Tugas Mata Kuliah PTT8104 5
Raymond Valiant
II. Kajian Pustaka
2.1 Pengertian Perubahan Iklim
Kondisi atmosfer di bumi lazim berubah setiap saat. Perubahan dari kondisi sesaat ini disebut juga sebagai cuaca. Apabila cuaca ini diamati secara terus
menerus dalam jangka waktu yang panjang, maka kondisi rerata inilah disebut iklim.
Iklim sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan energi di permukaan bumi yang bersumber dari matahari. Sepertiga dari energi yang berasal dari matahari
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan permukaan bumi. Pemantulan ini disebabkan atmosfer mengandung partikel-partikel di udara
yang disebut aerosol, sedangkan di permukaan bumi terdapat bidang-bidang pantul yang lain seperti salju, es dan gurun. Dua-pertiga energi dari matahari
terserap oleh atmosfer dan permukaan bumi. Untuk menjaga keseimbangan, bumi memantulkan kembali energi yang telah
diserapnya dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Sebagian dari radiasi gelombang panjang ini diserap oleh gas-gas tertentu di atmosfer yang disebut
gas rumah kaca GRK. Selanjutnya gas-gas tersebut melepaskan kembali radiasi tersebut dalam bentuk panas sehingga terjadilah efek rumah kaca
glass-house effect yang secara alamiah memelihara suhu bumi relatif hangat pada rerata sekitar 14
o
Celsius. Keseimbangan energi di dalam atmosfer dan permukaan bumi berperan besar
dalam mengatur iklim. Jumlah energi yang diserap dan dipantulkan berimbang dengan pelepasan radiasi gelombang panjang dan berhubungan erat dengan
GRK yang menciptakan keseimbangan lepasan panas di atmosfer. GRK yang dominan adalah uap air H
2
O, karbon dioksida CO
2
, metana CH
4
, dinitro- oksida NO
2
, ozone O
3
dan gas lain dalam jumlah lebih kecil. Perubahan energi netto dari radiasi matahari dapat mengakibatkan perubahan
kondisi cuaca yang disebut perubahan iklim Handoko et al, 2008. Salah satu perubahan iklim yang ditenggarai terjadi adalah pemanasan global – yakni
peningkatan suhu rerata atmosfer di dekat permukaan bumi yang telah terjadi selama beberapa dekade terakhir dan diperkirakan akan meningkat di masa-
masa mendatang. IPCC 2007 melaporkan, kecenderungan 100 tahun terakhir 1906-2005
menunjukkan kenaikan suhu udara dunia adalah rerata sekitar 0,74°C berkisar antara 0.56°C to 0.92°C. Kecenderungan linier dari kenaikan ini dalam 50
tahun terakhir bahkan mencapai 0,13°C per-dekade, yang mana hampir dua kali dari kecenderungan kenaikan 100 tahun terakhir ini. Kenaikan suhu udara
dunia pada 1850-1899 terhadap 2001-2005 adalah sebesar 0,76°C berkisar
Tugas Mata Kuliah PTT8104 6
Raymond Valiant
antara 0,57°C sampai 0,95°C. Pengaruh dari zona perkotaan dalam menciptakan zona lebih hangat urban heat islands dapat diabadikan, karena
hanya mempengaruhi sebesar 0,006°C per-dekade di atas dan mendekati nol di atas permukaan laut.
Kenaikan suhu ini dapat dipastikan berasal dari ketidakseimbangan jumlah energi yang diserap dan dipantulkan akibat pelepasan radiasi gelombang
panjang yang dipastikan berhubungan erat dengan GRK. Selain aktifitas tersebut masih ada beberapa faktor yang menyebabkan
pemanasan global, seperti dampak letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi dapat mengakibatkan peningkatkan kandungan aeorosol di udara
sebagai akibat terlontarnya partikel-partikel piroklastik ke udara khususnya debu. Walau demikian, saat ini dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa
pemanasan global yang dialami dunia disebabkan hampir seluruhnya oleh aktifitas manusia.
2.2 Penyebab Perubahan Iklim