me mp engaruhi sikapny a dimasa d ewasa terhadap p emimp in politikny a d an terhadap sesama warga Neg ara.
15
Sosialisasi politik tidak pernah berhenti tetapi berlangsung terus men erus sep anjang usia. Begitu kita melihat atau melibatkan diri
dalam kelo mpok-kelo mpok dan peranan-peranan sosial yang baru y ang berbeda dengan pengalaman h idup y ang kita alami cenderung
mengubah perspektif politik seseorang.
I.6.1 .2.4 Fung si Rekrut men Po litik
Rekrutmen politik ad alah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelo mpokny a dalam jabatan-jabatan ad ministrasi
maupun politik . Fungsi rekrutmen ini semakin besar porsinya man akala p artai politik itu merupakan partai tunggal seperti d alam
sistem politik totaliter, atau man akala partai ini merupak an parta i may oritas d alam badan perwakilan raky at sehingga berwenang
me mbentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi rekrutmen merup akan kelanjutan dari fungsi mencari dan
mempertahankan kekuasaan. Setiap partai politik memiliki pola rekrrutmen y ang berbeda. Pola perekrutan anggota p artai disesuaikan
dengan sistem politik y ang dianutny a. Di Indonesia, p erekrutan dengan sistem politk berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta
y ang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat o leh suatu badan resmi. Selek si ini dimu lai dari seleksi ad ministrasi, penelitian khusus
y aitu meny angkut kesetiaan pad a id eologi negara.
15
I b i d
Universitas Sumatera Utara
I.6.1 .2.5 Fung si Komunikasi Politk
Ko munikasi politik ad alah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengad akan
ko munikasi in formasi, isu dan gagasan politik. Ko munikasi politik ialah proses peny amp aian informasi mengenai politik dari p emerintah
kepada masy arakat dan dari masy arakat kepada pemerintah. Dalam hal ini partai politik berfungsi seb agai komunikator politik yang tidak
hanya menyampaikan segala k eputusan dan penjelasan pemerintah kepada masya rakat sebagaiman a diperankan oleh partai politik
dinegara totaliter tetapi juga meny ampaikan aspirasi dan kep entingan berbagai kelompok masy arakat kepada pemerintah. Partai politik
men jalankan fungsi sebag ai alat mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan partai dan
sebagainya. Agar anggota partai d apat mengetahui prinsip, p rogram kerja partai atau pun gagasan partainy a untuk menciptakan ikatan
mo ral pada p artainya, komunikasi politik sepe rti ini menggunakan med ia partai itu sendiri atau media massa lainny a.
16
I.6.1.3 Tipologi Par tai Polit ik
Setiap partai politik me miliki karakteristik y ang berbeda. Menurut Hary anto pada umumny a terdapat dua model partai yang berbeda
berdasarkan ko mposisi dan keanggotaanny a, y akni:
I.6.1.3.1 Partai Anggota Partai Massa
Partai anggota atau p artai massa, dengan ciri utamany a jumlah anggota atau p endukung yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis
16
P u t r a f a d i l a h , 2 0 0 3 , P a r t a i P o l i t i k d a n K e b i j a k a n P u b l i k, Y o g y a k a r t a : P T . P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 1 5
Universitas Sumatera Utara
ini memiliki program yang agak kabur. Partai ini me miliki struktur dan organisasi y ang lebih lengkap dari tingkat lokal sampai n asional dan
kuat dibanding partai kader. Ju mlah anggota tinggi dan keterikatan pada partai lebih kuat dan mendalam. Keterlibatan anggota dalam
partai selek si kandidat, formulasi kebijakan lebih tinggi dibanding partai kader. Tingginy a jumlah anggota dan aktifis merupak an satu
kelebihan partai anggota. Partai jenis ini berbasiskan individu-individu y ang jumlahny a besar, tetapi k erap tersingkirk an dari kebijakan
negara. Partai ini kerap memo bilisasi massa pendukungnya untuk kepentingan partai.
I.6.1.3.2 Partai Kader Partai Pemilih
Partai kader mengandalk an kader-kadernya utntuk loyal. Partai kader ini tidak terlalu memiliki bany ak anggota seperti pad a p artai
massa karen a memang partai ini tidak me mentingkan jumlah, tetapi lebih memen tingkan disiplin dan ketaat an dalam berorganisasi.
Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Biasany a hany a pengurus atau kandidat direkrut oleh partai, bukan
anggota biasa. Tingkat organisasi partai kader kurang tinggi. Partai ini lebih memen tingkan sukses di pemilu, ma ka disebut p artai pemilih.
Ju mlah pemilih dibanding jumlah anggota sangat tinggi, ak an tetapi pada u mumny a keterikatan pemilih pad a partai tidak terlalu kuat.
Karena jumlah anggota k ecil p artai kader membutuhkan penggunaan untuk ko munikasi dengan pemilih .
17
17
I c h l a s u l Ama l , 1 9 9 6 , T e o r i - T e o r i M u t a k h i r P a r t a i P o l i t i k E d i s i R e v i s i , Y o g y a k a r t a : T i a r a W a c a n a Y o g y a k a r t a , H a l . 4 5
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ichlasul Amal, mod el partai politik berdasarkan tingkat ko mitmen partai terhadap ideologi dan kepentingan, terdapat lima jenis
partai politik, yaitu:
1 . Partai Proto adalah tipe partai politik sebelum mencapai tingkat
p erk e mb ang an d ew as a in i. C ir i y an g p aling men o n j o l dala m p a rt a i in i a d a la h p emb e d a a n an ta r a k e lomp o k a n g g o ta a ta u “i n s” d eng an no n
an ggo ta atau “ ou ts ”. S el eb ih ny a p ar tai in i b el u m m en un ju k k an ci r i s e b a g a i p a r t a i p o l i t i k d a l a m p e n g er t i a n mo d e r n . K ar e n a i t u
s e s u n g g u h n y a p a r ta i in i d ib e n tu k b e r d a s a r k a n p e n g e lo mp o k an id eo lo g is masy ar ak at.
2 . Partai Kader merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto.
Ke an ggo ta an p artai in i te ru ta ma b erasal d ari g o long an k elas men e n g ah k e ata s. A k ib a tny a, id e o log i y an g d ianu t p ar ta i i n i a d alah
k on serv a tis me ek s tr i m atau ma k si ma l r efo r mis mo d er at . 3 .
Partai Massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga d ian gg ap s eb ag a i re sp on po li tis d a n o rg an isa sio n a l b ag i p er lua san
h ak- h ak p ilih ser ta p e rl u asan l eb ih l an ju t h ak -h ak p ilih ter s eb u t. Pa rtai massa, b e ro rien tasi p ad a b a sis p endu kun g y ang lu a s, mis alny a
b uruh , p e tan i, d an kelo mp o k a g a ma, d an me mi l ik i id eo l o g i y ang c u k u p je las u n tu k me mo b i l is a s i ma s s a s e r ta men g e mb a n g k a n
o rg a n isa si y an g cu kup r ap i un tuk men c ap ai tu j u an- tu ju an id eo lo g isny a.
4 . Partai Diktatorial sebenarnya merupakan sub tipe dari partai massa,
tetap i me mi l ik i i d e o lo g i y a ng le b ih k ak u d an r ad ik al. P emi mp in ter t in g g i p ar tai me l ak uk an k on tr o l y ang san g at k e tat t er h ad ap
p engu ru s b aw ah an mau pun an gg o ta p a rtai. Rek ru t me n an ggo ta p artai d ilak u k an se car a leb ih se lek tif d a r ip ad a p ar tai ma ss a.
5 . Partai Catch-all merupakan gabungan dari partai kader dan partai
mas s a. I s t ilah C a tc h - all p e r ta ma k al i d ik e mu k a k an o leh O tto
Universitas Sumatera Utara
K i rhh e i mer un tu k me mb er ik a n t ip o logi p a d a k ec end eru ng an p eru b ah an k ar ak te ri st i k . C atch - all d ap at d iartik a n se b ag ai
men a mp u n g k elo mp o k- k elo mp o k so s ial se b any ak mu n gk in un tuk d ijad ik a n an ggo t any a. T u ju an u ta ma p a r ta i in i a d alah me me n ang k an
p e mi lih an u mu m d e n g an cara men a w ar k an p rog ra m- p r o gram d a n k e u n tun g an b ag i a n g g o ta n y a s e b a g a i p en g g a n ti id e o lo g i y a n g k ak u .
