/2015 Tahun 2015 Tentang Organiasi dan Tata Kerja Politeknik STTT Bandung dan dan diperkuat dengan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor : B/5782/M.PAN-RB/12/2014 perihal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Tinggi Vokasi di Lingkungan Kementrian Perindustrian. Dalam rangka menerapkan tata pamong yang baik Politenik STTT Bandung telah menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen yang transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kewajaran, kemandirian, integritas dan partisipasi. Penerapan tata pamong yang baik telah dilakukan dalam sistem pengelolaan akademik dengan lengkap, rinci, dan efektif. Sistem pengelolaan akademik telah menerapkan sistem informasi akademik yang sudah mencapai 75% dari target rencana strategis yang telah ditetapkan.


(26)

21 Sistem kepegawaian Politeknik STTT Bandung sudah sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku, kemampuan, dan kebutuhan Politeknik STTT Bandung. Hal ini sangat penting dalam rangka manajemen sistem kepegawaian Politeknik STTT Bandung. Laporan kinerja harian, SKP, dan penilaian kinerja pegawai sudah dilakukan secara online melalui intranet.kemenperin.go.id.

Sistem pengendalian dan penjaminan mutu yang diterapkan di Politeknik STTT Bandung adalah akademik dan non akademik. Sistem pengendalian dan penjaminan mutu akademik dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM), sedangkan pengendalian dan penjaminan mutu non akademik dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI). Pengendalian dan penjaminan mutu bidang akademik meliputi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sesuai Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) dan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008. Pelaksanaan SPMI di Politeknik STTT Bandung masih dalam pembuatan dan pengembangan dokumen SPMI sejak pertama dibuat pada tahun 2014. SMM ISO 9001:2008 telah diterapkan sejak tahun 2008 dan telah disertifikasi dua kali. Prosedur kerja atau Standard Operating Procedure (SOP) telah 90% dibuat oleh unit kerja, pelaksanaan audit SMM ISO 9001:2008 rutin dilakukan setahun sekali yaitu audit internal oleh auditor internal dan audit eksternal oleh auditor dari luar. Pengendalian dan penjaminan mutu non akademik meliputi sistem pengelolaan keuangan, dilakukan audit internal oleh SPMI dan Irjen setahun sekali.

Sistem pengelolaan informasi Politeknik STTT Bandung masih belum terpadu, hal ini dapat dilihat dari konten website Politeknik STTT Bandung masih satu arah, lambat dalam updating dan belum menampilkan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh seluruh stakeholder Politeknik STTT Bandung.

1.2.7 BIDANG PENDANAAN

Politeknik STTT Bandung adalah perguruan tinggi tesktil dibawah Kementerian Perindustrian RI, dimana tujuan dari didirikannya Politeknik STTT Bandung untuk memenuhi kebutuhan SDM di Industri. Berkaitan dengan pendanaan di Politeknik STTT Bandung, disusun dengan mengacu pada aturan perundangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan program – program pendidikan akan menghadapi berbagai keterbatasan sumber daya, baik sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, maupun anggaran pendidikan yang bersumber dari APBN. Oleh karena itu strategi pembiayaan disusun untuk mensiasati keterbatasan sumber daya tersebut agar pelaksanaan program pemenuhan kebutuhan SDM di industri dapat memberikan andil yang signifikan terhadap pencapaian tujuan Kementerian Perindustrian.

Mengingat terbatasnya anggaran dari pemerintah untuk pendidikan di kementerian perindustrian, maka strategi pembiayaan harus disusun dalam skala prioritas. Unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan adalah pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 3 unsur diatas yang menjadikan pendanaan disusun skala prioritasnya. Terpenuhinya kebutuhan penyelenggaraan pendidikan di politeknik STTT Bandung, tentunya tidak terlepas dari perencanaan yang matang sehingga 3 unsur tadi dapat terselenggara dengan baik.


(27)

22 Pendanaan yang ada di kementerian Perindustrian RI, khususnya Politeknik STTT Bandung, dibagi menjadi 2 (dua) sumber dana, yaitu dana yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Setiap tahunnya Kementerian Perindustrian menggulirkan dana sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya yang diajukan oleh Politeknik STTT Bandung. Untuk tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 dana yang digulirkan untuk menjalankan pendidikan di politeknik STTT Bandung seperti tertera pada Tabel 15 berikut ini:

Tabel 15 Sumber Dana APBN Politeknik STTT Bandung dari Tahun 2015-2017

No. Tahun Total dana (Rp)

Sumber Dana Rupiah Murni

(Rp)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (Rp)

1. 2015 31.723.897.000 24.849.442.000 6.874.455.000 2. 2016 23.843.507.000 16.908.357.000 6.935.150.000 3. 2017 59.373.503.000 52.518.202.000 6.855.301.000

1.2.8 KONDISI POLITEKNIK STTT BANDUNG

Politeknik STTT Bandung merupakan pendidikan tinggi vokasi bidang tekstil dan produk tekstil (garmen) dibawah pengelolaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian. Penyelenggaraan pendidikan vokasi di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil diatur dalam Organisasi Politeknik STTT Bandung berdasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 02/M-IND/PER/1/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik STTT Bandung dan diperkuat dengan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor : B/5782/ M.PAN-RB/12/ 2014 perihal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Tinggi Vokasi di Lingkungan Kementrian Perindustrian, yang isinya persetujuan perubahan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) menjadi Politeknik STTT Bandung.

