Tidak Ada Keharusan Mewakilkan

6. Beracara Dikenakan Biaya

23 Biaya berperkara meliputi biaya kepaniteraan dan biaya panggilan, pemberitahuan para pihak, biaya materai serta biaya pengacara jika seseorang meminta bantuan. Bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya perkara, dapat mengajukan perkara secara cuma-cuma dengan mendapatkan izin untuk dibebaskan dari pembayaran dengan mengajukan surat keterangan tidak mampu yang dibuat oleh kepala polisi. Jika penggugat ternyata terbukti bukan orang yang tidak mampu, maka permohonan perkara akan ditolak oleh pengadilan.

7. Tidak Ada Keharusan Mewakilkan

24 Tidak ada kewajiban para pihak untuk mewakilkan pada orang lain, tetapi para pihak dapat diwakilkan oleh kuasanya jika dikehendaki. Dengan demikian hakim tetap wajib memeriksa sengketa yang diajukan kepadanya, meskipun para pihak tidak mewakilkan pada kuasanya. Dengan memeriksa para pihak yang berkepentingan secara langsung, hakim dapat mengetahui dengan jelas duduk persoalannya. Namun jika diwakilkan pada kuasa hukumnya bisa jadi kuasa tersebut kurang mendalami peristiwa secara rinci. Inilah yang menyebabkan kuasa sering hanya siap dengan surat jawabannya saja, tapi jika ada pertanyaan dari hakim ia harus berkonsultasi dahulu dengan pihak yang berkepentingan. Selain itu, menggunakan kuasa hukum juga bermanfaat bagi orang yang belum pernah berperkara di pengadilan yang membuatnya gugup. Terlebih lagi seorang kuasa memiliki iktikad baik dan lebih mengetahui konsekuensi hukum dari setiap yang ia kemukakan, sehingga ia hanya akan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang relevan saja. Seorang kuasa atau wakil juga dapat mempersempit peluang bagi pihak yang buta hukum menjadi sasaran penipuan dan perlakuan sewenang-wenang. Tidak ada ketentuan bahwa seorang pembantuwakilkuasa harus seorang sarjana hukum. Akan tetapi untuk mempermudah proses jalannya persidangan guna memperoleh putusan yang adil, akan lebih baiknya seorang kuasa merupakan sarjana hukum karena mereka lebih paham hukum dan dapat menjamin pemeriksaan yang obyektif. D. PERIHAL GUGATAN Gugatan menurut Prof. DR. Sudikno Mertokusumo, SH, adalah tuntutan hak yaitu tindakan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah perbuatan main hakim sendiri eigenrigthing. Jadi dapat diketahui bahwa gugatan adalah suatu 23 Ibid., hlm.17. 24 Ibid., hlm.18. 10 permohonan yang disampaikan kepada Pengadilan yang berwenang tentang suatu tuntutan terhadap pihak lain agar diperiksa sesuai dengan prinsip keadilan terhadap gugatan tersebut. Dalam hal gugatan kepada Pengadilan selalu ada pihak Penggugat atau para penggugat, tergugat atau para tergugat dan turut tergugat atau para turut tergugat. Cara menyelesaikan perselisihan lewat pengadilan tersebut diatur dalam Hukum Acara Perdata Burgerlijke Procesrecht, Civil Law of Procedure. 25 Dalam hukum acara perdata dikenal 2 istilah dalam mengajukan perkara, yaitu gugatan dan permohonan. Berikut penjelasan mengenai gugatan dan permohonan: a. Dalam perkara gugatan ada suatu sengketa, suatu konflik yang harus diselesikan dan harus diputus oleh pengadilan, sedangkan dalam permohonan tidak ada sengketa atau perselisihan, misalnya segenap ahli waris secara bersama-sama menghadap ke pengadilan untuk mendapat suatu penetapan perihal bagian masing-masing dari warisan almarhum, atau permohonan untuk mengganti nama dari Liem Sio Liong menjadi Sudono Salim, atau permohonan pengangkatan seorang anak, wali dan lainnya. b. Dalam suatu gugatan ada dua atau lebih pihak yaitu pihak penggugat dan tergugat yang merasa haknya atau hak mereka dilanggar, sedangkan dalam permohonan hanya ada satu pihak yaitu pihak pemohon. 26 c. Suatu gugatan dikenal sebagai pengadilan contentiosa atau pengadilan sungguh-sungguh, sedangkan suatu permohonan dikenal sebagai pengadilan voluntair atau pengadilan pura- pura. d. Hasil suatu gugatan adalah putusan vonis sedangkan hasil suatu permohonan adalah penetapan beschikking.

1. Cara Membuat Gugatan.