I.6.2 Rekrutmen Politik I.6.2 .1 D efenisi Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik me meg ang p eranan penting dalam sistem politik suatu negara k aren a proses ini menentukan orang-orang y ang
ak an menjalankan fungsi-fungsi sistem p olitik negara itu me lalui lembaga-lemb aga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan
su atu sistem politik terg antung pada ku alitas rekrutmen politik. Menurut Noe At, rekrutmen didefinisikan sebagai p elaksanaan atau
aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan men cari tenaga kerja y ang poten sial.
18
Sedangkan Suharno meny atakan rekrutmen politik ada lah p roses pengisian jab atan-jabatan pada
lembaga-lemb aga politik, termasuk partai politik dan ad ministrasi a tau birokrasi oleh orang-orang yang ak an menjalankan kekuasaan politik.
19
Menurut Cholisin, rekrutmen politik adalah seleksi d an pengangkatan seseorang atau kelo mpok untuk melaksanakan sejumlah
peran dalam sy stem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususny a.
20
18
h t t p : w w w . r a d a r b a n g k a . c o . i d r u b r i k d e t a i l g l o b a l 5 2 9 r e k r u t me n - p o l i t i k - d a n - k a d e r - l o n c a t - k a t a k . h t ml d i a k s e s p a d a 2 9 O k t o b e r 2 0 1 3 p u k u l 2 0 . 5 0 W I B
19
I n u K e n c a n a S y a f i e , 2 0 0 9 , P e n g a n t a r I l m u P o l i t i k , B a n d u n g : P u s t a k a R e k a C i p t a , H a l . 5 8
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Cheng Prudjung mengatakan bahwa rekrutmen politik ad alah suatu proses seleksi anggota-aggota kelomp ok untuk mewakili
kelo mpokny a dalam jab atan ad ministratif maupun politik. Dalam pengertian lain, rekrutmen politik merupakan fungsi penyelekksian
rakyat untuk k egiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam med ia komu nikasi, menjadi anggota organisasi,
men calonkan diri untuk jabatan tertentu dan sebagainya.
21
Prihatmoko Joko J mengatakn bahwa rekrutmen politik y aitu penyeleksian raky at terhadap tokoh-tokoh y ang mencalonkan diri
sebagai kep ala daerah baik Gubernurwakil gubernur, bupatiwakil bupati atau walikotawakil walikota. Actor utama sistem pemilihan
kepala daerah adalah raky at, parpol dan calon kep ala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam k egiatan pemilihan kepala
daerah . Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran p emilih, pendaftaran calon, p enempatan calon, kamp any e, p emungutan dan penghitungan
su ara, dan p enetapan calon terpilih.
22
Partai politik dalam pengertian modern dapat didefinisikan sebagai suatu kelomp ok y ang mengajukan calon-calon bagi jabatan
publik untuk dipilih oleh raky at sehingga dapat mengontrol atau me mpengaruhi tindakan-tindakan pemerintah . Anggota kelompok y ang
direkrut adalah yang memiliki suatu kemampu an atau bak at y ang sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan politik. Untuk merekrut calon
anggota cara yang digunakan mungkin dengan cara melakukan pengkaderan y ang sebelu mnya diawali dengan kontak pribadi, persuasi
21
h t t p : c h e n g x p l o r e . b l o g s p o t . c o m 2 0 1 0 1 2 r e k r u t me n - p o l i t i k . h t ml d i a k s e s p a d a 3 0 O k t o b e r 2 0 1 3 p u k u l 1 1 . 0 0 WI B
22
J o k o J . P r i h a t mo k o , P e mi l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g , S e ma r a n g : P u s t a k a P e l a j a r , 2 0 0 5 , H a l . 2 0 0 - 2 0 3
Universitas Sumatera Utara
dan lain- lain Setiap sistem politik me miliki sistem atau prosedur rekrutmen y ang berbeda. Pola rekrutmen anggota p artai disesuaikan
dengan siste m politik y ang dianut oleh partainy a. Di Indonesia, pola rekrutmen politik berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon
peserta yang dicalonkan oleh partainy a diseleksi dengan sangat ketat oleh suatu b adan resmi.