Pengembangan Politeknik STTT sebagai role model pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia industri yang siap bekerja, dan menjadi centre of excellence of textile technologies dapat berperan aktif dalam perkembangan tekstil Indonesia di dunia.

Kondisi saat ini Politeknik STTT Bandung dalam: 1. Bidang akademik :

- Kapasitas mahasiswa Politeknik STTT Bandung masih terbatas, rata-rata 100 orang per program studi pertahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah sumber daya dosen yang dimiliki, rasio perbandingan dosen : mahasiswa masih diatas 20 orang.

- Jumlah total mahasiswa aktif meningkat setiap tahunnya, hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan SDM industri.

- Pelayanan penjaminan mutu akademik harus terus ditingkatkan, penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dapat dipenuhi oleh dosen yang kompeten, mahasiswa dapat menerima Hasil Studi per semester dengan sistem online terus kita sempurnakan.


(28)

23 - Dengan peningkatan mutu pelayanan akademik, diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa, misalnya 2 hal yang terukur dalam hal prosentase lulusan tepat waktu rata-rata dalam tiga program studi di atas 70% dan selalu meningkatkan IPK rata-rata mahasiswa di atas 3,0 (tiga koma nol).

- Berkaitan dengan meningkatnya capaian hasil pembelajaran, akan sejalan dengan peningkatan kompetensi maupun skill dan knowledge yang dimiliki lulusan, sehingga hal ini akan dapat menjawab keberterimaan lulusan di industri.

- Pengembangan Teaching Factory dan Inkubator Bisnis sebagai bentuk proses pembelajaran praktikum pada ketiga program studi.

- Jumlah buku teks tentang Teknologi Tekstil dan garmen yang terbatas, sehingga dapat dikembangkan kerjasama industri sebagai nara sumber ataupun tempat pengamatan teknologi terkini dari proses tekstil dan garmen.

- Mempertahankan akreditasi A untuk semua program studi, mempersiapkan akreditasi institusi serta peningkatan menjadi Perguruan Tinggi yang terakreditasi internasional.

- Politeknik STTT akan bersinergi dengan industri tekstil dan pendukung di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam mengisi kebutuhan tenaga ahli tekstil, garmen, dan fashion.

2. Bidang Penelitian

- Jumlah penelitian yang dilakukan dosen harus ditingkatkan dalam kualitas dan kuantitas.

- Keterlibatkan mahasiswa dalam penelitin.

- Jumlah jurnal yang tersedia terbatas, sehingga harus ditingkatkan sebagai langkah pemenuhan referensi bagi dosen dan mahasiswa.

- Meningkatkan kualitas tenaga akademik dan tenaga administrasi dalam memperbaiki layanan kepada pelanggan.

3. Bidang Pengabdian Masyarakat

- Politeknik STTT Bandung telah mampu dengan baik menyelenggarakan program-program pelatihan bidang tekstil dan garmen bagi industri besar maupun industri besar di Indonesia.

- Telah terbina kerjasama yang baik dengan industri maupun institusi lainnya dalam pemenuhan narasumber bagi jasa konsultansi, sebagai konseptor bagi penyusunan Standar Nasional Indonesia bidang Tekstil dan produk tekstil.

1.2.9 POTENSI DAN PERMASALAHAN

1.2.9.1

Kekuatan

- Satu-satunya perguruan tinggi tekstil di Indonesia. - Nilai akreditasi untuk ketiga Program Studi “A”.

- Reputasi Politeknik STTT Bandung di industri tekstil dan garmen sangat baik.

- Kurikulum sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna, karena mata kuliah terkait pada bahan kajian diturunkan dari Learning outcomes yang telah ditetapkan.


(29)

24 - Profil dan karakteristik lulusannya sudah sangat jelas sehingga dapat memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk pemenuhan SDM Industri bidang teknologi tekstil dan garmen.

- Profesi, bidang keahlian yang diisi oleh lulusan Program Studi yang ada di Politeknik STTT Bandung sangat spesifik dan unik dalam bidang tekstil dan garmen sehingga tidak dapat diisi oleh program studi yang lain.

- Reputasi Dosen Politeknik STTT Bandung di industri tekstil dan garmen sangat baik. - Sumber daya manusia yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, pranata

laboratorium pendidikan dan teknisi dimiliki oleh Politeknik STTT Bandung yang secara kompetensi sudah memadai

.

- Demikian pula dengan perencanaan pengembangan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan telah ditetapkan.

- Penelitian yang dilakukan para dosen berpotensi untuk dikembangkan. - Kepuasan hasil kegiatan pelatihan dari pengguna sangat tinggi.

