penting oleh mertuanya,karena memiliki persamaan marga atau suku seseorang mendap at jabatn dari sesame marga atau sukunya.
Feno menal ini sering terjadi d an dikenal pula dengan istilah sistem politik monarki namun kekuasaan ini perkemb angany a hanya
disekitar kalangan-kalangan keluarga dan tidak meluas ataupun merata pembagian kekuasaanya.Hanya kelompok minoritas atau orang-orang
penting yang dapat memp eroleh jabatan politik didalam suatu sy stem mo narki sep erti ini namun penulis lebih meny ukai dan cenderung pada
sy stem politik y ang demokratis karena p embagian kekuasaan cenderung lebih merarta sesuai dengan pan casila sila ke-2
“k emanusiaan yang adil dan beradab”.
I.6.2 .2 Meto de Rek rutmen Polit ik
Dalam melakukan rekrutmen politik, setiap p artai politik memiliki metode yang berbeda- beda. Hal ini tentuny a didasarkan pada
perbedaan ideologi, garis perjuangan partai hingga proy ek partai y ang belu m tentu sama antara partai satu dengan y ang lainny a. Perbedaan-
perbedaan inilah y ang nantiny a menentukan metode yang akan digunakan p artai politik dalam melakukan rekrutmen politik.
Rekrutmen politik di dalam pelaksanannya memiliki keragaman y ang tiad a terbatas, walaupun me miliki dua cara khusus yaitu seleksi
pemilihan melalui ujian serta latihan dapat d ikatakan sebagai p roses rekrutmen y ang paling penting. Michael Rush dan Philiph Althof
mengatakan bahwa metode rekrutmen yang digunakan oleh suatu sistem politik ad alah :
1. Metode Giliran atau Rotasi, dalam metode ini rekrutmen
dilaksanakan untuk men cegah do minasi jabatan dari posisi- posisi b erkuasa orang atau individual-individual tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Perebutan kekuasaan, akibat yang paling langsung dan nyata
dari metode ini adalah penggantian pemegang jabatan politik, ak an tetapi perubahan-perubah an dalam personil birokrasi
biasany a men imbulkan h asil y ang lebih la mb at. 3.
Patronage, pelaksanaan rekrutmen ini biasanya menggunakan cara penyuapan dan sistem korupsi y ang rumit. Oleh karena
itu sebagai sistem perekrutan, sistem ini tidak selalu dapat menjamin perekrutan p emeg ang-pemegang jabatan y ang cocok
baik secara politik naupun diukur dari kemamp [uanny a.
28
Fokus dalam p enelitian ini adalah meng enai b agaimana perekrutan y ang dilakukan oleh pa rtai politik khususny a Partai
Gerindra DPC Kota Med an dalam menetapkan calon legislatif y ang ak an diusung dalam Pemilu 2014 mendatang. Yaitu mengenai
kebijakan Partai Gerindra DPC Kota Medan dalam men etapkan calon anggota legislatif y ang akan diusung dalam Pemilu 2014 di Kota
Medan.
I.6.2 .3 Permasalahan dalam Rekrutmen Politik
Dalam proses rekrutmen politik khusu sny a parlemen, ada sejumlah gejala yang tidak kondusif b agi proses membangun
demokra si, y aitu : 1.
Sistem pemilihan umum proporsional telah mengabadikan do minasi oligarki dalam proses rekrutme n politik . Elite-elite
politik memeg ang kuasa penuh terhadap proses rekrutmen. Hal ini cenderung mengarah kepada praktik-praktik KKN y ang
sangat tertutup. Pola semacam ini tidak menghasilkan aktor
28
M i c h a e l R u s h d a n P h i l i p A l t h o f , 2 0 0 0 , P e n g a n t a r S o s i o l o g i P o l i t i k , J a k a r t a : P T . R a j a G r a f i n d o P e r s a d a , H a l . 1 8 7
Universitas Sumatera Utara
politik y ang representatif d an mandatori, melainkan aktor politik yang bertipe partisan y ang lebih loy al kep ada partai politik.
2. Proses rekrutmen tidak berlangsung secara terbuka dan
partisipatif. 3.
Dalam proses rekrutmen politik tidak dibangun relasi yang baik antara partai politik dan masyarakat sipil. Akibatny a para aktor
politik yang terpilih hany a akan beorientasi pada kekuasaan dan kejayaan.
4. Dalam proses rekrutmen politik, partai politik sering menetapkan
pendekatan y ang terkesan sembarangan dalam memilih kandidat yang dianggap memiliki integritas tinggi d an potensi y ang besar
untuk mengangkat nama p artai. 5.
Proses kampanye yang merupakan bagian dari mekanisme rekrutmen politik tidak diisi dengan pengembangan ruang publik
yang demokratis, dialog terbuka dan sebag ai arena untuk kontrak so sial untuk memb angun visi bersama , melainkan hany a diisi
oleh hal yang sia-sia dan ajang “obral janji”. 6.
Proses pemilihan umum dan proses rekrutmen politik bekerja dalam konteks y ang tidak jelas arahny a, kurang terdidik dan
kritis. Akibatnya buday a politik y ang partisipatif belu m terbangun. Kondisi seperti ini tentu saja tidak me mungkinkan
terjadiny a p roses rekrutmen secara terbuka d an partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
I.7 Metodologi Penelitia n I.7.1 Jenis Penelitia n
Jenis pene litian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan penekanan pad a deskriptif dan analisis. Metode kualitatif dapat
digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik feno mena y ang sedikitpun belu m diketahui. Metode ini juga dapat digunakan
untuk mengungkap dan memahami sesuatu y ang baru sedikit diketahui, metode kualitatif juga dapat memb erikan rincian yang ko mpleks
tentang feno mena yang sulit diungkap oleh metode kuantitatif.
29
I.7.2 Lokasi Penelitia n
Lokasi temp at penelitian ini ak an dilakukan adalah di Kantor Partai Gerindra DPC Kota Medan yang beralamat di Jalan Mak mur
No.6 Sei Agul Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. I.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan in formasi y ang dibutuhkan dalam penelitian in i digunak an beberapa teknik pengu mpulan data y aitu data
primer dan sekunder.
30
1. Data Primer
Untuk mendapatkan d ata primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara merupakan proses tany a jawab
secara langsung y ang ditujukan terhadap in forman dilokasi pene litian dengan menggunakan panduan atau pedo man wawancara. Wawancara
dengan melakukan ko munikasi secara langsung untuk mendapatkan in formasi secara me ndalam dan lengkap d engan me mbu at pertany aan-
29
A n s e m S t r a u s s d a n J u l i e t C o r b i n , 2 0 0 3 , D a s a r – D a s a r P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f . T a t a L a n g k a h d a n T e k n i k – T e k n i k T e o r i s a s i D a t a , Y o g y a k a r t a : P u s t a k a P e l a j a r ,
H a l . 5
30
B u r h a n B u n g i n , 2 0 0 1 , M e t o d e P e n e l i t i a n S o s i a l , F o r ma t - F o r ma t K u a l i t a t i f d a n K u a l i t a s , S u r a b a y a : A i r l a n g g a U n i v e r s i t y P r e s s , H a l . 4 8
Universitas Sumatera Utara