Di era reformasi, rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan politik dalam sebuah negara, agar sistem politik dapat
me mfung sikan dirinya dengan sebaik-baikny a, guna me mb erikan pelay anan d an perlindungan kep ada masy arakat.
Dalam upay a membangun kesinambungan kehidupan suatu partai politik, mak a partai politik perlu melakukan rekrutmen politik untuk
mengisi kepengurusan serta k eanggotaan partai, termasuk untuk men empatkan wakil-wakilny a dalam lembaga legislatif parlemen.
Selain itu hal ini juga dimaksudkan untuk me mperoleh kader-kader partai y ang handal untuk memenangan pe rtarungan merebut kekuasaan
melalui pemilu. Berkaitan d engan p ersoalan rekrutmen, Le ster Seligman
meny atakan bahwa pola rekrutmen men cakup dua proses, y aitu : 1.
Perubahan dari peranan non politik menjadi peranan politik yang berpengaruh, dan
2. Penetapan dan seleksi orang-orang untuk memegang
peranan politik y ang khusus. Perekrutan meliputi baik pemenuhan sy arat untuk mendapatkan status kau m elit d an
Universitas Sumatera Utara
seleksi atau penetap an pada po sisi-posisi elit y ang khusus.
23
Relevansinya dalam konteks kajian permasalahan y ang akan diteliti bahwa rekrutme n politik adalah peny eleksian individu-individu
y ang berbakat dan memenuhi prasy arat untuk menduduki jabatan politik. Lebih khusus lagi, rekrutmen calon anggota legislatif adalah
penyeleksian individu-inidividu y ang berbak at dan telah me menuhi parasy arat untuk men jadi anggota legislatif, b aik dalam pro ses
penjaringan ma upun penyaringan calon. Demikian juga rekrutmen menurut Almond dan Powell dimana
rekrutmen politik ad alah suatu proses diman a terjadi penselek sian calon-calon masy arak at y ang dipilih untuk men emp ati kursi-kursi
penting di d alam peran an politik , termasuk dalam jabatan birokrasi d an jabatan ad ministrasi. Proses rekrutmen memiliki dua sifat y ang
berbeda yaitu rekrutmen terbuka dan rekrutmen tertutup. Menurut Almond dan Powell pro sedur-prosedur rekrutmen
politik terbagi dalam du a bagian y aitu: 1.
Prosedur tertutup, artinya rekrutmen dilakukan oleh elit partai y ang memiliki kekuasaan untuk me milih siapa saja calon-calon
y ang dianggap lay ak diberikan jab atan berdasarkan kemampuan dan kapasita s yang dimilikiny a untuk memimpin. Sehingga
prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna h anya ditentukan oleh segelintir orang.
23
A l w i , A i d i t d a n Z a i n a l , 1 9 8 9 , A KS P, E l i t e d a n M o d e r n i s a s i . Yo g y a k a r t a : L i b e r t y, H a l . 3
Universitas Sumatera Utara
2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk
me milih siapa saja y ang bakal menjadi calon pemimpin didalam negarany a serta pengumuman hasil pemenang dari ko mpetisi
tersebut dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan
. 24
Rekrutmen politik terbuka mengandung makna bahwa semua warga n egara y ang memenuhi sy arat-syarat y ang ditentukan serta
me mpuny ai bakat, tanpa kecuali mempuny ai kesemp atan yang sama untuk menduduki jabatan politik maupun jabatan pemerintahan.
Sebaliknya, rekrutmen politik tertutup hany a memb erikan kesempatan kepada orang-orang tertentu sep erti kawan-kawan akrab penguasa, atau
individu-inidividu y ang memp uny ai persamaan agama, daerah, etnis bahkan keluarga dari pihak penguasa.
Secara teoritis, rekrutmen d engan sistem terbuka b erarti men erapkan sistem, y aitu suatu seleksi menurut kualifika si teknis,
rasional dan imp ersonal. Sedangkan dalam hal rekrutmen caleg, harus men cerminkan p erwakilan y ang sebenarny a dari masyarakat. Menurut
Imawan , seleksi anggota legislatif harus memenuhi sy arat-syarat kapabilitas, popularitas dan ak septabilitas. Ketiga sy arat ini harus
dipadukan. Artiny a sesorang kandidat harus benar-benar memiliki kemampu an, populer di tengah-tengah masy arakat, diterima o leh
masy arakat serta terpilih melalui prosedur p erwakilan, bukan hanya sekadar ditunjuk.