- Kelengkapan sarana dan prasarana pelatihan di Politeknik STTT Bandung sangat baik. - Politeknik STTT Bandung merupakan perguruan tinggi yang memiliki sarana dan

prasarana terlengkap dibandingkan program studi sejenis pada Perguruan Tinggi lain berupa ruang perkuliahan, laboratorium-laboratorium dan peralatan teknologi tekstil yang lengkap.

- Politeknik STTT Bandung merupakan perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian dengan biaya operasioanl didanai oleh APBN berupa Rupiah Murni (RM) dan PNBP yang berasal dari mahasiswa dan sumber lain berupa kerjasama dengan komposisi mendekati 70 : 30.

- Jumlah Kebutuhan tenaga ahli tekstil selalu lebih besar dibandingkan lulusan yang dihasikan.

- Pengelolaan dan pengembangan SDM dan peningkatan mutu akademik telah direncanakan untuk jangka pendek, menengah dan panjang, termasuk dilakukannya Sistem Penjaminan Mutu Internal sinergis bersama sama dengan pelaksanaan sistem penjaminan mutu ISO 9001 – 2008.

1.2.9.2

Kelemahan

- Rasio dosen : mahasiswa belum terpenuhi (TT 1:25, KT 1:20, dan PG 1:33). - Kompetensi teknis dosen belum merata di setiap program studi.

- Belum seluruh dosen memiliki sertifikasi dosen dan sertifikasi kompetensi. - Pemenuhan target pelaksanaan perkuliahan di kelas teori belum maksimal. - Metode mengajar dosen masih kurang atraktif dan inovatif.

- Jumlah dosen dengan pendidikan S3 (Doktor) belum mencukupi kebutuhan untuk pengembangan program pasca sarjana terapan.

- Judul penelitian masih belum merata dalam setiap program studi dalam hal kualitas dan kuantitas.

- Beban kerja dosen sangat tinggi.

- Belum tersusunnya road map pelatihan unggulan.

- Kelompok keahlian dosen pengampu mata kuliah belum optimal pada setiap program studi.

- Alokasi dosen untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat belum teridentifikasi dengan baik.


(30)

25 - Berdasarkan perhitungan Fuel Time Equivalent (FTE), jumlah dosen sebagai tenaga

pendidik belum memadai.

- Masih terdapat dosen dan calon dosen (CPNS/PNS dengan formasi dosen) yang belum menempuh pendidikan S2.

- Standar kompetensi SDM yang baku untuk setiap jabatan (terutama jabatan teknis kependidikan) belum tersedia.

- Jumlah tenaga asesor lisensi maupun asesor kompetensi belum mumpuni. - Penyelenggaraan diklat untuk tenaga kependidikan masih kurang.

- Belum sempurnanya sistem informasi kepegawaian dalam penyediaan data kepegawaian yang update dan akurat.

- Sebagai Pendidikan vokasi yang memerlukan sarana praktikum yang sesuai dengan jumlah mahasiswa, daya tampung Program Studi sangat terbatas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan industri.

- Sebagai bidang ilmu yang sangat spesifik, maka lulusan Program Studi di Politeknik STTT Bandung mengisi posisi yang spesifik pula.

- Sebagai Perguruan Tinggi dengan sumber dana APBN mempunyai keterbatasan dalam pengelolaan keuangan.

- Dengan bidang ilmu yang spesifik para dosen maupun masyarakat yang berminat melanjutkan ke jenjang pasca sarjana agak kesulitan memilih bidang ilmu yang sesuai. - Saat ini lulusan Politeknik STTT Bandung baru ditujukan untuk kebutuhan nasional,

belum mencakup regional maupun internasional.

1.2.9.3

Peluang

- Tingginya permintaan kebutuhan lulusan seiring dengan pertumbuhan industri tekstil nasional dan global.

- Perubahan bentuk perguruan tinggi menjadi Politeknik membuka peluang untuk pengembangan pendidikan yang lebih tinggi (magister terapan).

- Animo masyarakat untuk mendaftar sebagai mahasiswa setiap tahun meningkat.

- Jaringan kerjasama Politeknik STTT Bandung dengan industri dan instansi terkait sangat baik.

- Terbangunnya sinergi yang sangat baik dengan Ikatan Keluarga Alumni ITT-STTT sehingga banyak membuka peluang dalam hal kerjasama industri.

- Terjalin kesepakatan dengan institusi pendidikan tinggi lain dalam hal penelitian bersama.

- Peningkatan kepedulian SDM handal di industri tekstil dan garmen.

- Potensi kebutuhan pelatihan dari industri dan instansi terkait sangat tinggi.

- Politeknik STTT Bandung menjadi satu-satunya pendidikan tinggi di bidang tekstil dan garmen.

- Tingginya potensi kerjasama Politeknik STTT Bandung dengan pihak dalam dan luar negeri.

- Tuntutan pembentukan LSP dan TUK yang berimplikasi pada kebutuhan tenaga pengelola dan penggeraknya.

- Rencana pengembangan pendidikan melalui penyelenggaraan program magister terapan.

