Kemana Mengajukan Gugatan Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan pengertian dari hukum acara perdata

Pengadilan. Surat gugat tesebut harus disusun secara singkat, padat, dan mencakup segala persoalan yang disengketakan. Surat gugat tidak boleh abscluur libel, artinya tidak boleh kabur baik mengenai pihak-pihaknya, objek sengketanya dan landasan hukum yang dipergunakannya sebagai dasar gugat. e. Memahami hukum formil dan materiil Sebuah gugatan dikatakan baik dan benar apabila orang yang membuat surat gugat itu mengetahui tentang hukum formil dan hukum materiil, sebab kedua hukum tersebut berkaitan erat dengan seluruh isi gugatan yang akan dipertahankan dalam sidang Pengadilan. Dalam praktek Peradilan Agama sangat sulit ditemukan pada Penggugat mengetahui hukum formil dan materiil secara utuh, meskipun kadang-kadang perkara yang diajukan itu mempergunakan jasa pemberi bantuan hukum. Jalan keluar yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan terhadap orang belum memahami hukum formil dan materiil ini adalah sebagaimana disebut dalam pasal 119 HIR dan pasal 143 R.Bg dimana dikemukakan bahwa Ketua Pengadilan berwenang memberikan nasehat dan bantuan kepada Penggugat atau kuasanya dengan tujuan agar tidak mengalami kesulitan dalam membuat gugatan bagi orang-orang yang kurang pengetahuannya tentang hukum formil dan materiil itu.

2. Kemana Mengajukan Gugatan

36 Secara garis besar pasal 118 HIR142 RBg mengatur tentang kemana gugatan dapat diajukan, diantaranya: a. Gugatan perdata yang dalam tingkat pertama masuk wewenang Pengadilan Negeri, harus diajukan dengan surat gugatan, yang ditandatangani oleh penggugat atau oleh orang yang dikuasakan kepada ketua pengadilan negeri yang dalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal tergugat, yang bisa dilihat dari Kartu Tanda Penduduknya. b. Jika tidak diketahui tempat tinggalnya, gugatan diajukan pada pengadilan negeri tempat kediaman tergugat. Hal ini dilihat dapat dilihat dari rumah tempat kediamannya. c. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugatan diajukan pada tempat tinggal salah seorang dari para tergugat, terserah pilihan penggugat, jadi penggugat yang menentukan dimana akan mengajukan gugatannya. 36 Moh. Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata... hlm. 19-20 17 d. Apabila pihak tergugat ada dua orang, yaitu seorang misalnya adalah yang berhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugatan harus diajukan kepada pengadilan negeri pihak yang berhutang. e. Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak dikenal, gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri tempat tinggal penggugat. 37 Selain itu terdapat ketentuan lainnya tentang kemana gugatan dapat diajukan. Ketentuan- ketentuan tersebut terdapat dalam KUHPerdata, Hukum Acara Perdata dan Undang-undang Perkawinan UU No. 1 tahun 1974, yaitu: 1. Apabila dalam hal tergugat tidak cakap untuk menghadap dimuka pengadilan, gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri oleh orangtuanya, walinya atau pengampunya pasal 21 KUHPerdata. 2. Yang menyangkut pegawai negeri, yang berwenang untuk mengadilinya adalah Pengadilan Negeri di daerah mana ia bekerja KUHPerdata. 3. Tentang hal kepailitan, yang berwenang untuk mengadilinya adalah Pengadilan Negeri yang menyatakan tergugat pailit pasal 99 ayat 15 Hukum Acara Perdata. 4. Yang menyangkut permohonan perceraian, diajukan kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukum dimana perkawinan dilangsungkan atau ditempat tinggal kedua suami istri pasal 63 1 b UU No. 1 tahun 1974 dan pasal 38 1 dan 2 PP No. 9 tahun 1975. 