Metode Adaptasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

Tugas Mata Kuliah PTT8104 39 Raymond Valiant

3.2 Metode Adaptasi

Adaptasi perubahan iklim adalah tindakan di mana manusia menyesuaikan diri terhadap perubahan atmosferik yang terjadi dengan mengambil tindakan- tindakan yang sesuai. Beberapa tindakan yang dapat diambil: − Menghemat penggunaan bahan bakar fosil yang berpengaruh terhadap iklim karena proses pembakarannya melepaskan rantai karbon ke udara sebagai aerosol; − Mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan EBT untuk keperluan pembangkitan listrik; − Memanfaatkan bahan pangan setempat untuk mengurangi transportasi dalam proses impor; − Meningkatkan ketersediaan air dengan memanfaatkan secara maksimal air hujan melalui proses penyimpanan pada cistern, water-trap dan lain- lain; maupun dengan memanen uap air di udara melalui penyemaian awan modifikasi cuaca. − Mengubah pola tata tanam untuk memanfaatkan air permukaan dan air bawah tanah secara optimal; − Memperluas upaya penambahan tutupan lahan dengan vegetasi yang memiliki sifat menyimpan air konservasi dan mengurangi penguapan air dari permukaan tanah; − Menyimpan berbagai keragaman hayati melalui bank benih agar rantai kelestarian tidak terputus oleh variabilitas iklim; − Memilih dan membudidayakan bibit tanaman, baik pangan, serat maupun kayuan, yang tahan pada kekurangan air. Adaptasi terhadap penurunan kualitas lingkungan adalah tindakan di mana manusia menyesuaikan diri terhadap perubahan geosfer, hidrosfer dan biosfer yang terjadi dengan mengambil sejumlah tindakan yang sesuai. Beberapa tindakan yang dapat diambil: − Pengelolaan sampah yang lestari, baik dimulai dari pemilahan, penggunaan ulang reuse dan pengolahan ulang recycle, sampai dengan tata kelola sampah yang lebih ramah lingkungan waste management. − Penggunaan pupuk dan pestisida yang berbahan dasar organik. − Pengurangan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan bercocok-tanam maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tugas Mata Kuliah PTT8104 40 Raymond Valiant − Pengelolaan hutan secara lestari, baik dari segi peruntukan, pemanfaatan silvestry maupun tata kelola produk hutan. − Pembatasan ruang terbangun pada kawasan perkotaan urban dan penyediaan daerah resapan yang cukup terhadap perbandingan luas kawasan bangunan. − Pengelolaan lahan kritis untuk mencegahmengurangi degradasi secara kimia, fisika maupun biologi, dengan metode konservasi vegetatif maupun teknik sipil. − Perluasan tutupan lahan. − Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan desain bangunan yang lebih hemat energi. − Pengendalian limpasan permukaan melalui pembuatan prasarana pengairan yang mempermudah penyerapan air ke dalam tanah dan mempertahankan muka air tanah.

3.3 Pengelolaan Risiko Kebencanaan