- Program Studi yang ada di Politeknik STTT Bandung merupakan program studi yang khas dan spesifik serta merupakan satu satunya program studi dengan fasilitas terlengkap memungkinkan untuk dikembangkan dengan meningkatkan daya tampung, mengingat kebutuhan tenaga ahli bidang teknologi tekstil dan garmen cukup tinggi.


(31)

26 - Sebagai perguruan tinggi bidang tekstil terbaik, terbuka peluang kerjasama dengan industri. Hal ini membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Pihak institusi dapat mengetahui kekinian teknologi, dan pihak industri dapat memanfaatkan hasil kajian atau lulusan dengan kurikulum terkini.

-

Industri tekstil merupakan industri padat karya sehingga kesempatan kerja lulusan program studi

masih sangat terbuka lebar.

1.2.9.4

Ancaman

- Perguruan tinggi negeri lain yang lebih menarik minat lulusan SMA/SMK. - Lulusan Perguruan Tinggi non tekstil memasuki industri tekstil.

- Nama Politeknik masih dianggap oleh masyarakat hanya sampai jenjang D3.

- Tenaga asing di level middle management sudah masuk ke Industri tekstil dan garmen (Tahun 2015 berlaku MEA).

- Lembaga pelatihan di bidang teknologi tekstil dan garmen berkembang pesat. - Kurangnya jumlah SDM karena banyaknya jumlah pegawai yang pensiun.

- Peningkatan beban kerja Politeknik STTT Bandung, salah satunya dengan akan diselenggarakannya program magister terapan.

- Pengisian formasi CPNS untuk melengkapi kebutuhan SDM sementara terbatas pada tenaga pendidik (dosen).

- Sebagai perguruan tinggi di lingkungan Kemenperin penyediaan SDM sangat bergantung kepada mekanisme formasi PNS, sehingga SDM yang ada sangat terbatas, perlu menambah dengan SDM tidak tetap.

- Belum semua calon mahasiswa/lulusan SMU mengetahui keberadaan Politeknik STTT Bandung karena belum terdaftar di PDPT, sehingga promosi ke SMU sangat diperlukan untuk memperkenalkan Politeknik STTT Bandung.


(32)

27

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

2.1

VISI DAN MISI

Sebagai panduan arah pengembangan Politeknik STTT Bandung, Manajemen dengan pertimbangan Senat Akademik Politeknik STTT Bandung telah menetapkan visi dan misi Politeknik STTT Bandung dalam Surat Keputusan Direktur Nomor: 02/SJ-IND.7.1/SK/2016 tentang Penetapan Visi dan Misi Politeknik STTT Bandung. Visi dan misi Politeknik STTT Bandung yaitu sebagai berikut:

VISI

―Menjadi Perguruan Tinggi Tekstil dan Garmen sebagai role model pendidikan vokasi

industri yang menghasilkan lulusan berkarakter dan berdaya saing global‖. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi) yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan industri.

2. Menghasilkan tenaga ahli bergelar sarjana terapan dan tersertifikasi profesi pada levelnya di bidang tekstl dan garmen yang kompeten, mandiri dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

3. Memberikan sumbangsih aksi dan solusi bagi dunia Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tekstil dan garmen. 4. Membentuk brand image positif Politeknik STTT Bandung yang bernilai jual tinggi. 5. Mengelola Politeknik STTT Bandung secara profesional, transparan, dan akuntabel. 6. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk kemajuan dan keunggulan Politeknik

STTT Bandung dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.

7. Mengoptimalkan peranan Unit Teaching Factory, Inkubator Bisnis dan Laboratorium yang terintegrasi.

8. Meningkatkan Jenjang Pendidikan sesuai kebutuhan industri.

2.2

TUJUAN STRATEGIS

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Politeknik STTT Bandung, maka dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional yakni berupa perumusan tujuan strategis yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang memiliki kemampuan akademik dan professional sebagai ahli tekstil dan garmen pada Instansi pemerintah, Lembaga pendidikan dan penelitian maupun institusi lainnya serta industri penunjang lainnya. 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tekstil dan garmen melalui

penelitian yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

3. Mengembangkan program pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pembentukan kepribadian sivitas akademika dalam mengamalkan hasil penelitian teknologi tekstil dan garmen guna kepentingan masyarakat.


(33)

28 Sebagai bentuk tanggung jawab mencetak SDM industri yang berkualitas, Politeknik STTT menetapkan sasaran mutu:

Lulusan tepat waktu di atas 65 % dengan 40 % mahasiswa memperoleh IPK rata-rata di atas 3,00.

Nilai –nilai yang akan kita junjung adalah:  Kompetensi,

Profesional, dan  Teladan.

Sebagai bentuk semangat memiliki bagi seluruh sivitas akademika Politeknik STTT memiliki motto: SELALU LEBIH BAIK.

2.3

SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis Politeknik STTT Bandung Tahun 2015-2019 sebagai penjabaran dari tujuan strategis adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan penyelenggaraan kegiatan akademik untuk menjamin kompetensi lulusan yang berkarakter dan berdaya saing global.