5. Dalam hal tergugat bertempat tinggal diluar negeri, gugatan diajukan di tempat kediaman penggugat dan ketua pengadilan negeri menyampaikan permohonan tersebut kepada tergugat melalui perwakilan Republik Indonesia setempat. pasal 20 2 dan 3 PP No. 9 tahun 1975. Contoh: Permohonan Penggantian Nama Jakarta, 5 September 2003 Kepada Yth, Bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur di- Jakarta. Dengan hormat, 37 Ibid,. hlm. 20 18 Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Afrisa, S.H., advokat, berkantor di Jalan Otto Iskandardinata No. 5 Jakarta Timur, berdasarkan surat kuasa tanggal 1 Agustus 1995, terlampir, bertindak untuk dan atas nama Agus Santoso, bertempat tinggal di Jalan Aries No. 2 Jakarta Timur, dengan ini mengajukan surat permohonan ini, selanjutnya disebut sebagai PEMOHON. Adapun permohonannya adalah sebagai berikut: Bahwa pemohon pada tanggal 30 Juli 1975 di Jakarta Timur telah menikah dengan Istri Pemohon yang bernama Silvia, seperti terbukti dari petikan Akta Perkawinan No. 150 tahun 1975 tanggal 5 Mei 1975 yang dikeluarkan oleh Kantor Catatab Sipil di Jakarta Timur. Foto copy, terlampir; Bahwa selama dalam ikatan perkawinan dengan Istri Pemohon tersebut telah dilahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama, Ong Bek Tiong, pada tanggal 30 Agustus 1977 pukul 23.00 WIB di Jakarta Timur. Bahwa kelahiran anak Pemohon tersebut telah dicatat dalam daftar buku tentang kelahiran yang disediakan bagi warga negara Indonesia berdasarkan Lembaran Negara 1933 No. 75 juncto Lembaran Negara 1936 No. 607 di Kantor Catatan Sipil Jakarta Timur. Bahwa dalam akta kelahiran anak pemohon tersebut telah dicatat sebagai anak laki-laki dari suami istri Agus Santoso dan Silvia, seperti terbukti dari petikan Akta Kelahirrran No. 100 tahun 1977 yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Jakarta Timur. Foto copy terlampir Bahwa kemudia terdapat keinginan Pemohon bersama Istri Pemohon untuk mengganti atau mengubah nama anak dari Pemohon dan Istri Pemohon menjadi Agustinus. Bahwa Pemohon sebagai ayah dari anak tersebut sangat berkepentingan sekali, agar Akta Kelahiran dari Pemohon tersebut segera diperbaiki. Berdasarkan segala apa yang diuraikan di atas, Pemohon mohon dengan hormat sudilah kiranya Pengadilan Negeri Jakarta Timur berkenan menetapkan; - Mengabulkan permohonan Pemohon tersebut di atas; - Memerintahkan atau setidak-tidaknya memberikan kuasa kepada Pegawai Catatan Sipil Jakarta Timur untuk memperbaiki Akta Kelahiran No. 100 tahun 1977 yang terdapat dalam daftar buku tentang kelahiran bagi warga negara Indonesia berdasarkan Lembaran Negara 1933 No. 75 juncto Lembaran Negara No. 607 terhadap perkataan: “anak laki-laki yang bernama Ong Bek Tiong dari suami istri Agus Santoso dan Silvia dicoret dan sebagai gantinya ditulis: “Anak laki-laki yang bertnama Agustinus dari suami istri Agus Santoso dan Silvia”. Hormat Kuasa Pemohon, Afrida, S.H. =========================================================================== Contoh Surat Gugatan. 19 Jakarta, 23 Februari 2002 Hal: Gugatan Perceraian Kepada Yth, Ketua Pengadilan Agama Jakarta Barat di- Jakarta Assalamu’alaikum wr.wb Yang bertandatangan dibawah ini: Sukma, S.H. dan Sugito, S.H. Advokat dan Penasehat Hukum pada Pusat Pengkajian dan Pelayanan Hukum P3H Fakultas Hukum Universitas Islam As-syafi’iyah Jl. Raya Jatiwaringin Po. Box 7725, Jakarta Timur, selaku kuasa dari Ny. Darmawati, pekerjaan karyawan, umur, 25 tahun, bertempat tinggal di Jl. Kembang Asri II8 Rt. 01106 Kembangan Jakarta Barat, dalam hal ini memilih domisili hukum di Kantor Kuasanya di Pusat Pengkajian dan Pelayanan Hukum P3H Fakultas Hukum Universitas Islam As-syafi’iyah Jl. Raya Jatiwaringin Po. Box 7725, Jakarta Timur. -----------------------------------------Untuk selanjutnya disebut Penggugat------------------------------- Bersama ini mengajukan gugatan perceraian melawan: M. Ridwan, pekerja: tidak ada, umur: 34 tahun, beralamat di Jl. Terusan Hang Lekir IV40 Rt. 00108 Kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama – Jakarta Selatan. -----------------------------------------Untuk selanjutnya disebut Tergugat------------------------------- POSITA Adapun dasar-dasar atau alasan-alasan gugatan sebagaimana tersebut dibawah ini: 1. Bahwa Penggugat adalah istri dari Tergugat berdasarkan perkawinan yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama KUA Kebon Jeruk Jakarta Barat tanggal 14 Desember 1990, bukti P-1. 