25
24
J o k o J . P r i h a t m o k o , 2 0 0 5 , P e m i l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g , S e ma r a n g : P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 2 0 0 - 2 0 3
25
h t t p : e j o u r n a l . u n p . a c . i d i n d e x . p h p j d a r t i c l e … 1 0 6 4 8 9 7 d i a k s e s p a d a t a n g g a l 2 N o v e mb e r 2 0 1 3 p k l 1 9 . 1 5 W I B
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem rekrutmen terbuka ini, setiap warga bebas berko mpetisi untuk menjadi caleg tanpa tekanan dan batasan-batasan
tertentu oleh kekuatan eksternal. Suasan a ko mpetisi untuk mengisi jabatan biasany a sangat tinggi, sehingga orang-orang y ang benar-benar
sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai pemen ang. Sementara itu pola rekrutmen dengan sistem tertutup dikenal
dengan sistem nepotisme dan sistem spoil . Nepotisme d apat d iartikan sebagai usaha untuk memilih dan mengangkat seseorang yang memiliki
hubungan kekerabatan dengan pihak y ang berkuasa dalam sistem kekuasaan. Sedangkan sistem spoil dapat disebut sebagai usah a untu k
mendudukkan orang tertentu ke dalam jenjang kekuasaan karena memiliki hubungan aliran ideologi, pandangan hidup y ang sama dengan
pihak yang sedang berkuasa. Berpedo man kepada du a sistem rek rutmen tersebut, dapatlah dipahami bagaimana seharusny a rekrutmen y an g
ideal bagi caleg. Kegiatan meny eleksi p ara bak al calon, mengajukan serta
me mberi dukungan p ada para calon y ang bersangkutan merupakan bagian dari aktifitas politik y ang penting. Dengan demikian partai
politik sangat berpe ran dalam p roses p endidikan politik sebagai su mber rekrutmen para pemimp in untuk duduk di lembaga legislatif
maupun eksekutif. Rekrutmen politik ini sangat men entukan kinerja parlemen dalam konstitusi perwujudan janji politik mereka dalam
kebijakan publik. Dalam era reformasi seperti sekarang ini, rekrutmen politik
dilaksanakan dengan lebih terbuka jika dibandingkan pada era orde baru. Keterbukaan ini b erperan agar masy arakat benar- benar
dilibatkan untuk men entukan individu-individu yang dipercay a untuk
Universitas Sumatera Utara
mengisi jab atan- jabatan publik . Derajat keterbukaan dalam sistem politik b erbanding lurus terhadap derajat demokrasi suatu negara. Jadi
semakin terbuka sistem politik suatu neg ara d alam melakukan rekrutmen politik mak a hampir d apat dipa stikan semakin tinggi pula
derajat demo krasi di n egara tersebut. Partai politik mempuny ai peran y ang sangat strategis dalam
men entukan individu yang akan mengisi jab atan publik. Ini disebabkan karena pa rtai politik dipe rbolehkan untuk mengajukan calonny a hampir
disetiap jabatan publik y ang strategis. Rekrutmen y ang dilakukan untuk menjadi anggota p artai ada
beberapa kriteria y ang harus dipenuhi di antaranya adalah: 1.
Pengalaman Organisasi Pengalaman ini b aik selama ia menjadi anggota partai maupun
sebelu m men jadi anggota partai, karena ini merupakan hal y ang mu tlak diperlukan oleh seorang calon anggota parlemen dalam
men jalankan roda organisasi nantiny a. 2.
Tingkat Pendidikan Di tingkat p endidikan baik formal maupun in formal, tingkat
pendidikan berkaitan erat dengan wawasan seseorang dalam menghadapi su atu maslaah dan perilaku organisasi. Akan tetapi,
dalam ADART partai manapun tidak dicantumk an kriteria tingkat pendidikan seb agai persy ara tan.
3. Pelatihan Kader atau Keterampilan Organisasi.
Dimana hal ini me rupakan pelatihan untuk memb erikan keterampilan dan kema mpu an seorang calon angggota didalam
mengelola organisasi nantiny a.