Animo masyarakat terhadap minat untuk menjadi mahasiswa Politeknik STTT Bandung pada kenyataannya meningkat setiap tahun, hal ini menjadi sasaran strategis agar terus meningkatkan kualitas lulusan dan keberterimaan lulusan di industri. Ratio atau perbandingan antara peminat dengan mahasiswa yang diterima menjadi tolak ukur tingkat pemilihan raw material SDM yang semakin baik kualitas.

Adapun tenaga pendidik lokal yang berkualitas diperlukan untuk menciptakan mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang baik. Melihat dua hal di atas menjelaskan bahwa atmosfir akademik harus terus ditingkatkan agar kompetensi lulusan dapat terus meningkat dan mendapat kepercayaan dari luar dan dalam negeri. Kompetensi lulusan juga didorong agar sesuai dengan level pada KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) untuk lulusan program Diploma IV atau sarjana terapan.

2. Penguatan Politeknik STTT Bandung sebagai role model pendidikan vokasi industri dengan mengembangkan tri dharma perguruan tinggi, teaching factory, dan inkubator bisnis. Strategi penguatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penguatan peran Politeknik STTT Bandung melalui jejaring, kolaborasi, dan kemitraan dalam bentuk kerjasama Industri dan Institusi Pendidikan dalam dan luar negeri. Peran strategis Politeknik STTT Bandung ditunjukkan melalui kinerja Tridharma perguruan tinggi yang menunjukkan reputasi Politeknik STTT Bandung ditingkat nasional dan internasional. Untuk peningkatan reputasi tersebut Politeknik STTT Bandung melakukan peningkatan dan penguatan jejaring nasional dan internasional tersebut secara intensif dengan industri, pemerintah dan perguruan tinggi. Peran kepakaran dosen dan alumni Politeknik STTT Bandung harus ditingkatkan dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi, yaitu sebagai tenaga ahli, narasumber maupun konsultan dan pendamping dalam pengembangan industri


(34)

29 tekstil, garmen dan fashion. Peran kepakaran tersebut dilakukan melalui program kemitraan yang sinergi yang saling menguntungkan dengan alumni melalui Ikatan Alumni ITT-STTT yang tersebar di seluruh Indonesia baik yang bekerja di industrI dalam dan luar negeri serta pemerintahan maupun yang menjadi enterpreuner. b. Penguatan sistem pendidikan vokasi dengan meningkatkan kualitas kurikulum

pendidikan tinggi vokasi, dengan penerapan sistem pembelajaran Teaching Factory, praktik kerja lapangan (PKL ) di industri, dan uji kompetensi mahasiswa. Politeknik STTT Bandung adalah pendidikan tinggi vokasi yang mencetak tenaga terampil, kompeten, dan berdaya saing global di bidang tekstil, garmen dan fashion yang di butuhkan dunia industri. Untuk itu, Politeknik STTT Bandung menerapkan Model Pembelajaran yang berbasis proses produksi yaitu Teaching Factory. Teaching Factory itu sendiri merupakan metode pembelajaran dengan menciptakan corporate culture untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan dunia industri dengan pengetahuan yang dipelajari di institusi pendidikan, baik dari segi keterampilan, pengetahuan dan perilakunya (SKA - skill, knowledge, attitute). Dengan model pembelajaran Teaching Factory mahasiswa akan belajar proses produksi yang sesungguhnya (real job) yang menghasilkan produk yang sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Dengan penguatan Teaching Factory diharapkan lulusan Politeknik STTT Bandung menjadi SDM industri yang terampil, kompeten, dan berdaya saing global. c. Penguatan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat.

Penguatan penelitian terapan dengan melakukan peningkatan kualitas penelitian yaitu setiap hasil penelitian terapan harus diseminasikan dan diterbitkan di jurnal nasional dan/atau internasional, serta dapat diproses untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual. Penguatan pengabdian kepada masyarakat dengan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan, konsultasi, dan tenaga ahli untuk pengembangan industri tekstil dan garmen di Indonesia.

d. Penguatan Inkubator bisnis.

Politeknik STTT Bandung harus berperan dalam menghasilkan wirausahawan (entrepreneur) yang masih rendah. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah wirausahawan adalah pelatihan, mentoring atau coaching, serta mendorong terbentuknya komunitas wirausahawan tekstil dan garmen. Dalam komunitas ini diharapkan mahasiswa mendapatkan kemampuan wirausaha, menanamkan jiwa (soft skill) wirausaha, mengetahui etika usaha, serta mengetahui pentingnya kekayaan intelektual bagi usahawan.

e. Penyelenggaraan Jenjang Pendidikan Magister Terapan

Industri TPT sudah sejak lama menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara dan penggerak perekonomian nasional. Di dalam peta jalan pengembangan industri dan RIPIN 2015 – 2035, TPT ditempatkan sebagai industri strategis dan andalan. Persoalan yang paling utama di dalam pengembangan industri TPT adalah kebutuhan untuk meningkatkan daya saing dan salah satu strategi yang diyakini akan memberikan keunggulan komparatif yang signifikan untuk jangka waktu yang lama adalah dengan mengembangkan SDM yang unggul dan inovatif melalui pendidikan pada jenjang lebih tinggi, yaitu S2 terapan khusus bidang tekstil.


