Latar Belakang Permasalahan Hukum Acara Perdata

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Manusia dalam berinteraksi satu sama lainnya dalam kehidupan masyarakat sering menimbulkan konflik. Konflik ini adakalanya dapat diselesaikan secara damai, tetapi adakalanya konflik tersebut menimbulkan ketegangan yang terus menerus sehingga menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak. Hukum materiil di Negara kita, baik yang termuat dalam suatu bentuk perundang-undangan maupun yang tidak tertulis, merupakan pedoman atau pegangan ataupun penuntun bagi seluruh warga masyarakat dalam segala tingkah di dalam pergaulan hidup, baik itu perseorangan, masyarakat maupun dalam bernegara, apa yang dapat ia lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Ketentuan-ketentuan tersebut misalnya antara lain, “tidak boleh mencuri barang orang lain, tidak boleh mengganggu hak orang lain, ataupun tidak boleh kita berbuat dalam melaksanakan hak kita secara sewenang-wenang tanpa memperhatikan hak orang lain, dan sebagainya. 1 Agar dalam mempertahankan hak masing-masing pihak itu tidak melampaui batas-batas dari norma yang ditentukan, maka perbuatan sekehendaknya sendiri harus dihindarkan. Jika kita melaksanakan hukum materiil itu sendiri menurut kehendak sendiri atau pihak yang bersangkutan, maka dalam hal ini akan timbullah apa yang dikenal dengan istilah “Main Hakim Sendiri”. Inilah yang justru sangat dikhawatirkan oleh kita semua, sebab dengan keadaan demikian itu tentu saja ketertiban dalam masyarakat tidak akan terjamin lagi, sedangkan ketertiban ini merupakan salah satu tujuan daripada hukum. Maka dari itu, apabila para pihak merasa hak-haknya terganggu dan menimbulkan kerugian, maka orang yang merasa haknya dirugikan dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hukum acara perdata bisa juga disebut dengan hukum perdata formil, namun sebutan hukum acara perdata lebih lazim dipakai. Hukum acara perdata atau hukum perdata formil pada dasarnya merupakan bagian dari hukum perdata. Sebab, di samping hukum perdata formil, juga 1 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan, Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2000, hal 1 1 ada hukum perdata materil. Hukum perdata materil ini lazimnya hanya disebut dengan hukum perdata saja. Dalam rangka menegakkan hukum perdata materiil, fungsi hukum acara perdata sangat menentukan. Hukum perdata materiil tidak dapat dipaksakan berlakunya tanpa adanya dukungan dari hukum acara perdata ini. Oleh karena itulah maka dalam hal ini diperlukan sekali suatu bentuk perundang-undangan yang akan mengatur dan menetapkan tentang cara bagaimanakah melaksanakan hukum materiil ini. Sebab tanpa adanya aturan tersebut, maka hukum materiil ini hanya merupakan rangkaian kata-kata yang indah dan enak dibaca saja, tapi tidak dinikmati oleh warga masyarakat. 2 Hukum yang mengatur tentang cara mempertahankan dan menerapkan hukum materiil ini, dalam istilah hukum sehari-hari dikenal dengan sebutan Hukum Formil atau Hukum Acara Perdata. Hukum perdata yang ingin dipertahankan dengan hukum acara perdata tersebut meliputi peraturan hukum yang tertulis dalam bentuk peraturan perundang-undangan seperti, KUHPerdata, Undang-Undang Pokok Agraria, Undang-Undang Perkawinan dan sebagainya dan hukum yang tidak tertulis berupa hukum adat yang hidup dalam masyarakat. 3 Jadi, diharapkan dengan adanya hukum acara perdata ini, para pihak yang bersengketa dapat memulihkan hak-haknya yang telah dirugikan oleh pihak lain melalui pengadilan, tidak main hakim sendiri eigenrigthing. Dalam hukum acara perdata ini diatur hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak yang berperkara secara seimbang di depan sidang pengadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Harus disadari bahwa hukum acara perdata dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hukum acara perdata di pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan hukum acara perdata dalam lingkungan Peradilan Agama bagi mereka yang beragama Islam. 4 Untuk lebih jelasnya, berikut ini pemakalah akan membahas lebih ulas mengenai hukum acara perdata beserta ketentuan-ketentuan lain yang mengikutinya. B. Rumusan Permasalahan 1. Bagaimana yang dimaksud dengan hukum acara perdata?