2. Bahwa dari perkawinan tersebut tidak membuahkan seorang anak sampai sekarang. 3. Bahwa walaupun perkawinan tersebut telah berlangsung selama dua tahun, akan tetapi perkawinan tersebut selalu saja mengalami percekcokan terus menerus sehingga tidak ada lagi kecocokan antara Penggugat dan Tergugat. Pasal 19 huruf f PP. No. 9 tahun 1975. 4. Bahwa setelah perkawinan sampai sekarang dua tahun Tergugat tidak memberikan nafkah lahir kepada Penggugat karena Tergugat menganggur, sehingga Penggugat mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 5. Bahwa selain itu Tergugat sebagai suami tidak menunjukkan kedewasaan dan tidak bertanggung jawab dengan selalu melakukanmain judi. Pasal 19 huruf a PP No. 9 tahun 1975. 6. Bahwa Penggugat sudah berusaha menasehati Tergugat sejak pisah rumah dari bulan Desember 1992, namun Tergugat tetap tidak bertanggung jawab selaku suami. 20 7. Bahwa oleh karena hal-hal tersebut diatas, kiranya rumahh tangga Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi dipertahankan karena rumah tangga yang harmonis yang menjadi tujuan dari perkawinan seperti yang disebut didalam UU No. 1 tahun 1974 sama sekali tidak tercapai. PETITUM Maka berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas mohon agar Pengadilan Agama Jakarta Barat dapat kiranya mengadili perkara ini dan memberikan putusan sebagai berikut: Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilansungkan di Kantor Urusan Agama KUA Kebun Jeruk Jakarta Barat tanggal 14 Desember 1990 sesuai Akta Perkawinan No. 108784XII1990, putus karena perceraian. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini. Wassalamu’alaikum wr.wb. Kuasa Penggugat Sukma, S.H. Sugito, S.H. E. PIHAK-PIHAK DALAM PERKARA PERDATA Dalam setiap perkara perdata yang berada dalam pemeriksaan pengadilan sekurang- kurangnya terdapat 2 pihak yang berhadapan satu sama lain, yaitu pihak penggugat erser, plaintid yang mengajukan gugatan dan pihak penggugat gedaagde, defendant yang digugat. 38 Penggugat ialah orang yang menuntut hak perdatanya ke muka pengadilan perdata. penggugat ini disebut eiser Belanda atau al-mudda’y Arab. Penggugat mungkin sendiri dan mungkin gabungan dari beberapa orang, sehingga muncullah istilah Penggugat 1, Penggugat 2, Penggugat 3, dan seterusnya. Juga mungkin memakai kuasa sehingga ditemui istilah Kuasa Penggugat, Kuasa Penggugat 1, Kuasa Penggugat 2, dan seterusnya. Lawan dari penggugat disebut tergugat atau gedagde Belanda, atau al-mudda’a ‘alaih Arab. Keadaan tergugat juga mungkin sendiri atau mungkin gabungan dari beberapa orang atau memakai kuasa, sehingga muncul istilah Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat 3, dan seterusnya. Kuasa Tergugat 1, Kuasa Tergugat 2, Kuasa Tergugat 3, dan seterusnya. 38 Riduan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata...hlm. 30 21 Gabungan penggugat atau gabungan tergugat seperti di atas, disebut “kumulasi subjektif” artinya subjek hukum yang bergabung dalam perkara. Suatu perkara perdata yang terdiri dari dua pihak, yaitu ada penggugat dan ada tergugat yang berlawanan, disebut jurisdiction contentiosa atau “peradilan yang sesungguhnya”. Karena peradilan yang sesungguhnya maka produk Pengadilan adalah putusan atau vonnis Belanda atau al-qada’u Arab. 39

1. Perwakilan dalam Perkara