(35)

30 Penguasaan teknologi untuk pengembangan produk-produk baru yang inovatif dan

teruji maupun untuk pengembangan proses manufaktur yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi kata kunci yang dapat memenangkan persaingan global. Pada saat ini, industri TPT Indonesia masih sangat tergantung dengan bahan baku impor, mulai dari kapas hingga bahan-bahan kimia antara (intermediate) untuk pembuatan

serat sintetik (poliester, nilon, dan akrilat) dan zat warna maupun zat-zat pembantu

tekstil (textile auxiliaries). Untuk itu, penguasaan teknologi juga menjadi sangat penting untuk membangun kemandirian yang lebih besar. Program studi magister terapan khusus bidang tekstil sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan memajukan industri TPT Indonesia pada tataran global.

Hingga saat ini belum ada lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan program studi S2 maupun S2 terapan bidang tekstil di Indonesia. Program studi

magister terapan “Teknologi Tekstil & Fashion” akan menjadi yang pertama di Indonesia. Dengan semua pengalaman dari tradisi panjang sebagai lembaga pendidikan tinggi di bidang tekstil dan didukung sarana maupun prasarana yang lengkap serta dukungan kuat dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, dan hubungan baik dengan industri, Politeknik STTT Bandung merupakan satu-satunya lembaga yang paling siap untuk menyelenggarakan pendidikan program studi magister terapan tekstil. Ketersediaan sumber input yang melimpah dan terjamin dari program Diploma 4 di bawahnya juga merupakan modal lain yang tak kalah penting dan menjadi satu kelebihan yang belum tentu dapat dipenuhi institusi lain. Dari perspektif pembangunan industri TPT nasional, penyelenggaraan program studi magister tekstil di Politeknik STTT Bandung seyogyanya dijadikan proyek nasional untuk revitalisasi dan penguatan industri TPT dalam jangka panjang.

f. Perintisan Wisata Pendidikan

Education Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja atau proses pembuatan produk yang dikunjunginya. tujuan pokoknya adalah memperoleh pengetahuan atau penyelidikan suatu bidang ilmu pengetahuan. motivasi yang mendorong pengunjung untuk mengadakan wisata pendidkan adalah dorongan kebutuhan untuk berekreasi serta dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian ataupun hanya sekedar perasaan ingin tahu.

Adapun konsep wisata Pendidikan di Politeknik STTT Bandung adalah perjalanan keliling pada suatu tempat yang diselenggarakan oleh suatu institusi pendidikan untuk melihat urutan proses produksi dalam hal ini proses pembuatan pakaian jadi / garmen. Perjalanannya dilakukan dengan rileks guna memenuhi rasa ingin tahu untuk menambah wawasan / pengetahuan mengenai rangkaian proses pembuatan produk tekstil mulai dari raw material atau bahan baku pembuatan benang sampai produk jadi bahkan sampai pada proses pemasarannya. Ada tujuan yang ingin dicapai dalam perjalanan wisata tersebut, yaitu mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang dikemas dengan menarik. Perjalanan ini telah direncanakan terlebih dahulu, artinya pengunjung akan dibawa ke dalam ruangan / studio yang mana mereka akan diberikan pemaparan secara audio visual proses produksi pembuatan produk tekstil, kemudian akan berjalan yang dilakukan dengan santai, yang mana pada perjalanannya terdapat unsur-unsur produk wisata, misalnya melewati workshop


(36)

31 desain fashion, workshop proses pembatikan atau tenun tradisional. Sehingga pengunjung akan diantarkan para rangkaian proses pembuatan produk tekstil, mulai dari raw material kemudian menjadi benang, kemudian proses pembuatan kain secara pertenunan ataupun perajutan, kemudian dijelaskan proses-proses penyempurnaan kain yang dapat dilakukan sebelum akhirnya sampai pada urutan proses pembuatan garmen sejak pembuatan desain, pola, penjahitan sampai pada kegiatan finishingnya, terakhir pengunjung dapat melihat hasil akhir berupa produk garmen yang ditawarkan. Sasaran stategi yang ingin dicapai adalah membangun brand image serta bentuk suguhan yang menarik bagi pengunjung untuk memotret proses tekstil, garmen dan fashion dalam skala kecil dan mudah dipahami.

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pendukung tridharma perguruan tinggi yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia. b. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana. c. Peningkatan sumber dan kapasitas pendanaan.

d. Peningkatan efektifitas sistem pengelolaan organisasi dan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi.


(37)

32

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1

ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan dan strategi renstra perlu ditetapkan untuk menjadi petunjuk dan arah kegiatan Politeknik STTT Bandung dalam bidang Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Bidang Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, Organisasi, dan Manajemen, serta Bidang Pendanaan.