26
26
. H a r y a n t o , 1 9 8 2 , S i s t e m P o l i t i k S u a t u P e n g a n t a r , Y o g y a k a r t a : L i b e r t y , H a l . 4 7
Universitas Sumatera Utara
Didalam rekrutmen politik juga dik enal istilah jalur-jalur politik y ang perlu k ita ketahui secara lu as kajian-kajianya antara lain:
Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan partai artinya
koalisi-koalisi p artai merupakan bagian terpenting didalam rekrutmen politik karena sebagian besar kesepakatan dan
pengangkatan politik di adopsi d ari hasil koalisi-kolisi antar partai yang berp eran dalam su atu lingkup politik.Artinya
rekrutmen politik tidak terlepas dari peran an koalisi partai.
Jalur rekrutmen berdasarkan kemempuan-kemampuan dari kelo mpok atau individu artiny a jalur ini menjadi kriteria dasar
dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteria-kritreia tertentu,distribusi-distribusi
kekuasaan,bakat-bakat yang terdapat didalam masy arakat,langsung tidak langsung menguntungkan p artai
politik .Semu a factor-faktor tersebut p erlu kita kaji dan fahami karena tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin.Kita harus
me mpunyai skill,kecakapan,keahlian untuk terjun kedalam dunia politik .Karena dunia politik merupakan dunia yang keras penuh
persaingan taktik dan teknik.Bukan sembarang orang mampu direkrut untuk masuk kedalam dunia politik.Orang-orang
tersebut terpilih karena memang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang dianggap mampu menguntungkan neg ara maupun
me mb eri keuntungan p arta-partai tertentu.
Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi artinya setiap kelompok- kelo mpok p artai harus meny eleksi dan me mp ersiapkan anggota-
Universitas Sumatera Utara
anggotanya yang dianggap mamp u dan cak ap dalam mendapatkan jabatan-jabatan politik y ang lebih tinggi jenjangya serta mampu
me mb awame mobilisasi partai-partai politikny a sehingga me mb eri pengaruh besar dikalangan masy arakat.Hal ini menjadi
salah satu tujuan dari terbentukny a suatu partai politik yang perlu kita ketahui. Seperti y ang terangkum d idalam teori Almond
dan G.Bigham Powell menjelask an rekrutmen politik tergantung pula terhad ap proses pen selek sian didalam partai politik itu
sendiri. Jadi ke simpulany a setiap individu harus memp unyai skill y ang ma mpu diperjualbelikan sehingga mampu menempati
jabatan-jabatan penting suatu negara.
Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial dizaman mo dern ini jalur rekrutmen pro modial tidak menutup
kemungkinan terjadi didunia politik.Feno menal itu terjadi karena adany a hubungan kekerabatan y ang dekat antara o rang
perorangan y ang memiliki jabatan politik sehingga ia mamp u me mindahtangankan atau memberi jab atn tersebut kepada
kerabat terdekatnya yang dianggap ma mpu dan cakap d alam mengemb an tugas kenegaraan.Feno mena ini dikena l dengan nama
rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial.
27
Contoh jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial:seorang raja ketika wafat akan meny erahkan segala
kekuasaany a kepada anak-anaknya,kekuasaan y ang diberikan kepada keluarga be san,ketika perkawinan menantu lelaki y ang diberi jabatan
27
O p c i t , J o k o P r i h a t mo k o H a l . 2 0 0 - 2 0 3
Universitas Sumatera Utara
penting oleh mertuanya,karena memiliki persamaan marga atau suku seseorang mendap at jabatn dari sesame marga atau sukunya.
Feno menal ini sering terjadi d an dikenal pula dengan istilah sistem politik monarki namun kekuasaan ini perkemb angany a hanya
disekitar kalangan-kalangan keluarga dan tidak meluas ataupun merata pembagian kekuasaanya.Hanya kelompok minoritas atau orang-orang
penting yang dapat memp eroleh jabatan politik didalam suatu sy stem mo narki sep erti ini namun penulis lebih meny ukai dan cenderung pada
sy stem politik y ang demokratis karena p embagian kekuasaan cenderung lebih merarta sesuai dengan pan casila sila ke-2
“k emanusiaan yang adil dan beradab”.
I.6.2 .2 Meto de Rek rutmen Polit ik