3.1.1 BIDANG PENDIDIKAN

Kegiatan pendidikan merupakan salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh sivitas akademika Politeknik STTT Bandung. Arah kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan pada tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas calon peserta didik sebagai input yang penting dalam proses pendidikan.

2. Meningkatkan kemampuan, wawasan, dan keterampilan dosen agar mampu mengikuti perkembangan industri tekstil dan garmen.

3. Meningkatkan kemampuan, wawasan, dan keterampilan tenaga kependidikan agar mampu mengelola institusi pendidikan yang efektif.

4. Meningkatkan kualitas proses pendidikan sehingga tercipta pengelolaan dan iklim pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik dibidang tekstil dan garmen.

5. Membuat metode pembelajaran yang mendukung, misalnya mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan PKL sehingga mahasiswa memahami permasalahan yang dihadapi industri dan mencoba mencari solusi dari masalah tersebut.

6. Monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran sebagai bentuk usaha perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu lulusan.

7. Meningkatkan pendidikan kearah vertikal dengan mengembangkan pendidikan pascasarjana magister terapan

3.1.2 BIDANG PENELITIAN

Sebagai pelopor pendidikan tinggi tekstil di Indonesia Politeknik STTT Bandung telah memainkan peran sangat penting dan strategis dalam pembangunan industri tekstil nasional selama lebih dari 60 tahun terhitung sejak berdirinya secara resmi pada tahun 1954. Dengan posisi dan peran strategisnya, Politeknik STTT Bandung memiliki tanggung jawab yang menjadi salah satu misinya untuk berdiri di baris terdepan dalam pengembangan keilmuan dan teknologi tekstil di Indonesia. Hal tersebut ditegaskan kembali dalam Program Reposisi Tahap II yang disusun oleh Pusdiklat Industri yang menargetkan agar STTT menjadi

politeknik yang “elite” dalam pengertian terkenal, disegani dan dibutuhkan oleh kalangan industri. Target tersebut selanjutnya dijadikan sebagai arah kebijakan dalam pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan penelitian.

Oleh karena itu, arah kebijakan program penelitian adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu dan jumlah publikasi karya ilmiah hasil penelitian yang didiseminasikan dalam kegiatan seminar nasional maupun internasional yang bermutu di


(1)

42 pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pembentukan kepribadian sivitas akademika dalam mengamalkan hasil penelitian teknologi tekstil dan garmen guna kepentingan masyarakat pengabdian kepada masyarakat pencari kerja n pengabdi an masyara kat kerjai Jumlah pelatihan tenaga kerja industri

kegiata n

4 4 4 4 4 Pelatihan

tenaga kerja industri

4.3. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator)

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap Satuan Kerja (Satker) mandiri untuk menetapkan IKU Satker. Pengertian Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) menurut peraturan tersebut adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan ditetapkan IKU digunakan instansi pemerintah untuk:

a. perencanaan jangka menengah; b. perencanaan tahunan;

c. penyusunan dokumen penetapan kinerja; d. pelaporan akuntabilitas kinerja;

e. evaluasi kineja instansi pemerintah; dan

f. Pemantauan dan pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan. Dengan demikian Politeknik STTT Bandung menetapkan IKU untuk tahun 2015-2019 aeperti pada Tabel 19 berikut ini:

Tabel 19 Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019 NO KINERJA UTAMA INDIKATOR

KINERJA

SATUAN TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 1 Meningkatnya

produktivitas, kualitas dan efisiensi yang Jumlah Mahasiswa yang terampil dan kompeten orang %


(2)

43 berdaya saing ke

arah competitive advantage (jumlah lulusan tepat waktu) Persentase animo pendaftar mahasiswa baru meningkat

% 5 5 5 5 5

Persentase penyerapan dan penempatan tenaga kerja industri yang kompeten

% 80 90 90 90 90

Jumlah dunia industri yang bekerja sama dengan Politeknik STTT Bandung

MoU 20 30 30 30 30

Jumlah jurusan pada lembaga pendidikan yang terakreditasi A Program studi

3 3 3 3 3

2 Meningkatnya daya saing melalui spesialisasi pada produk TPT bernilai tambah tinggi dan high fashion yang berbahan baku lokal Persentase kelulusan Uji Kompetensi LSP P1

% 90 100 100 100 100

Hasil

pembinaan unit inkubator bisnis

tenant 0 1 1 1 1

Jumlah Produk Teaching Factory

produk 0 4 4 4 4

3 Tersedianya produk penelitian yang inovatif

Jumlah

penelitian dosen

judul 10 10 10 15 15

4 Terlaksanya program pengabdian kepada masyarakat Jumlah pelatihan pencari kerja

kegiatan 4 4 4 4 4

Jumlah

pelatihan tenaga kerja industri


(3)

44 4.4. Kinerja Program/Kegiatan, Rencana Aksi dan Pendanaan

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau dua lebih kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran atau tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. Untuk tahun renstra Politeknik STTT Bandung 2015-2019 memiliki program yaitu Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dan kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Industri.

Penghitungan Prakiraan pendanaan kegiatan tahun 2015-2019 menggunakan dasar perhitungan biaya inisiatif strategi/rencana aksi dalam rangkan menghasilkan keluaran (Output) kegiatan seperti terlampir. Tabel Kinerja Program/Output Kegiatan dan Pendanaan Politeknik STTT Bandung Tahun 2015-2019 seperti pada Tabel 20 berikut ini:.


(4)

45

Tabel 20 Kinerja Outcome/Output Program dan Pendanaan Politeknik STTT Bandung Tahun 2015-2019

Indikator Program/Output Kegiatan Target Indikator Program dan Output Kegiatan

Alokasi (dalam Ribuan Rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Indikator Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian

31.723.897 27.580.067 27.373.503 30.110.853 33.121.938 1 Peningkatan penyelenggaraan

kegiatan akademik untuk menjamin kompetensi lulusan yang berkarakter dan berdaya saing global

1.1 Jumlah Mahasiswa yang terampil dan

kompeten (jumlah lulusan tepat waktu) 67 78 79 80 80 268.550 219.360 219.360 241.296 265.425 1.2 Persentase animo pendaftar mahasiswa

baru meningkat (%) 5 5 5 5 5 102.200 85.800 85.800 94.380 103.818

1.3 Persentase penyerapan dan

penempatan tenaga kerja industri yang

kompeten 80 90 90 90 90 248.550 212.575 212.575 233.832 257.215

1.4 Jumlah dunia industri yang bekerja

sama dengan Politeknik STTT Bandung 20 30 30 30 30 100.500 110.160 110.160 121.176 133.293 1.5 Jumlah jurusan pada lembaga

pendidikan yang terakreditasi A 3 3 3 3 3 46.680 46.680 46.680 51.348 56.482

2 Penguatan Politeknik STTT Bandung sebagai rolemodel pendidikan vokasi industri dengan mengembangkan tri dharma perguruan tinggi, teaching

factory, dan inkubator bisnis

2.1 Persentase kelulusan Uji Kompetensi

LSP P1 90 100 100 100 100 140.000 126.000 126.000 138.600 152.460

2.2 Hasil pembinaan unit inkubator bisnis 0 1 1 1 1 0 91.774 91.775 100.952 111.047


(5)

46 3 Peningkatan kualitas dan kuantitas

pendukung tridharma perguruan tinggi yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

3.1 Jumlah penelitian dosen 8 10 10 12 12

169.650 179.650 179.650 197.615 217.376 3.2 Jumlah pelatihan pencari kerja 4 4 4 4 4 48.700 60.000 60.000 66.000 72.600 3.3 Jumlah pelatihan tenaga kerja industri 4 4 4 4 4 12.920 15.000 15.000 16.500 18.150 Indikator Program SDM Lulusan Pendidikan

Vokasi TPL dan Akademi Komunitas 1 Menyelenggarakan Pendidikan D3

TPL

1.1 Penyelenggaraan D-III TPL 3.419.697 3.299.330 3.214.702 3.214.702 3.214.702

1.2 Penyelenggaraan D-II APAC 431.620 559.760 469.490 469.490 469.490

1.3 Penyelenggaraan D-I APAC 283.390 300.030 296.030 296.030 296.030

1.4 Penyelenggaraan D-I Surabaya 532.020 286.930 286.930 286.930 286.930

Indikator Program Tenaga Pendidik dan kependidikan Vokasi Industri

1 Melaksanakan diklat peningkatan

kompetensi dosen 262.560 220.100 236.640 236.640 236.640

2 Melaksanakan diklat peningkatan

kompetensi tenaga kependidikan 262.560 227.100 238.725 238.725 238.725

Indikator Program Layanan Perkantoran

1 Gaji dan Tunjangan [12 Bulan Layanan] 10.383.043 9.189.271 9.189.271 9.648.734 10.131.171

2 Tunjangan Serdos [12 Bulan Layanan] 1.888.712 1.674.000 1.674.000 1.757.000 1.845.585

3 Operasional dan Pemeliharaan Kantor [12 Bulan Layanan]. Keperluan Sehari


(6)

47

BAB V

PENUTUP

Renstra Politeknik STTT Bandung Tahun 2015 – 2019 ini akan menjadi pedoman untuk penyelenggaraan dan pengembangan Politeknik STTT Bandung selama lima tahun kedepan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, setiap bagian atau unit di Politeknik STTT Bandung harus menyusun Rencana Kerja, Rencana Operasional, Rencana Kinerja mengacu kepada renstra yang telah disusun ini.

Renstra ini bersifat dinamis sehingga apabila terjadi perubahan signifikan pada hal-hal yang bersifat strategis yang dapat menghambat implementasi Renstra, maka dapat dilakukan perubahan oleh Direktur dengan persetujuan Senat Akademik.

Renstra ini dilengkapi dengan Rencana Operasional, Rencana Kinerja dan Indikator Kerja Utama serta target pencapaian program kerjanya untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaannya.