Marah Halimcup 1972 -1995
MARAH
HALIM
CUP
1972
–
1995
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
OL E H
NAMA
: Eri Arianto
NIM
: 080706032
DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
(3)
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
MARAH
HALIM
CUP
1972
-1995
SKRIPSI SARJANA Dikerjakan
O L E H
ERI ARIANTO 080706032 Pembimbing
NIP. 19570711985031003 Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Sejarah.
DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(4)
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
MARAH
HALIM
CUP
1972
–
1995
Yang diajukan oleh :Nama : Eri Arianto Nim : 080706032
Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh: Pembimbing,
Dr. Wara Sinuhaji. M.Hum NIP. 19570711985031003
Tanggal
Ketua Departemen Sejarah
Drs. Edi Sumarno. M. Hum NIP. 196409221989031001
Tanggal
DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(5)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KETUA DEPARTEMEN SEJARAH
Disetujui Oleh :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen,
Drs. Edi Sumarno, M. Hum NIP 196409221989031001
(6)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI OLEH DEKAN DAN PANITIA UJIAN
PENGESAHAN Diterima oleh:
Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra
dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan
Pada :
Hari :
Tanggal :
Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,
NIP 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis. M.A.
Panitia Ujian:
No. Nama Tanda Tangan
1. Drs. Edi Sumarno, M. Hum ( )
2. Dra. Nurhabsyah, M.Si ( )
3. Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum ( )
4. Dra. Farida Hanum Ritonga, MSP ( )
(7)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita. Hingga saat ini penulis masih diberikan rezeki yang berlimpah ruah, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana pada Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.Skripsi ini berjudul,
MARAH HALIM CUP 1972 – 1995
, dalam skripsi ini, penulis membahas mengenai turnamen sepakbola serta latar belakang lahirnya turnamen ini, dimulai pada tahun 1972 hingga tahun 1995.Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis sendiri.
Medan, Maret 2015
Penulis
(8)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, kesehatan, kesempatan, kekuatan dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tenaga, pikiran, serta bimbingan yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I Dr. M. Husnan Lubis, M.A, Pembantu Dekan II Drs. Samsul Tarigan, dan Pembantu Dekan III Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A, berkat bantuan dan fasilitas yang penulis peroleh di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menyelesaikan studi.
2. Bapak Drs. Edi Sumarno, sebagai Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU dan juga kepada Ibu Dra. Nurhabsyah, Msi, sebagai Sekretaris Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak memberikan nasihat dan motivasi selama penulis kuliah.
3. Terkhusus untuk Alm. Bapak Drs. Indera M.Hum, sebagai dosen penasehat akademik penulis yang telah banyak memberi nasihat dan arahannya bagi penulis walaupun penulis belum bisa menjadi anak didik yang baik dan
(9)
iii
penulis tidak bisa bertemu dengan bapak sampai selesai kuliah, semoga bapak tenang dan tersenyum disana.
4. Bapak Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang selalu mengingatkan penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini dan meluangkan waktu untuk berdiskusi serta memberi masukan dengan penulis guna membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Budaya USU khususnya di Departemen Sejarah, terima kasih banyak ilmu yang diberikan semoga dapat penulis amalkan dan juga kepada Abang Amperawira selaku Tata Usaha Departemen Sejarah ( terima kasih atas nasehat dan arahannya )
6. Kepada Orangtua penulis, mungkin tanpa mereka saya tidak hadir dan ada di dunia ini Ayahanda Ucik Harianto dan Ibunda Erlina yang telah melahirkan, merawat, membesarkan, mendidik dan selalu menyayangi penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang. Kedua kakak tersayang ( Kurniawati dan Sri Wahyuni ), Keponakan yang lucu dan imut Myisha, Syahdu dan Fathan ( semoga menjadi anak berbakti ) dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan nasihat dan semangat.
7. Saudara-saudaraku seangkatan 2008 (Albert, Alpian, Artono, Azis, Cahaya, Deni, Dewi, Edyta, Eko, Elegus, Erni, Evi, Fahmi, Frider, Glorika, Hotman, Husein, Iqbal, Jans, Jakob, Johannes, Kuasa, Mangihut, Novita, Puspita, Putri, Rihanna, Royandi, Suranta, Weni, Wilman, Yani, Yogi, Yuni ) terkhusus kepada Arenda dan Resti yang selama ini selalu banyak memberikan masukan, nasihat dan motivasi agar penulis cepat selesai. Serta kawan
(10)
Seperjuangan Marco Limbong yang sama-sama berjuang di detik-detik akhir kuliah, terima kasih atas kebersamaan yang kita lewati semasa kuliah. Semoga kita semua sukses dan berguna bagi semua orang.
8. Seluruh kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah USU dari abang-abang senior maupun adik-adik junior yang selama ini menemani penulis bercerita, berdiskusi hingga canda dan tawa dari pagi hingga malam, maaf tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terlebih kepada pengurus HIMIS periode 2014-2015 yang telah memberikan sedikit ruang dari sekretariatnya untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 9. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu
Budaya Kawan-kawan Pengurus Periode 2009-2010 ( Ketua Dera, Kak Indah, Ibnu, Dodi, Fahri, Fitri, Cuya, Takim, Ika, Putra Jabal, Ketua Hasan, Bobby, Bg Karo, Tari, Ofi, Budi, Annur, Saddam, Ryan, Maya, Liska) yang selalu mewarnai dinamika kampus saat penulis kuliah sehingga mendapat banyak pelajaran yang menambah kedewasaan serta wawasan untuk penulis.
10.Kepada Tim sepakbola dan futsal Fakultas Ilmu Budaya ( Om Zul Kantin, Mala, Nugi, Eko, Adit, Hendra, Surya, Hero, Patra, Tomo, Freico, Alan, Rudi, Darma ) dan semua anggota tim yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah sama-sama memberikan waktu dan tenaga untuk pencapaian juara sehingga kita dapat memberikan prestasi terbaik kepada Fakultas Ilmu Budaya yang kita cintai. Terima kasih juga kebersamaanya selama ini sehingga penulis dapat meluangkan Hobi dan bakatnya. Semoga FIB selalu
(11)
v
menghasilkan bakat sepakbola agar prestasi dan nama baik FIB tetap terjaga. FIB Uyeee!
11.Seluruh rekan Fungsionaris Pemerintahan Mahasiswa USU Periode 2011-2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terkhusus kepada tiga serangkai Bang Mitra Presma Usu, Bang Vay Sekjen dan Oki Ferianda Bendum. Terima kasih banyak atas pengalaman yang saya dapatkan.
Dengan rasa suka cita penulis mohon doa kepada Tuhan Yang Esa agar selalu diberkati dalam melakukan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini semoga skripsi ini dapat menambah referensi dalam penulisan sejarah dan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Medan, Maret 2015 Penulis
(12)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMAKASIH...ii
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...viii
ABSTRAK...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
` 1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan dan Manfaat...4
1.4 Tinjauan Pustaka...6
1.5 Metode Penelitian...7
BAB II LATAR BELAKANG PENYELENGARAAN MARAH HALIM CUP 2.1 Mengenal Sosok Marah Halim...10
2.2 Ide Lahirnya Marah Halim Cup...16
2.3 Marah Halim Cup...19
2.3.1 Marah Halim Cup Sebagai Turnamen Nasional...22
2.3.2 Marah Halim Cup Sebagai Turnamen Internasional...22
(13)
vii
BAB III KOMPETISI DAN PENYELENGGARAAN MARAH HALIM CUP 1972-1995
3.1 Marah Halim Cup Dekade 1972 – 1979...25
3.2 Marah Halim Cup Dekade 1980 – 1989...74
3.3 Marah Halim Cup Dekade 1990 – 1995...104
3.4 Terhentinya Kompetisi Marah Halim Cup……….123
BAB IV KONTRIBUSI MARAH HALIM CUP TERHADAP SEPAKBOLA DI SUMATERA UTARA 4.1 Pengaruhnya Terhadap Sepakbola di Sumatera Utara...126
4.2 Marah Halim Cup Sebagai Kebanggaan Masyarakat Sumatera Utara...127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...132
5.2 Saran...134
DAFTAR PUSTAKA...136
DAFTAR INFORMAN...140
(14)
DAFTAR TABEL
(15)
ix
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Marah Halim Cup 1972 – 1995”. Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses latar belakang penyelenggaraan turnamen sepakbola yang awalnya diikuti tim-tim di Indonesia menjelma menjadi turnamen internasional yang dijadikan kalender tahunan FIFA dan AFC.
Dalam penelitian ini digunakan metode sebagai acuan dalam penulisan sejarah yaitu heuristik tahap awal yang dilakukan untuk mencari data melalui berbagai sumber tertulis yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan menggunakan penelitian lapangan melalui wawancara. Kemudian kritik sumber merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai kebenaran data melalui kritik intern dan ekstern sehingga didapat keobjektifan dalam penelitian, tahap selanjutnya interpretasi melakukan perbandingan dan analisa data terhadap sumber-sumber yang didapat sebelumnya. Metode terakhir yaitu historiografi melakukan pemaparan dan penyusunan hasil-hasil penelitian ke dalam karaya tulis sejarah yang deskriptif analisis.
Pemberian nama “MARAH HALIM CUP” tidak lain sebagai tanda terima kasih masyarakat Olahraga di Sumatera Utara khususnya atas pembinaan Gubernur Sumatera Utara Marah Halim Harahap terhadap semua cabang olahraga terutama sepakbola.
Uniknya turnamen yang dimulai dari tahun 1972-1995 ini belum sekalipun memunculkan juara bertahan tetap atau juara tiga kali berturut-turut untuk mendapatkan piala bergilir, selalu ada saja tim yang dikalahkan jika telat merebut juara dua tahun berturut-turut. Tercatat hanya tiga tim dari Indonesia saja yang berhasil menjadi juara turnamen ini yaitu PSMS, Persija dan Medan Jaya. Selebihnya Piala Marah Halim Cup melanglang buana ke luar negri.
Turnamen Marah Halim Cup sendiri mempunyai andil besar dalam perkembangan sepakbola Indonesia terutama Sumatera Utara. Marah Halim Cup ini pula yang ikut mengangkat prestasi sepak bola Sumatera Utara yang disegani baik di dalam dan luar negeri.
(16)
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini dilihat dari tidak adanya klub sepakbola perwakilan Sumatera Utara di ajang Liga Super Indonesia yang merupakan kompetisi sepakbola tertinggi di persepakbolaan Indonesia yang dimulai pada tahun 2008 menggantikan divisi utama1
Sementara itu Sumatera Utara memiliki nama baik tentang persepakbolaan di era 1970-an. Adapun yang dapat membuktikan reputasi tersebut adalah
. Dapat dilihat hanya klub sepakbola Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya (PSMS) yang bermain di Liga tersebut pada musim kompetisi 2008 dan 2012 setelah itu terdegradasi ke divisi utama.
Berdasarkan catatan sejarah klub sepakbola, Sumatera Utara tidak pernah merasakan gelar juara Liga Indonesia sepanjang kompetisi profesional liga sepakbola Indonesia, PSMS saja pun hanya mampu merebut peringkat kedua pada gelaran liga Indonesia ke-13 yaitu musim 2007-2008.
1 Liga Indonesia adalah kompetisi sepakbola antarklub profesional di Indonesia. Liga
Indonesia diselenggarakan pertama kali pada tahun 1994 dan merupakan penggabungan dari 2 kompetisi sebelumnya Liga Sepakbola Utama (Galatama) dan Perserikatan. Sejak tahun 1994 Divisi Utama merupakan kasta tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia namun pada tahun 2008 Liga Super Indonesia merupakan kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia menggantikan Divisi Utama. Divisi utama sendiri dijadikan kasta kedua kompetisi non-amatir.
(17)
terselenggaranya turnamen Marah Halim atau yang populer dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai “MARAH HALIM CUP”. Turnamen ini merupakan yang terpopuler saat itu dari Indonesia hingga ke tingkat Internasional.
Turnamen yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 1972 ini dibidani oleh Ketua Komisaris Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sumatera Utara, Kamarudin Panggabean. Ide realisasi turnamen tersebut mempertemukan 6 kesebelasan besar PSSI. Pertandingan-pertandingan ini turut menyemarakkan perayaan hari jadi ke-63 tahun Kota Medan. Selain turut menyemarakkan perayaan hari jadi Kota Medan turnamen ini bertujuan untuk meningkatkan mutu persepakbolaan di daerah Sumatera Utara serta membuka mata para pecinta sepakbola dengan semakin banyaknya peserta yang mengikuti turnamen ini, sampai pada akhirnya turnamen sepakbola Marah Halim Cup menjadi turnamen yang berskala internasional.
Pemberian nama “MARAH HALIM CUP” tidak lain sebagai tanda terima kasih masyarakat olahraga di Sumatera Utara khususnya atas pembinaan Gubernur Sumatera Utara Marah Halim Harahap terhadap semua cabang olahraga terutama sepakbola. Pada tahun 1975, Marah Halim diberi penghargaan oleh PSSI sebagai pembina olahraga terbaik 1974/1975.
Turnamen ini berlangsung dari tahun 1972-1995. Pada tahun pertama turnamen ini hanya diikuti oleh 6 klub perserikatan PSSI. Setelah melihat kelancaran dan kesuksesan turnamen ini pada tahun pertama. Pada tahun 1973 Gubernur Marah Halim menyambut ide baik untuk meningkatkan Kejuaraan Marah Halim Cup
(18)
3
ketingkat internasional dengan mengundang kesebelasan-kesebelasan dari luar negeri yaitu Hongkong, Myanmar, Thailand, Singapura dan Malaysia. Puncaknya pada tahun 1975 turnamen ini diakui menjadi turnamen internasional dan terdaftar menjadi agenda FIFA.2
Dalam melakukan sebuah penulisan, sudah seharusnya ada yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas. Seperti yang diungkapkan oleh Albert Dengan diakui dan terdaftar menjadi agenda FIFA menjadikan turnamen ini memiliki prestise dan kebanggaan bagi Indonesia secara umum dan Sumatera Utara secara khususnya.
Dari paparan di atas, tentu menjadi suatu pembahasan yang sangat menarik untuk diamati dan diteliti perkembangan sejarah Turnamen Marah Halim Cup yang peranannya pada masa sekarangmulai terlupakan. Bagaimana perjalanan kompetisi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini dapat memberikan peranan terhadap sepakbola di Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan turnamen Marah Halim Cup sebagai objek untuk diteliti. Untuk itu, diangkatlah sebuah judul MARAH HALIM CUP. Adapun skop temporal yang diangkat adalah sekitar tahun 1972 sampai dengan 1995. Tahun 1972 adalah tahun turnamen ini dilaksanakan pertama kali. Sedangkan tahun 1995 merupakan batas akhir skop temporal penelitian sejarah. Hal ini dikarenakan mulai mundurnya turnamen tersebut dan menjadi tahun terakhir turnamen ini terlaksana.
1.2 Rumusan Masalah
2 FIFA ialah Federation International de Football Asosiciation atau Federasi Sepak bola
(19)
Einstein: “Perumusan sebuah permasalahan sering lebih esensial dibandingkan dengan pemecahannya itu sendiri”. Rumusan masalah merupakan alasan mengapa sebuah penelitian dilakukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian.3
1. Bagaimana latar belakang terlaksananya Turnamen MARAH HALIM CUP ?
Pokok permasalahan ini sangat penting karena menjadi landasan dan dasar sebuah penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan akan sangat membantu peneliti agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang telah ditentukan.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
2. Bagaimana penyelenggaraan MARAH HALIM CUP selama tahun 1972- 1995 ?
3. Mengapa Turnamen MARAH HALIM CUP tidak lagi dilaksanakan sejak tahun1996 ?
4. Bagaimana kontribusi MARAH HALIM CUP terhadap perkembangan dan prestasi sepakbola di Sumatera Utara ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Dalam melakukan sebuah penulisan tentang Sejarah Turnamen Marah Halim Cup 1972-1995 ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat yang dapat diberikan kepada
(20)
5
pembaca dan seluruh jajaran sejarahwan serta akademisi dan masyarakat Sumatera Utara. Adapun tujuannya antara lain:
1. Menjelaskan latar belakang terlaksananya Turnamen Marah Halim Cup. 2. Menjelaskan penyelenggaraan Marah Halim Cup selama 1972 – 1995 3. Menjelaskan Turnamen Marah Halim Cup tidak terlaksana sejak tahun
1996
4. Menjelaskan kontribusi Marah Halim Cup terhadap sepakbola di Sumatera Utara.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penulisan sejarah olahraga dewasa ini, khususnya sepakbola.
2. Memperkaya khasanah penelitian sejarah olahraga, khususnya sejarah sepakbola di Sumatera Utara.
3. Sebagai sumber informasi untuk meneliti bagi para akademisi, sejarahwan, dan masyarakat bahwa sepakbola memiliki peranan lain, selain sebagai olahraga manusia juga sebagai kebanggaan masyarakat.
4. Sebagai sumber informasi peneliti lain apabila membahas tentang sejarah olahraga khususnya sepakbola, maupun perkembangan sepakbola di Sumatera Utara.
(21)
1.4 Tinjauan Pustaka
Ketika kita menulis karya ilmiah, maka diperlukanlah beberapa literatur untuk mendukung penulisan tersebut. Literatur-literatur itulah yang peneliti sebut dengan tinjauan pustaka. Tinjauan adalah literatur yang relevan dan memiliki keterkaitan secara dekat dengan pokok permasalahan yang akan ditulis. Tinjauan pustaka berisi tentang uraian-uraian yang mengarahkan penulis betapa pentingnya literatur sehingga digunakan sebagai sumber acuan yang menimbulkan ide, sumber informasi dan pendukung penelitian. Adapun literatur yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :
Srie Agustina Palupi bukunya “Politik dan Sepakbola di Jawa, 1920-1942 tahun 2004” menguraikan awal masuknya sepakbola ke Indonesia pada zaman kolonial serta perkembangannya dan proses terbentuknya induk organisasi sepakbola indonesia yaitu PSSI. Selain itu buku ini juga mengkaitkan perkembangan sepakbola di Jawa pada masa kolonialisme dengan nasionalisme di mana sepakbola bisa memperjuangkan nasionalisme serta digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan harga diri bangsa Indonesia.
Sorip Harahap bukunya “Sejarah Olahraga Sumatera Utara tahun 1992 Buku ini menceritakan perkembangan olahraga dan lahirnya organisasi-organisasi olahraga di Sumatera Utara. Dalam buku ini dinyatakan bahwa organisasi sepakbola sudah ada sejak masa Hindia Belanda yang ditandai dengan beridirnya Oast Sumatera Voetbal Bond (OSVB). Pada 1939 juga telah ada Persatuan Sepakbola Deli (Persedeli) baru
(22)
7
pada 1950 berdirilah PSMS, perserikatan sepakbola kebanggaan kota Medan yang menjadi salah satu peserta Marah Halim Cup.
1.5 Metode Penelitian
Di dalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah pemakaian metode sejarah sangatlah penting.4 Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam penelitian sejarah ilmiah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kitis rekaman peninggalan masa lampau.5
1. Heuristik adalah tahapan paling awal dalam metode sejarah. Tahapan ini peneliti berusaha mengumpulkan sumber atau data melalui dua metode, yaitu metode kepustakaan ( library research ) dan metode penelitian lapangan ( field research ). Penelitian dengan metode kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data tertulis melalui buku-buku, arsip, artikel ataupun sumber tertulis lainnya. Sumber-sumber tertulis tersebut diperoleh dari artikel koran seperti Waspada yang merekam pertandingan-pertandingan Marah Halim Cup. Perpustakaan Daerah dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Sedangkan pengumpulan data metode
Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan sehingga dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.
Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah :
4 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994, hlm. 94-97.
5 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,
(23)
penelitian lapangan dilakukan dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan yang terkait dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan karena masih terdapatnya beberapa informan yang mengetahui perjalanan turnamen Marah Halim Cup seperti Nobon Kayamuddin, Parlin Siagian dan para mantan pemain PSMS tahun 1970-an. Akan digali informasi dari orang-orang yang menyaksikan turnamen Marah Halim Cup di masa lalu terutama para wartawan seperti Muhammad TWH dan Habibul Chair.Dalam rencana penelitian lapangan yang akan dilakukan penulis akan menggunakan metode wawancara yang terbuka. Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada informan yang berhubungan dengan topik penelitian.
2. Kritik Sumber adalah tahapan kedua dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti agar peneliti lebih dekat lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang diperoleh. Dalam melakukan kritik terhadap sumber dapat dilakukan dengan cara mengcroscheck data dengan menelaah kembali kebenaran isi atau fakta dari sumber buku, arsip ataupun hasil wawancara dengan informan, dan kemudia diuji kembali keaslian sumber tersebut demi menjaga keobjektifan suatu data.
3. Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah . pada tahapan ini peneliti hendaknya menafsirkan data-data yang diperoleh agar menjadi suatu data yang objektif. Dalam hal ini, peneliti menginterprestasi pengumpulan sumber, mengkritik tentang objek kajian Marah Halim Cup.
(24)
9
Dengan adanya interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini dapat disebut juga sebagai penulisan laporan. Pada tahap ini, peneliti menjabarkan secara kronologis dan sistematis fakta-fakta yang diperoleh agar menghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif. Pada penulisan sejarah Marah Halim Cup ini, penulis dalam menjelaskan atau menerangkan sepakbola tentu memiliki pendekatan tertentu. Dengan adanya pendekatan ilmiah ini diharapkan dapat memudahkan orang lain untuk memahami maksud dan pengetahuan bagi orang yang membacanya.
(25)
BAB II
LATAR BELAKANG PENYELENGGARAAN MARAH HALIM CUP
2.1 Mengenal Sosok Marah Halim Harahap
Pria dari Tabusira6, Tapanuli Selatan ini, lahir pada 28 Februari 1921. Tahun 1967 Marah Halim dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara. Dia menjadi Gubernur menggantikan P.R. Telaumbanua7
Setelah lulus sekolah dasar, Marah Halim, anak keempat dari enam bersaudara, sesungguhnya ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah MULO (sekolah menengah) di Padang Sidempuan. Namun ini semua terkendala karena kemampuan orangtua yang terbatas. ‘Marsaba di huta
. Orangtua Marah Halim adalah petani biasa. Ayahnya, Jabbar Harahap adalah seorang petani yang mengusahakan sawah dan ladang sebagaimana umumnya penduduk kampong Tabusira. Ayahnya adalah penduduk biasa, tetapi Marah Halim sewaktu kecil adalah seorang anak yang luar biasa. Di kampungnya memang terdapat sekolah rakyat yang dibangun swadaya oleh penduduk tetapi kelas tertinggi hanya sampai kelas tiga.
8
6
Tabusira, suatu kampung kecil di Padang Sidempuan yang letaknya dekat dengan perbatasan Sipirok. Dari kampung ini terpapar dibawah sebuah lembah yang indah yang ditengahnya mengalir sungai Aek Batang Tura yang menjadi hulu terjauh dari sungai Barumun. Lembah ini sungguh sangat subur, karena iklim campuran antara berhawa panas (dari Padang Lawas) dan berhawa dingin (dari Sipirok).
7 Telaumbanua lahir di Gunung Sitoli, 30 September 1919. Menyelesaikan pendidikan pada
H.I.S. di Sigumpolon, Tarutung dan pendidikan MULO juga di Sigumpolon dan H.I.K. di Solo, Jawa Tengah dan Sekolah Pendeta di Gunung Sitoli, Nias. Ia terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara pada tahun 1965-1967. Telaumbanua tutup usia pada 16 Februari 1987.1
8 Marsaba di Huta ialah Bahasa Suku Batak Angkola yang berarti bersawah di kampung
tidak berminat, bersekolah yang lebih tinggi tiada daya, bakat pedagang tidak ada karena keluarga adalah keluarga petani,
(26)
11
lalu jalan keluarnya apa?’. Mungkin kegalauan ini menjadi beban pemikiran tersendiri bagi Marah `Halim. Lantas, Marah Halim terpikir untuk merantau ke Deli (maksudnya Medan). Pemahaman ini muncul karena Marah Halim sudah banyak berinteraksi dengan pemuda-pemuda sebaya di luar kempungnya. Pada masa itu, sudah banyak anak-anak Padang Sidempuan, anak-anak Sipirok dan juga anak-anak Pargarutan yang telah berhasil di Pematang Siantar dan di Medan. Marah Halim kemudian bersiap-siap hijrah ke Medan untuk menyusul abangnya nomor dua, Sjamsoedin yang telah duluan merantau ke Tanah Deli.
Dengan bekal ijazah sekolah dasar, Marah Halim siap rohani dan jasmani untuk memulai perantauan ke Medan. Dari Sipirok, Marah Halim menumpang bis Sibualbuali menuju Padang Sidempuan dan dengan bis yang sama dari Padang Sidempuan menuju Sibolga, lalu Tarutung dan hingga tiba di Pematang Siantar. Marah Halim tidak sampai ke Medan hanya di Pematang Siantar. Di kota ini Marah Halim diterima bekerja di perkebunan. Namun sebagai juru tulis bukanlah bakatnya, karena boleh jadi Marah Halim terbiasa memegang pangkur sejak kecil di kampungnya. Kemudian sejak pendudukan Jepang, Marah Halim melanjutkan perantauan ke Medan. Namun situasi Kota Medan saat itu secara sosial ekonomi tengah memburuk. Di Medan, Marah Halim tinggal bersama abangnya dan kemudian berminat masuk pelatihan militer Jepang. Setelah proklamasi Agustus 1945 kehidupan Marah Halim tidak menentu. Ketika Belanda kembali, dengan pengetahuan pelatihan tempur, Marah Halim yang sudah matang di usia jelang 25 tahun ikut bergabung dengan Barisan Pemuda di Medan lalu menjadi bagian dari
(27)
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sumatra Timur. TKR ini kemudian berganti nama menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Selama agresi militer Belanda pertama Marah Halim diangkat sebagai Letnan.
Setelah berakhirnya agresi militer Belanda dan pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (27 Desember 1949), Marah Halim kembali ke ‘pangkalan’ di Medan dan mulai mengisi pos jajaran militer dengan fungsi staf perwira di wilayah militer Sumatra Timur di Medan.
Selama Abdul Hakim menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara (25 Januari 1951-23 Oktober 1953), Kapten Marah Halim merupakan satu-satunya perwira militer yang bebas keluar masuk kapan saja ke rumah sang Gubernur. Marah Halim dikenal sebagai sosok yang tegas di lingkungan militer tetapi sangat komunikatif dengan pihak-pihak sipil. Karena itu Abdul Hakim sebagai petinggi sipil tertinggi di Sumatra Utara tidak sulit menjalin hubungan dengan Marah Halim. Konon, kemampuan berbicara (mangkobar) yang hebat dari Marah Halim menjadi salah satu alasan mengapa Marah Halim yang dipilih menjadi hakim militer di Aceh. Marah Halim pada tahun 1952 ditugaskan untuk menjadi hakim militer di wilayah Aceh di Kutaradja (kini Banda Aceh).
Nama Marah Halim Harahap mungkin lebih dikenal banyak orang sebagai gubernur yang mencintai sepakbola. Pada masanya, pesepakbolaan Sumatera Utara mengalami fase kejayaanya. Pada masa ini pula nama PSMS (Persatuan Sepakabola
(28)
13
Medan Sekitarnya ) menjadi fenomenal. Referensi kebangkitan sepakbola Sumatera Utara selalu merujuk pada masa ini
Ketika Marah Halim awal mulanya memangku jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara, keadaan bangsa Indonesia masih belum pulih akibat luka-luka yang ditimbulkan dari peristiwa Gerakan 30 September. Ia membersihkan pemerintahan dari unsur komunis. Setelah keadaan terkendali, Marah Halim memulai pembangunan di Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan Marah Halim Harahap bangunan fisik di Sumatera Utara cukup meningkat. Hal itu dimungkinkan karena adanya ‘oil boom’ (dana yang cukup besar dari pemerintah pusat)9
Sejatinya pada masa itu rakyat Sumatera Utara sangat mendambakan kehadiran sosok pemimpin, gubernur kepala daerah yang mampu mengatasi masalah-masalah yang kompleks di Sumatera Utara. Untuk melancarkan roda pemerintahan
. Pada masa itu juga cukup banyak dibangun gedung olahraga di Sumatera Utara terutama di daerah-daerah tingkat II, seperti di Tebing Tinggi dan Pematang Siantar.
Krisis kepemimpinan di Sumatera Utara karena akibat peristiwa G30S merupakan prioritas utama pemikiran wakil-wakil rakyat di DPRD-GR Sumatera Utara untuk mengambil langkah-langkah strategis sebagai hari depan Sumatera Utara. Pimpinan di DPRD-GR ketika itu ialah J.H. Hutauruk selaku Dewan Ketua.
9
Oil Boom merupakan sebuah fenomena yang terjadi pada masa Orde Baru, di mana harga minyak bumi naik drastis karena adanya peperangan negara-negara Timur Tengah dengan Israel yang memaksa OPEC beserta organisasi negara-negara pengekspor minyak terbesar dunia melakukan pemboikotan.
(29)
menuju ketertiban demi hukum dan konstitusi serta menempatkan UUD 1945 dan Pancasila pada jalan yang benar sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Maka setelah melalui proses dan mekanisme pemilihan sesuai dengan peraturan dan perundangan (undang-undang No. 18 Tahun 1965) akhirnya DPRD (GR) Provinsi Sumatera Utara memilih Kolonel Marah Halim Harahap sebagai Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Tahun pertama Marah Halim sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara program beliau lebih menitik-beratkan kepada meningkatkan komunikasi dan hubungan kerja sama dengan para legislatif serta menggalang tali silahturahmi dengan Sembilan parpol, ormas pemuda, ulama, tokoh pejuang/ angkatan ’45, seniman dan juga wartawan.
Marah halim lebih banyak mendengar dari mereka-mereka itu untuk biasa mengetahui masalah-masalah serta situasi perkembangan yang tengah dihadapi oleh Negara dan Pemerintah Orde Baru.
“Masalah politik menjadi tolak ukur bagi Marah Halim untuk mengklasifikasi sikap golongan-golongan politik mana yang betul-betul dalam pandangannya mengerti akan situasi, di samping golongan-golongan politik yang setengah-setengah tahu tetapi sebenarnya tidak tahu karena mendapat informasi pura-pura tahu. Dan ada tokoh atau golongan yang tidak tahu sama sekali tapi punya semangat yang tinggi”10
Marah Halim sebagai pimpinan pemerintahan daerah mengharapkan sekali partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat Sumatera Utara akan tujuan
10 Muhammad TWH, Gubernur Sumatera dan Para Gubernur Sumatera Utara, Medan:
(30)
15
pembangunan yang telah dirumuskan oleh Pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto saat itu. Di samping itu, beliau juga ingin menciptakan suatu iklim politik yang berorientasi pada pembangunan di Sumatera Utara, memberikan motivasi kepada pimpinan parpol, ormas pemuda, pimpinan perguruan tinggi dan organisasi sosial agar dapat mandiri dan bertanggung jawab membangun Negara ini.
Marah halim juga dapat dikatakan seorang yang anti PKI, berkali-kali dalam memberikan motivasi kepada masyarakat Sumatera Utara, tidak lupa ia terus mengajak masyarakat untuk menyingkirkan dan membasmi orang-orang PKI di Sumatera Utara sembari mengucapkan sumpah serapah kepada PKI yang pemerintahan Orde Baru anggap sebagai pelaku terjadinya pembantaian misalnya pada 30 September 1965 atau yang kemudian selama masa pemerintahan Orde Baru dikenal dengan sebutan G30S-PKI.
Beliau juga rutin melakukan pembinaan dan menggalang kekuatan sosial politik Orde Baru di daerah Sumatera Utara ini, karena beliau menyadari akan pentingnya arti dari pembangunan sosial politik tak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi.
Muhammad TWH yang mempunyai hubungan cukup dekat dengan Marah Halim mengatakan, sosok Marah Halim mempunyai pembawaan yang keras dan terkesan seram. Namun dengan pembawaan seperti itu, menurut Muhammad TWH, tak menghalangi Marah Halim untuk dekat dengan banyak orang.
(31)
“Dia walaupun keras tapi tetap bersahabat dan enak diajak bercandaan. Bahkan, saat kami bermain tenis sama-sama ia tak jarang mendapat ejekan bercandaan dari kawan-kawannya, tapi tetap saja suasana selalu dapat ia bawa santai,” terang TWH.11
Sejak sebelumnya kegiatan olahraga memang telah memperlihatkan hasil yang baik. Gubernur Marah Halim hanya tinggal memberi dorongan dan mengadakan berbagai macam turnamen olahraga, sehingga kegairahan sangat terasa. Turnamen yang bersifat Nasional diadakan di Medan yang di kenal dengan Turnamen Sepak Bola Marah Halim Cup yang terus berlangsung kendatipun porsinya berbeda, baik dari segi peserta maupun dari segi penyelenggaraan, tetapi kemeriahan terasa. Banyak sekali kegiatan dan prestasi olahraga yang memperlihatkan grafik menaik, di masa kepemimpinan Marah Halim selama dua periode.
2.2 Ide lahirnya Marah Halim Cup
12
Penabalan Marah Halim Cup tidak lain sebagai tanda terima kasih masyarakat olahraga di Sumatera Utara khususnya, atas pembinaaan Gubernur Sumatera Utara Marah Halim Harahap terhadap semua cabang olahraga, terutama sepakbola.
Pada mulanya Marah Halim Cup dicetuskan dan direncanakan hanyalah sebatas turnamen tingkat daerah di Sumatera Utara. Setelah dilantik sebagai kepala daerah tingkat I sumatera utara pada tahun 1967, Gubernur Marah Halim menyetujui diadakannya perebutan kejuaraan Marah Halim Cup di semua daerah tingkat II.
11
Wawancara dengan Muhammad TWH 13 Oktober 2014 di Medan
12 Muhammad TWH, Mengenal Para Gubernur Sumatera Utara 1947-1998, Medan: Biro
(32)
17
Kejuaraan tersebut dimulai pada tahun 1970 dengan menetapkan secara bergiliran tiap ibukota Kabupaten dan Kotamadya sebagai tuan rumah dari cabang olahraga yang dipertandingkan.13
13 Sorip Harahap & Tim, Sejarah Olahraga Sumatera Utara, Medan: Hasmar, 1991, hlm. 84
Sebagai persiapan untuk menghadapi PON Turnamen Marah Halim ini amat berguna dalam usaha meningkatkan prestasi para atlit peserta. Kemudian timbul ide untuk meningkatkan perebutan kejuaraan Marah Halim Cup daerah ke tingkat nasional. Pencetus ide ini adalah Ketua Harian KONI Sumatera Utara, Kamaruddin Panggabean, yang pada masa itu juga menjadi Komisaris Daerah PSSI Sumatera Utara.
Realisasi ide tersebut pada bulan April tahun 1972 mempertemukan enam kesebelasan besar PSSI dalam pertandingan-pertandingan yang turut menyemarakkan perayaan Hari Jadi ke-63 Kota Medan.Setahun berikutnya setelah melihat kelancaran dan suksesnya pertandingan pada tahun 1972 tersebut, Gubernur Marah Halim menyambut baik ide untuk meningkatkan Kejuaraan Marah Halim Cup ke tingkat internasional dengan ikut sertanya kesebelasan luar negeri. Kemudian turnamen ini akhirnya mempunyai nama resminya di ajang internasional, yaitu “Marah Halim Cup Football Tournament”.
Selain turut menyemarakkan perayaan Hari Jadi Kota Medan, turnamen ini bertujuan untuk meningkatkan mutu persepakbolaan di daerah Sumatera Utara khususnya dan di antara semua Negara peserta pada umumnya.
(33)
Dengan adanya partisipasi kesebelasan-kesebelasan luar negeri dalam Marah Halim Cup Football Tournament sekaligus keindahan alam, adat istiadat dan seni-budaya Sumatera Utara telah diperkenalkan kepada dunia luar, hal itu dapat mendukung promosi di bidang pariwisata yang pada saat itu tengah digalakkan dengan giat oleh Pemerintah Pusat.14
14Ibid. hlm. 85
Sejak Turnamen Marah Halim Cup ini bergulir pada tahun 1972, yang waktu itu hanya diikuti oleh kesebelasan-kesebelasan dalam negeri, perkembangannya dari tahun ke tahun menunjukkan grafik yang sangat positif. Pada tahun kedua turut mengambil bahagian dari turnamen ini ialah kesebelasan Malaysia, Singapura, Hongkong, Muangthai dan Birma, sedangkan pada tahun 1974 muncul Khmer, Korea dan Jepang.
India, Taiwan dan Australia juga pernah tercatat turut mengambil bahagian sebagai tim dari luar negeri yang memperbanyak jumlah peserta pada tahun 1976 dan 1977 yang menjadi tiga belas tim dengan enam kesebelasan yang berasal dari klub Indonesia.
Dari tahun ke tahun, Panitia Penyelenggara berusaha untuk mendatangkan kesebelasan-kesebelasan tangguh dari luar negeri dengan maksud menyajikan pertandingan yang bermutu guna menarik penonton sebanyak-banyaknya.
(34)
19
Dari tim dalam negeri tidak selalu dapat diharapkan partisipasinya untuk ikut serta dikarenakan berbagai halangan, demikian juga dengan tim-tim dari luar negeri menghadapi hal yang serupa dengan tim lainnya.
Bila pada perebutan kejuaraan Marah Halim Cup tercatat jumlah terbanyak pada turnamen ke-5 dan ke-6, masing-masing tiga belas tim, angka ini menurun pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat dilihat sejak turnamen Marah Halim Cup ke-13 yang hanya berjumlah enam peserta. Pada tahun 1988 sampai dengan 1991 jumlah pesertanya menjadi delapan tim.
2.3 Marah Halim Cup
Sejak turnamen dimulai untuk memperebutkan Piala Marah Halim pada tahun 1972 hingga September 1991 telah berlangsung selama 20 tahun, diikuti oleh 20 kesebelasan dalam negeri dan 24 tim luar negeri. Yang pertama pada tahun 1972 hanya diikuti oleh 6 kesebelasan dalam negeri baru kemudian pada tahun 1973 berikutnya maju selangkah dengan mengikutsertakan 5 tim dari luar negeri.
Dari tahun ke tahun telah diikuti berbagai kesebelasan untuk menyemarakkan turnamen ini, sebagaimana tercantum dalam daftar yang tertera di bawah ini. Kota Medan sebagai Tuan rumah penyelenggara pertandingan menampilkan PSMS pada tahun 1972 dan 1973 sebagai juara pertama 2 kali berturut-turut. Selain PSMS tim lokal yang juga pernah keluar sebagai peraih trofi adalah Persija Jakarta pada tahun 1977, sesudah itu Piala Marah Halim selalu diboyong oleh kesebelasan luar negeri.
(35)
Dalam urutan di bawah ini tercatat nama-nama kesebelasan Asia yang pernah menjuarai Marah Halim Football Tournament seperti Birma, Korea, Jepang, Irak, dengan catatan bahwa Korea terbanyak menjadi juara, yaitu 4 kali. Dari Eropa, Negeri Belanda dan Jerman Barat tampil sebagai tim terkuat yang menjuarai Marah Halim Cup, sedang kesebelasan Australia juga pernah memboyong Piala Marah 2 kali ke negara Kangguru.
Penyelenggaraan turnamen Piala Marah Halim berlangsung tiap tahun, kecuali pada tahun 1987 dan 1990. Untuk jelasnya di bawah ini diuraikan kesebelasan para juara turnamen dan jumlah keikutsertaan masing-masing negara peserta.
(36)
21
No Waktu penyelengaraan Peserta Juara I Juara II Juara III 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
7-16 April 1972 10-24 April 1973
18 Maret - 05 April 1974 05-24 April 1975
30 April-15 Mei 1976 19 Maret - 4 April 1977 03 -14 Maret 1978 27 April - 09 Mei 1979 30 April - 14 Mei 1980 24 April - 07 Mei 1981 11 - 20 Juni 1982 01 - 16 April 1983 04 - 10 Mei 1984 12 -17 April 1985 11 - 16 April 1986 27 Mei - 8 juni 1988 1 - 11 Juli 1989
28 Agustus - 5 September 1991 16 April - 24 April 1995
6 Tim 11 Tim 12 Tim 10 Tim 13 Tim 13 Tim 9 Tim 10 Tim 11 Tim 10 Tim 8 Tim 7 Tim 6 Tim 6 Tim 6 Tim 8 Tim 8 Tim 8 Tim 7 Tim Medan Medan Jepang Australia Australia Jakarta Birma Birma Belanda Korea Jerman Barat Korea Irak Korea Yugoslavia Jepang Belanda RRC Medan Jaya Surabaya Jakarta Medan Korea Korea Jepang Medan Islandia Birma Jepang Jepang Medan Inggris Inggris Korea PSMS Jepang Medan Jaya Harimau Tapanuli Jakarta Birma Ujungpandang Medan Birma Muangthai Korea/Jepang Turki Korea Belanda Italia Irak Muangthai Muangthai Muangthai Hungaria RRC Australia Pelita Jaya
Tabel. 1 Daftar Peraih Juara Marah Halim Cup 1972 – 199515
(37)
2.3.1. Marah Halim Cup sebagai Turnamen Nasional
Setelah pelantikan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tahun 1967 sebagai tonggak awal dimulainya Turnamen Marah Halim Cup melalui persetujuan Gubernur Marah Halim Harahap yang diadakan di Seluruh Daerah Tingkat II Di Sumatera Utara. Kejuaran ini dimulai pada awalnya 1970 sebagai persiapan untuk menghadapi pekan olahraga nasional (PON) serta untuk meningkatkan prestasi atlet-atlet SUMUT peserta PON.
Melihat antusiasme atlit sepakbola maka timbul ide Ketua Harian KONI SUMUT Kamaruddin Panggabean yang pada saat itu juga menjadi Ketua PSSI Sumatera Utara untuk menjadikan turnamen ini sebagai perebutan turnamen tingkat nasional, yang diikuti oleh 6 klub perserikatan PSSI yaitu PSMS Medan, Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Makassar dan Persema Malang.
2.3.2 Marah Halim Cup sebagai Turnamen Internasional
Pada tahun kedua turut mengambil bahagian kesebelasan Malaysia, Singapura, Hongkong, Muangthai dan Birma, sedang pada tahun 1974 muncul Kamboja, Korea Selatan dan Jepang.
India, Taiwan dan Australia tercatat sebagai Tim Luar Negeri yang turut memperbanyak jumlah peserta pada tahun 1976 dan 1977 yang menjadi 13 kesebelasan diantaranya 6 Tim indonesia, perlu diberitahukan, bahwa
(38)
23
penyelenggaraan turnamen ke-4 Marah Halim cup sejak 1975 memperoleh pengesahan dari Asian Football Confederation atau AFC dan Federation Internationale de Football Association (FIFA). Hal itu membuktikan adanya kepercayaaan atas turnamen ini dari federasi internasional yang, membawahi dan menilai turnamen sepakbola diberbagai negara di dunia.
Dari tahun ke tahun panitia penyelenggaraan berusaha untuk mendatangkan kesebelasan-kesebelasan tangguh dari luar negeri dengan maksud menyajikan pertandingan yang bermutu guna menarik penonton sebanyak-banyaknya sekaligus untuk meningkatkan kualitas sepakbola di dalam negeri. Dengan adanya partisipasi kesebelasan-kesebelasan luar negeri dalam Marah Halim Cup Football Tournament sekaligus keindahan alam, adat istiadat dan seni-budaya Sumatera Utara turut pula diperkenalkan kepada dunia luar, hal itu dapat mendukung promosi di bidang pariwisata yang pada saat itu tengah digalakkan dengan giat oleh Pemerintah Pusat.
Sejak tahun 1974 Turnamen Marah Halim ini sudah terdaftar sebagai turnamen resmi federasi sepakbola dunia FIFA. Halim Panggabean, mantan Pengurus PSMS dan juga merupakan anak dari Kamarrudin Panggabean mengatakan bahwa tingkat kepopuleran sepakbola Sumut mulai semakin meningkat di dalam negeri karena adanya Marah Halim Cup.
“Gubernur Marah Halim termasuk penggila bola, dia selalu mengatakan biarlah kalah dalam pertandingan lain asalkan jangan kalah main sepakbola,” ucap Halim menirukan ucapan gubernur yang dekat dengan ayahnya itu.
(39)
Tujuan utama Marah Halim menyelenggarakan ajang ini ialah untuk merangsang pesepakbolaan Sumatera Utara agar dapat berprestasi di tingkat internasional. Untuk itulah maka, sepanjang turnamen ini bergulir PSMS selalu diikutsertakan sebagai salah satu peserta Tuan rumah.
Suksesnya Turnamen Marah Halim Cup yang bertaraf internasional semakin membangkitkan gairah Marah Halim untuk memancing bakat-bakat olahraga lainnya di Sumatera Utara untuk dapat berprestasi kelak di level internasional. Maka itu, kemudian dibuatlah Marah Halim Cup antarkabupaten yang mempertandingkan beberapa cabang olahraga, antara lain bola voli, badminton, atletik, dan lain-lain layaknya sebuah ajang penyelenggaran pekan olahraga di Sumut.
(40)
25 BAB III
KOMPETISI DAN PENYELENGGARAAN MARAH HALIM CUP 1972 - 1995
3.1 Marah Halim Cup Dekade 1972 – 1979
Turnamen ini pertama kali diadakan pada april 1972 dengan mempertemukan 6 perserikatan kesebelasan besar PSSI yang turut menyemarakkan hari jadi Kota Medan ke-63. Sebagai tempat berlangsungnya pertandingan, Stadion Teladan16
Turnamen Marah Halim ini sendiri menyediakan tiga buah Piala untuk diberikan kepada masing-masing juara 1, 2, dan 3. Piala-piala tersebut dihiasi dengan balutan emas murni untuk juara pertama dan kedua, sedangkan untuk trofi peserta semifinal terbaik dibalut oleh perak murni. Trofi-trofi itu disponsori oleh beberapa majalah yaitu, Madjalah Selecta, Madjalah Stop, Dan Madjalah Senang.
di Medan terpilih menjadi tempat berlangsungnya turnamen ini. Inilah awal dari dimulainya turnamen Marah Halim Cup yang pada tahun-tahun selanjutnya meningkatkan keikutsertaan peserta dari luar negeri untuk menyajikan pertandingan yang bermutu guna menarik penonton sebanyak-banyaknya.
17
16Stadion Teladan didirikan yang awal tujuannya untuk melengkapi arena olahraga pada pesta
pekan olahraga nasional ke III di Medan pada tahun 1953. Dalam perkembangannya pihak pengelola stadion memberikan hak pakai pinjaman dalam setiap pertandingan sepakbola PSMS Medan sebagai tim yang mewakili kota Medan dan Sumatera Utara. Pembangunan stadion Teladan memakan waktu 8 bulan. Stadion berkapasitas 30.000 tempat duduk, dengan memakan biaya 7 juta rupiah, sebuah jumlah yang cukup besar saat itu.
(41)
Acara pembukaan atau Open Ceremonial turnamen Marah Halim ini diadakan pada 7 April dengan dihadiri oleh Komandan Upacara Letkol B. Hutasuhut. BA serta sebagai Inspektur Upacara yaitu Gubernur Sumut, Marah Halim Harahap. Acara ini diramaikan dengan defile keenam tim peserta turnamen yang diiringi oleh Pleton Musik ‘Bukit Barisan’ dan ‘Brimob Men. V’. Para defile tersebut diterima langsung oleh Gubernur Marah HalimHarahap sebagai Inspektur Upacara di tribun kehormatan Stadion Teladan Medan.
Sementara itu Walikota Medan Sukarni juga turut hadir dalam acara pembukaan dan memberikan pidato ‘Selamat Datang’ kepada semua peserta sekaligus turut juga memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Medan ke 63. Turnamen Marah Halim Cup yang pertama ini memang disengaja diselenggarakan tepat bersamaan dengan Hari Lahir Kota Medan.
Laga pertama dimulai di Pool A antara kesebelasan tuan rumah PSMS Medan melawan Persema Malang. Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan tipis bagi PSMS (1-0), satu-satunya gola pada pertandingan itu dicetak oleh Parlin Siagian pada menit ke-25 babak pertama. Dalam laga ini PSMS mendominasi jalannya pertandingan, banyak peluang tercipta namun kurang tenang dalam penyelesaiannya.
Masih dari Pool A, pertandingan kedua PSMS yaitu melawan PSM yang menjadi tim unggulan untuk menjuarai turnamen Mahal ini. PSM berhasil unggul lebih dulu di babak pertama lewat tendangan penalti setelah bek PSMS, Zulham, melakukan handball di dalam kotak penalti PSMS. Namun keunggulan PSM
(42)
27
tersebuttidak berlangsung lama, selang beberapa menit kemudian PSMS langsung membalasnya lewat tendangan terukur dari Anwar Udjang. Skor imbang 1-1 pun bertahan hingga akhir pertandingan, sehingga kedua tim harus puas dengan membawa satu poin saja.
Dari Pool B pertandingan perdana yaitu antara Persija melawan Persib, pertandingan ini menghidangkan permainan bola-bola pendek yang mengasikkan. Pada babak pertama kesebelasan Persib lebih mendominasi dari Persija, kiper Persija, Nukman, berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang.
Babak kedua permainan Persija lebih berkembang, klimaksnya terjadi dimenit 79 ketika Bob Parmadi, gelandang kiri tim Persija berhasil melesakkan gol ke gawang Persib Bandung. Persija pun akhirnya berhasil memenangi pertandingan pertamanya. Persib kembali melakoni pertandingan keduanya melawan Persebaya. Dalam pertandingan ini Persib benar-benar diluluhlantakkan oleh lawannya. Persebaya berhasil mencetak gol pertama pada menit ke-4 oleh gelandang kiri Artono. Gol ini menjadi satu-satunya gol yang terjadi di babak pertama.
Di babak kedua Persebaya kembali menguasai jalannya pertandingan. Terbukti Persebaya tak tanggung-tanggung membukukan dua gol di babak kedua ini lewat sepasang gol Ahmad Kadir. Skor 3-0 pun bertahan hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan. Kekalahan telak ini tak pelak membuat malu seluruh staf dan pemain tim berjuluk “Maung Bandung” itu.
(43)
Setelah masing-masing tim memainkan seluruh pertandingannya maka didapatkanlah 2 tim dari kedua grup yang berhak lolos ke babak semifinal. Dari Grup A PSMS sebagai juara bertahan maju ke babak selanjutnya ditemani oleh Persema. Persebaya dan Persija menjadi wakil dari Grup B yang lolos ke babak semifinal untuk berhadapan dengan lawan-lawan dari Grup A.
Pertandingan semifinal antara PSMS dan Persija berlangsung sangat alot. Walaupun bermain dengan tekanan penuh dari pendukung tuan rumah Persija tetap tampil percaya diri dan berulang kali merepotkan barisan pertahanan PSMS. Namun keberuntungan lebih berpihak kepada tim tuan rumah, di awal babak pertama tepatnya menit ke-4 PSMS berhasil memanfaatkan kelengahan barisan pertahanan Persija. Adalah Parlin yang membuat gol cepat tersebut. Sampai akhir pertandingan skor tetap bertahan 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah. PSMS pun berhak melaju ke final menanti pemenang antara Persema melawan Persebaya.
Persebaya akhirnya menyusul ke final untuk menantang tim tuan rumah PSMS setelah sukses mengkandaskan perlawanan dari Persema dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal dalam pertandingan ini dicetak oleh Guntur pada menit ke 73. Partai final antara PSMS dan Persebaya digelar pada 16 April 1972 di Stadion Teladan.
Pertandingan final Marah Halim Cup antara PSMS dengan Persebaya berjalan sangat menarik dan menegangkan. Kedua kesebelasan bermain dengan tempo yang cukup tinggi. Sunaryo dan Sukiman, yang menjadi andalan lini belakang PSMS berkali-kali harus melakukan tekel untuk menghentikan serangan dari Persebaya yang
(44)
29
dimotori oleh Ngurah Ray dan Jacob Sisahale.18
Setelah tertinggal lewat gol Tarmilin, Persebaya berusaha mati-matian mengepung barisan pertahanan PSMS. Untungnya Ronny Paslah kembali bermain sangat baik dalam pertandingan ini, berkali-kali dia berhasil menahan tembakan para pemain Persebaya dari gawangnya. Tapi nampaknya setelah serangan bertubi-tubi yang dilancarkan hanya tinggal menunggu waktu saja bagi Persebaya untuk dapat menciptakan gol. Hal ini menjadi kenyataan ketika pada menit ke-35 Hartono (nomor punggung 6) berhasil melesakkan gol ke gawang PSMS yang dijaga Ronny Paslah. Babak pertama pun berakhir dengan skor imbang (1-1).
Pada menit ke-5, berawal dari serangan balik, PSMS berhasil mencuri gol lewat kerjasama apik antara Parlin yang memberi passing akurat kepada Tarmilin, dan sukses dikonversi menjadi gol oleh penyerang PSMS itu. Menurut pengamat, gol dari Tarmilin itu merupakan gol tercantik selama turnamen ini berlangsung.
19
Babak kedua PSMS bermain lebih beringas, petaka bagi Persebaya terjadi pada menit ke-50 ketika Nobon berhasil membuat PSMS kembali unggul, skor pun berubah menjadi 2-1. Setelah gol kedua PSMS ini pertandingan jadi tambah memanas, ditandai dengan banyaknya tekel-tekel keras dan benturan-benturan kepala yang terjadi di lapangan. Wasit Salam Sunarjo yang memimpin pertandingan ini berkali-kali juga harus menghentikan pertandingan. PSMS akhirnya berhasil mengunci kemenangan mereka lewat gol kedua dari Nobon di menit ke 78. Skor 3-1
18 Harian waspada 15 April 1972 19Ibid.
(45)
untuk kemenangan PSMS ini bertahan hingga akhir pertandingan. Tim berjuluk “Ayam Kinantan” akhirnya sukses mencatat sejarah sebagai tim yang pertama kali menjuarai Turnamen Marah Halim dan berhak menggondol Piala berbalut emas yang telah disiapkan oleh Panitia Penyelenggara.
Grup A
1. PSMS Medan 2. PSM Makasar 3. Persema Malang Grup B
1. Persija Jakarta 2. Persib Bandung 3. Persebaya Surabaya
Adapun hasil seluruh pertandingan Marah Halim Cup pertama sebagai berikut:
• babak penyisihan
07 April 1972 PSMS Medan VS Persema Malang 1-0 08 April 1972 Persija Jakarta VS Persib Bandung 1-0 09 April 1972 PSMS Medan VS PSM Makasar 1-1 10 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persib Bandung 3-0 11 April 1972 Persema Malang VS PSM Makasar 2-1 12 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persija Jakarta 1-1
(46)
31
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 PSMS 2 1 1 - 2-1 3
2 Persema 2 1 - 1 2-2 2
3 PSM 2 - 1 1 2-3 1
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Persebaya 2 1 1 - 4-1 3
2 Persija 2 1 1 - 2-1 3
3 Persib 2 - - 2 0-4 0
• SEMIFINAL
13 April 1972 PSMS Medan VS Persija Jakarta 1-0 14 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persema Malang 1-0 JUARA III & IV
15 April 1972 Persija Jakarta VS Persema Malang 4-1 • FINAL
JUARA I & II
(47)
Turnamen sepakbola Marah Halim Cup ke-2 Yang memperebutkan sebuah piala emas yang bernilai 3 juta rupiah pada tanggal 11 April 1973 secara resmi dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Marah Halim. Sebelum gubernur menyampaikan restu pembukaan turnamen ini lebih dulu diramaikan pertunjukkan hiburan di Stadion Teladan yang diiringi dengan rangkaian drum band dari seluruh Sumatera Utara serta diikuti regu pembawa bendera sebanyak 64 buah, sebagai lambang hari jadi Kota Medan yang ke-64.20
Pertandingan pertama tahun ini dibuka dengan tim tuan rumah dan sang juara bertahan, PSMS Medan berhadapan dengan Malaysia. Pada pertandingan ini PSMS Mengingat suksesnya tahun pertama turnamen Marah Halim, OC sebagai penyelenggara memutuskan untuk menambah jumlah tim yang akan bertarung maka itu untuk tahun ini terdapat 11 tim yang ikut serta meramaikan Turnamen. Tercatat tim-tim yang berlaga tahun lalu sebagian besar masih diikutsertakan, yaitu PSMS, Persija, Persib, dan Persebaya, ditambah juga dengan tim lokal lainnya seperti Aceh dan Ujung Pandang. Yang lebih menarik ialah diundangnya beberapa tim dari luar negeri untuk berlaga di turnamen ini, mereka antara lain Burma, Malaysia, Hongkong, Thailand dan Singapura.
Dengan adanya 11 tim maka babak penyisihan dibagi menjadi 3 grup. Grup A dihuni oleh PSMS, Persib, Malaysia dan Singapura, sedangkan Grup B diisi 3 tim saja, Persija, Ujung Pandang dan Hongkong. Sedangkan Persebaya, Aceh, Burma dan Thailand akan saling bertemu di Grup C.
(48)
33
berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor telak 3-0, meskipun pada saat itu PSMS tanpa kiper andalan mereka, Ronny Paslah yang masih menderita cedera. Masing-masing gol PSMS dicetak oleh Sarman Panggabean dan dua gol oleh Tumsila.21
Akan tetapi Burma berhasil bangkit di pertandingan berikutnya dengan mencukur tim Aceh 8-1.
Skor lebih telak lagi terjadi pada pertandingan selanjutnya saat Persebaya Surabaya berhasil menghajar Aceh dengan skor 8-2. Budi Santoso menjadi pemain terbaik dalam laga itu setelah memborong 4 gol dari delapan gol Persebaya sore itu. Masih di hari yang sama, tepatnya pada malam hari, Burma yang menjadi favorit juara pada turnamen ini hanya bisa meraih hasil imbang saat meladeni Thailand. Burma yang tertinggal lebih dulu akhirnya bisa mencetak gol untuk menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir pertandingan lewat sepakan Zau Min (nomor punggung 12).
22
Sedangkan Thailand juga berhasil mengalahkan Persebaya dengan skor 3-2. Dari Grup B Persija masih terlalu tangguh bagi Ujung Pandang dan Hongkong. Masing-masing kedua tim dibuat takluk oleh tim ibukota tersebut dengan 3-0 (melawan Ujung Pandang) dan 5-0 (melawan Hongkong).23
Setelah seluruh tim menjalani semua pertandingannya maka terdapatlah dua tim dari masing-masing grup yang lolos ke babak berikutnya. Dari Grup A PSMS
21Ibid.
22 Harian Waspada 13 April 1973 23Ibid.
(49)
didampingi Persib, Grup B diwakili oleh Persija dan Ujung Pandang, serta dari Grup C yaitu Burma dan Thailand/ Muangthai.
Babak Penyisihan :
Grup A : Medan, Bandung, Malaysia dan Singapura Medan vs Malaysia : 3-0 Bandung vs Singapura : 3-3 Malaysia vs Singapura : 3-5 Medan vs Bandung : 1-0 Medan vs Singapura : 2-0 Medan vs Malaysia : 2-0 Grup B : Jakarta, Ujung Pandang dan Hongkong
Ujung Pandang vs Jakarta : 0-3 Jakarta vs Hongkong : 5-0 Grup C : Surabaya, Aceh, Burma dan Thailand
Surabaya vs Aceh : 8-2 Thailand vs Burma : 1-1
Burma vs Aceh : 8-1
Surabaya vs Thailand : 3-3 Aceh vs Thailand : 1-2 Surabaya vs Burma : 2-0
(50)
35
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Medan 3 3 - - 6-0 6
2 Bandung 3 1 1 1 5-4 3
3 Singapura 3 1 1 1 8-8 3
4 Malaysia 3 - - 3 3-10 0
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jakarta 2 2 - - 8-0 4
2 Ujung Pandang 2 1 - 1 2-4 2
3 Hongkong 2 - - 2 1-7 0
Grup C
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Burma 3 2 1 - 11-2 5
2 Thailand 3 1 2 - 6-5 4
3 Surabaya 3 1 1 1 11-7 3
4 Aceh 3 - - 3 4-18 0
Grup D : Bandung, Jakarta dan Thailand
Bandung vs Thailand : 1-1 Jakarta vs Thailand : 2-1 Bandung vs Jakarta : 0-0 Grup E : Medan, Burma dan Ujung Pandang
Burma vs Ujung Pandang : 2-1 Medan vs Ujung Pandang : 3-1
(51)
Grup D
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Medan 2 1 1 - 3-1 3
2 Burma 2 1 1 - 2-1 3
3 Ujung Pandang 2 - - 2 2-3 0
Grup E
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jakarta 2 1 1 - 2-1 3
2 Bandung 2 - 2 - 1-1 2
3 Thailand 2 - 1 1 2-3 1
SEMIFINAL
Medan vs Bandung : 4-1
Jakarta vs Burma : 1-0
FINAL
JUARA III & IV
Burma vs Bandung : 4-1
JUARA I & II
(52)
37
Tahun 1974 Marah Halim Cup tetap diadakan dan lebih kompetitif dari tahun-tahun sebelumnya. Masih tetap disemarakkan oleh tim-tim dari luar negeri seperti Singapura, Thailand serta empat tim luar negeri yang baru ikut turnamen ini untuk pertama kalinya, Jepang, Kamboja, Vietnam, dan Korea Selatan.
Myanmar atau Burma pada waktu itu tidak ikut serta dalam turnamen ini lagi setelah pada tahun sebelumnya terkena kasus pemukulan terhadap wasit asal Singapura pada salah satu pertandingan Marah Halim Cup tahun 1973, namun hal ini berlainan dengan konfirmasi langusng dari pihak Burma yang menyatakan mereka tidak ikut serta dalam turnamen karena pemainnya banyak yang menjadi pegawai negeri.
Turnamen jilid ketiga ini dibuka tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana Gubernur Marah Halim sendiri langsung datang ke stadion Teladan dan menendang bola ke gawang sebagai tanda resmi dibukanya turnamen tersebut. Meskipun begitu acara pembukaan tetap meriah dan ditandai dengan pidato yang turut memakai bahasa Inggris.
Pertandingan demi pertandingan dalam Marah Halim Cup yang ketiga ini diwarnai intrik-intrik kericuhan. Misalnya baku hantam antara pemain Vietnam dengan Korea Selatan di babak pendahuluan turnamen, juga bentrok pemain PSMS, Tumsila, dengan pemain Persebaya, Jacob Sihasale serta Didiek.
Perseteruan tidak hanya terjadi antara PSMS dengan Persebaya, namun juga berlanjut di pertandingan berikutnya antara PSMS dengan Vietnam. Hal ini terjadi
(53)
bermula dari ragu-ragunya hakim garis Polinaidu menganulir gol dari pemain PSMS yang jelas saat itu sudah berada pada posisi offside. Kapten Vietnam, Nguen Van Mon, mengajukan keberatan kepada wasit atas hal itu. Namun ketika sang wasit berkonsultasi dengan Polinaidu mereka malah mengesahkan gol tersebut. Selepas pertandingan pelatih Vietnam pun melampiaskan kekecewaannya dengan menyatakan “kalau begini caranya, tahun depan kami pikir-pikir dulu untuk ikut lagi”.
Untuk pertandingan final antara PSMS dengan kesebelasan Jepang, Kamaruddin Panggabean selaku panitia acara turnamen diliputi rasa kesal karena PSMS sang juara bertahan dipaksa takluk oleh tim matahari terbit itu. Anak asuhannya tak berjaya mempertahankan piala Marah Halim, setelah melewati perpanjangan waktu 2 x 15 menit hingga adu penalti dengan skor akhir 3-2 untuk Jepang.
Setelah pertandingan ini berakhir, M. Syarifuddin selaku Humas OC memberikan komentar “Pak Gubernur memang lebih senang jika piala itu dibawa ke Jepang, dengan diboyongnya Piala Marah itu paling tidak Sumatera Utara sudah dikenal di sana (Jepang)”. Berikut adalah hasil-hasil pertandingan dari fase penyisihan grup sampai final Piala Marah Halim ketiga Tahun 1974:
Grup A : Medan, Bandung, Vietnam, dan Singapura Medan vs Bandung : 2-0 Vietnam vs Singapura : 3-1 Bandung vs Singapura : 1-0
(54)
39
Medan vs Vietnam : 2-2 Bandung vs Vietnam : 0-3 Medan vs Singapura : 6-1 Grup B : Aceh, Ujung Pandang, Jepang, dan Kamboja
Ujung Pandang vs Kamboja : 0-2
Aceh vs Jepang : 0-2
Kamboja vs Aceh : 0-3
Ujung Pandang vs Jepang : 1-6 Aceh vs Ujung Pandang : 1-2 Jepang vs Kamboja : 4-0 Grup C : Surabaya, Irian Jaya, Korea, dan Thailand
Irian Jaya vs Thailand : 0-4 Surabaya vs Korea : 0-0 Irian Jaya vs Korea : 0-3 Thailand vs Surabaya : 1-1 Surabaya vs Irian Jaya : 7-0 Korea vs Thailand : 1-1
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Medan 3 2 1 - 10-3 5
2 Vietnam 3 2 1 - 8-3 5
3 Bandung 3 1 - 2 10-5 2
(55)
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jepang 3 2 - - 12-1 6
2 Ujung Pandang 3 2 - 1 6-9 4
3 Aceh 3 1 - 2 4-4 2
4 Kamboja 3 - - 3 2-10 0
Grup C
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Surabaya 3 1 2 - 8-1 4
2 Thailand 3 1 2 - 6-2 4
3 Korea 3 1 2 - 4-1 4
4 Irian Jaya 3 - - 3 0-14 0
Grup D : Medan, Ujung Pandang, dan Surabaya
Surabaya vs Ujung Pandang : 1-2 Ujung Pandang vs Medan : 1-1 Medan vs Surabaya : 2-1 Grup E : Vietnam, Jepang, dan Thailand
Vietnam vs Thailand : 0-3 Jepang vs Thailand : 2-0 Vietnam vs Jepang :0-1
Grup D
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Medan 2 1 1 - 13-2 3
2 Ujung Pandang 2 1 1 - 3-2 3
(56)
41
Grup E
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jepang 2 2 - - 3-0 4
2 Thailand 2 1 - 1 3-2 2
3 Vietnam 2 - - 2 0-4 0
SEMIFINAL
Medan vs Thailand : 3-2
Jepang vs Ujung Pandang : 3-1 JUARA III & IV
Ujung Pandang vs Thailand : 14-13 FINAL
JUARA I & II
Jepang vs Medan : 4-3
MARAH HALIM CUP Ke-IV 1975
Grup A : Medan, Taiwan, Bandung, Singapura, dan India
Medan vs Taiwan : 6-3
Bandung vs Singapura : 6-0 Singapura vs India : 2-5 Medan vs Bandung : 1-0
Taiwan vs India : 0-2
Medan vs Singapura : 1-1 Bandung vs Taiwan : 1-0
(57)
India vs Bandung : 1-0 Taiwan vs Singapura : 0-2
India vs Medan : 3-1
Grup B : Ujung Pandang, Thailand, Surabaya, Australia, dan Jepang Ujung Pandang vs Thailand : 2-2
Surabaya vs Australia : 1-4 Jepang vs Ujung Pandang : 1-0 Australia vs Thailand : 2-1 Jepang vs Surabaya : 1-2 Ujung Pandang vs Australia : 2-1 Jepang vs Thailand : 2-3 Surabaya vs Ujung Pandang : 3-1 Jepang vs Australia : 2-4 Surabaya vs Thailand : 2-3 Grup C : Aceh, Jakarta, Malaysia, dan Korea
Aceh vs Jakarta : 0-2
Malaysia vs Korea : 0-2 Jakarta vs Korea : 1-1 Malaysia vs Aceh : 2-2
Aceh vs Korea : 0-3
(58)
43
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 India 4 4 4 - 11-3 8
2 Medan 4 2 1 1 11-5 5
3 Bandung 4 2 - 2 6-2 4
4 Singapura 4 1 1 2 5-12 3
5 Taiwan 4 - - 4 3-11 0
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Australia 4 3 - 1 11-6 6
2 Thailand 4 2 1 1 9-8 5
3 Surabaya 4 2 - 2 8-9 4
4 Ujung Padang 4 1 1 2 5-7 3
5 Jepang 4 1 - 3 6-9 2
Grup C
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Korea 3 2 1 - 6-1 5
2 Jakarta 3 1 2 - 4-2 4
3 Malaysia 3 - 2 1 3-5 2
4 Aceh 3 - 1 2 2-7 0
Grup D : Korea, Thailand, dan India
Korea vs Thailand : 2-1
Thailand vs India : 1-0
India vs Korea : 0-3
Grup E : Australia, Medan, dan Jakarta
(59)
Jakarta vs Australia : 1-2
Australia vs Medan : 2-0
SEMIFINAL
Korea vs Medan : 1-0
Australia vs Thailand : 3-1 JUARA III & IV
Medan vs Thailand : 3-1
FINAL
JUARA I & II
Australia vs Korea : 2-0
Grup D
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Korea 2 2 - - 5-1 4
2 Thailand 2 1 - 1 2-1 2
3 India 2 - - 2 0-4 0
Grup E
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Australia 2 2 - - 4-1 4
2 Medan 2 1 - 1 2-3 2
(60)
45
Kejuaraan Marah Halim Cup ke-V pada Jumat sore, 30 April 1976 resmi dibuka langsung oleh Gubsu Marah Halim dalam suatu upacara yang meriah dan menarik. Dalam pidatonya, Gubsu menghimbau kepada khalayak masyarakat agar dapat menjaga nama baik dan menjadi tuan rumah yang baik kepada para tamunya.
Sebelumnya telah juga menyampaikan laporan yaitu Ketua O.C Mahal Cup ke-V, Kamaruddin Panggabean yang mengatakan bahwa segala persiapan untuk kejuaraan ini telah dilaksanakan dengan sempurna. Dilaporkan juga dalam gelaran turnamen tahun ini diikuti oleh 13 kesebelasan, 6 dari dalam negeri dan 7 dari luar negeri atau internasional. Kejuaraan Mahal Cup ke-V ini direncanakan berlangsung sampai tanggal 16 Mei dengan catatan tidak ada satupun pertandingan pada tanggal 14 Mei.
Kesebelasan PSMS akhirnya bisa menggulingkan Persija Jakarta dengan skor 3-2.24
Babak kedua perlawanan masing-masing tim mulai sengit. Budi Riva lagi-lagi menjadi momok yang menakutkan bagi para pemain PSMS. Ia berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang PSMS dan langsung melesakkan tendangan keras ke arah gawang Surury, Persija kembali memimpin 2-1.
Pertandingan ini sendiri sempat tertunda lebih satu jam karena lapangan stadion tergenang air. Persija berhasil memimpin lebih dulu pada menit ke-3 lewat pemain nomor 11, Budi Riva. Lebih kurang 10 menit setelah gol pertama Persija, PSMS baru bisa menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Zulkarnain. Skor imbang 1-1 pun bertahan sampai waktu turun minum.
(61)
Baru lebih kurang 15 menit berikutnya PSMS berhasil membuat skor imbang lagi 2-2 lewat sebuah tendangan dari Deddy yang cukup keras setelah mendapatkan umpan dari pemain belakang Suparjo. Setelah gol tersebut kedua tim sama-sama mendapatkan banyak peluang untuk mencetak gol lebih banyak lagi. Barulah pada menit ke-83 gol penentu kemenangan PSMS pun tercipta lewat penyerang mereka Parlin Siagian. Parlin berhasil mengecoh pemain belakang Persija yang sudah melakukan blunder karena menyangka Parlin berada pada posisi offside. Para pemain Persija pun seakan tak terima dengan keputusan wasit, Kiper Persija, Rake menjadi pemain yang tak terima dengan keputusan hakim garis asal Malaysia, Kebal Singh. Namun begitu, wasit yang memimpin pertandingan tetap melihat itu adalah sebuah gol, PSMS akhirnya menang 3-2 atas tim ‘Macan Kemayoran” itu.
Kesebelasan Persebaya Surabaya telah membuat debut cukup baik dalam pertandingannya yang pertama dalam turnamen Marah Halim Cup ke-V. Mereka berhasil mencukur kesebelasan Aceh dengan skor 5-0 (3-0).25
Persebaya berhasil mencetak gol pertama mereka pada menit-5 lewat tendangan cantik Budi Santoso. Aceh sebenarnya berusaha keluar dari tekanan Persebaya, namun petaka bagi Aceh kembali terjadi pada menit ke-35, adalah Selamet Purnomo yang berhasil membungkam para pendukung kesebelasan Aceh.
Kesebelasan Aceh dibuat tidak berdaya menghadapi kelincahan barisan penyerang Persebaya yang dipimpin oleh Budi Santoso. Tim Aceh yang semula diharapkan dapat memberikan permainan yang berimbang ternyata sampai akhir tidak banyak berkutik.
(62)
47
Tidak sampai disitu, Persebaya berhasil menambah gol lagi sebelum peluit berakhirnya babak pertama dibunyikan wasit, kali ini lewat sepakan Oie Kim Kie. Di babak kedua Persebaya belum mengendurkan serangannya, alhasil mereka berhasil menambah dua gol lagi lewat Rudy dan Guntur.
Dari Grup C Birma dan Korea Selatan dipastikan lolos ke babak selanjutnya, setelah keduanya bertanding dan dimenangkan oleh Birma 3-0. Meski kalah Korea tetap lolos ke babak selanjutnya namun hanya menjadi runner up. Birma dalam pertandingan ini menggunakan sistem short passing yang terbukti berhasil mengobrak-abrik pertahanan Korea.
Sementara itu Burma yang diduga akan berhasil mengalahkan Thailand dalam pertandingan kedua babak perempat final ternyata hanya mampu bermain seri 2-2 dengan Thailand. Tiga dari empat gol yang tercipta pada malam itu dihasilkan lewat tendangan penalti. Pertandingan ini sendiri berjalan dalam tempo yang amat tinggi serta sangat sering terjadi bentrok atau pelanggaran bagi para pemain.
Kesebelasan PSMS secara gemilang berhasil memukul kesebelasan Thailand 3-1 (1-0). Pemain-pemain PSMS yang berhasil mencetak gol kemenangan adalah Teguh (No. 9), Parlin Siagian (No. 16), dan Effendy Marico (No. 8).26
26 Harian Waspada 12 Mei 1976
Dengan kemenangan ini PSMS sebagai tuan rumah turnamen berhak melaju ke babak semifinal meskipun masih menyisakan satu partai lagi melawan Burma, yang pada akhirnya PSMS harus kalah 0-3.
(63)
Perjuangan PSMS ternyata harus terhenti di semifinal oleh Korea Selatan lewat adu tendangan penalti, setelah dalam 2 x 45 menit plus 2 x 15 menit skor tetap hanya 1-1. Goal penalti kemenangan bagi Korea tersebut dicetak oleh pemain nomor punggung 7 Kim Hong Sup, dengan demikian skor menjadi 5-4 bagi Korea. Setelah itu giliran pemain PSMS, Posan, yang menendang pinalti, namun apa daya tendangannya dapat ditebak dan ditepis oleh kiper Baek Yong Ki. Kesebelasan Korea Selatan pun berhak melaju ke babak final.27
Lawan Korea Selatan di final adalah tim Australia yang di babak semifinal berhasil mengalahkan perlawanan tim Burma. Para pemain Australia Barat bermain penuh konsentrasi untuk menjaga nama baik mereka sebagai juara bertahan 1975. Di bawah sorotan 30 ribu penonton yang memadati Stadion Teladan, Australia tampil trengginas dengan melesakkan 4 gol ke gawang Burma, sedangkan Burma sendiri tak berhasil menyarangkan satu gol pun.28
Australia akhirnya berhasil menjadi juara turnamen Marah Halim Cup kelima ini setelah menundukkan Korea Selatan dengan skor 2-0. Bagi Australia ini adalah gelar kedua mereka setelah tahun 1975 mereka juga berhasil menyabetnya. Gubernur Marah Halim pun dengan bangga malam itu menyerahkan piala Marah Halim kepada kapten kesebelasan Australia, Dennis Barstow, serta mengalungkan medali-medali emas kepada pemain-pemainnya. Di samping menerima duplikat piala Marah Halim
27 Harian Waspada 15 Mei 1976 28 Harian Waspada 16 Mei 1976
(64)
49
ke-V, kesebelasan Australia berhasil juga membawa pulang piala dari Pangkowilhan-I beserta uang 1000 dollar Amerika.29
29Ibid.
Grup A : Medan, Jakarta, Japan, Taiwan, Malaysia Medan vs Jakarta : 3-2 Jepang vs Taiwan : 7-0 Malaysia vs Medan : 0-2 Jakarta vs Jepang : 1-3 Jakarta vs Malaysia : 1-3 Taiwan vs Medan : 0-4 Medan vs Jepang : 0-0 Malaysia vs Taiwan : 2-0 Jakarta vs Taiwan : 1-0 Malaysia vs Jepang : 0-0 Grup B : Surabaya, Aceh, Australia, Thailand
Australia vs Thailand : 1-0 Surabaya vs Aceh : 5-0 Aceh vs Australia : 2-7 Thailand vs Surabaya : 4-3 Aceh vs Thailand : 1-5 Surabaya vs Australia : 0-2 Grup C : Ujung Pandang, Bandung, Korea, Burma
(65)
Ujung Pandang vs Burma : 1-1 Bandung vs Korea : 0-2 Bandung vs Ujung Pandang : 2-1 Burma vs Bandung : 2-0 Ujung Pandang vs Korea : 0-3
Korea vs Burma : 0-3
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Medan 4 3 1 - 9-2 7
2 Jepang 4 2 2 - 10-1 6
3 Malaysia 4 2 1 1 5-3 5
4 Jakarta 4 1 - 3 5-9 2
5 Taiwan 4 - - 4 0-14 0
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Australia 3 3 - - 10-2 6
2 Thailand 3 2 - 1 9-5 4
3 Surabaya 3 1 - 2 8-6 2
4 Aceh 3 - - 3 3-17 0
Grup C
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Burma 3 2 1 - 6-1 5
2 Korea 3 2 - 1 5-3 4
3 Bandung 3 1 - 1 2-5 2
4 Ujung Pandang 3 - 1 2 2-6 1
Grup D : Medan, Thailand, Burma
(66)
51
Thailand vs Medan : 1-3
Medan vs Burma : 0-3
Grup E : Jepang, Australia, Korea
Jepang vs Korea : 1-1
Australia vs Korea : 1-2 Australia vs Jepang : 1-0
Grup D
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Burma 2 1 1 - 5-2 3
2 Medan 2 1 - 1 3-4 2
3 Thailand 2 - 1 1 3-5 1
Grup E
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Korea 2 1 1 - 3-2 3
2 Australia 2 1 - 1 2-2 2
3 Jepang 2 - 1 1 1-2 1
SEMIFINAL
Australia vs Burma : 4-0
Korea vs Medan : 6-5 (1-1)
JUARA III & IV
Burma vs Medan : 4-0
FINAL
JUARA I & II
(67)
Dibandingkan dengan tahun-tahun lewat, mutu turnamen tahun ini kian melorot. Banyak yang kecewa melihat permainan team-team yang datang ke Medan. Selain Australia, Singapura, Burma, Jepang, Thailand, Malaysia dan Singapura ditambah Korea Selatan, turnamen 1977 ikut didukung Persija, PSMS, PSM Ujung Pandang, Persib Bandung, Persebaya juga PSP Padang diikutkan. “PSP diundang atas permintaan gubernur Marah Halim sendiri”, ucap seorang anggota panitia pelaksana turnamen.30
Juga di Jakarta dalam pertandingan yang sama, di tahun 1976 – dan tim Junaedi gagal. Dalam pre-Olimpik barusan di Singapura, Jun juga sebagai pemain inti dan gagal. Di tingkat bond, ketika Jun turut dalam Persebaya yang beberapa kali nyaris jadi juara kesebelasan itu juga gagal. Tanggal 8 April yang lalu, si senterpor yang berkaos nomor 9 ini menikah. Nah, kali ini ia tidak gagal. Ia kawin dengan Tiny Tapi team-team yang datang tidak lebih baik dari team yang pernah muncul tahun lalu, yang juga dihadiri Taiwan. Tahun ini Taiwan dan Aceh tidak diundang.
Ketika Persija masuk final turnamen Marah Halim Cup (disingkat Mahal Cup) 1977, hampir tak seorang yang percaya bahwa kesebelasan Ibukota ini bisa meraih gelar juara. Seorang penggemar dengan nada mantap memberi alasan: “Soalnya dalam tim tersebut ada Junaedi Abdillah sih”. Junaedi Abdillah (29 tahun), berasal Ampenan, Lombok, bukan pemain jelek. Dia sebenarnya ibarat seorang dirigen merangkap tukang tembak. Jadi kurang apa lagi? Kurang nasib baik, barangkali. Dia pernah turut pre-Olimpik 1972 di Rangoon.
(68)
53
Cahyawaty, anak perempuan seorang perwira tinggi Hankam. Mereka berkenalan Nopember 1975.
PSSI waktu itu sedang gencar-gencarnya dilatih pelatih Belanda Wiel Coerver. Pesta perkawinan diadakan di Bali Room, Hotel Indonesia Sheraton. Berbicara tentang kesialan, Ketua Umum Persija yang juga Wakil Gubernur DKI Jaya, Urip Widodo SH, berucap: “Coba lihat faktanya. Persija dan Jun ‘kan berhasil keluar sebagai juara Mahal Cup”. Bekas Wakil Gubernur Irian Jaya (kini Wakil Ketua Bidang Tehnik Persija) Acub Zainal lantas meningkahi: “Soalnya bagaimana kita bisa menjiwai pemain dan tim itu sendiri”.31
Yang tak diduga adalah Burma. Meski materi pemain-pemainnya banyak yang muda-muda dan di antaranya juga ada Maung Maung Tin dan Maung Kyi Lwin
Australia yang tahun lalu masih baik, tahun ini datang dengan team yang tak kuat. Singapura malah mengirim team junior. Dan ke Medan seperti mencari sparring-partner untuk menguji ketangguhannya sebelum 10 April berangkat ke Teheran dalam turnamen untuk junior Asia di sana. Dalam babak penyisihan, Singapura masuk kotak mengikuti jejak PSP, Persib, PSM, Persebaya, Korea dan Australia. Malaysia yang didukung bekas 7 pemain nasional seperti Namat Abdullah dan Syed Ahmad, agak lumayan dibanding tahun lalu. Mereka bersama Burma, PSMS, Thailand, Persija, Jepang berhasil masuk perempat final. Tapi gagal maju ke semi final.
(69)
selain kiper Maung Maung Nyunt yang merupakan pemain nasional Burma gagal berhadapan dengan Persija di final. Dalam semi final mereka kandas melawan Jepang dengan 2-0. Selain dari ausdauer pemain, kelebihan lain tak ada dalam team Jepang yang datang tahun ini. Tapi ucapan klasik bahwa bola itu bulat seperti dikatakan pelatih Burma, U Hla Tin terjadi. Burma malah sempat mengalahkan Persija 1-0 dalam perempat final. Tapi apa yang diharapkan berulang kembali, Burma bakal jumpa di final dengan Persija tak pernah terjadi.
Malah dalam perebutan juara tiga, Burma tak disangka kalah 0-2 dari Thailand yang bermain tanpa Niwatana. Bagero Peserta turnamen juga bukan tak mengeluh. “Turnamen ini berlangsung terlalu lama dan tidak baik”, kata Niwatana dari Thailand. “Pemain-pemain tidak sempat beristirahat. Kita terlalu lelah dan terpaksa untuk main”.32
Dari hasil penjualan karcis selama turnamen berlangsung di Stadion Teladan Medan uang yang sudah terkumpul Rp 161.531.500. Penonton sempat duduk di tepi lapangan. “Hal ini mengganggu konsentrasi pemain”, kata pelatih Jepang, Mitsuo Kamata. “Ini turnamen internasional, bukan pertandingan persahabatan”, tambah
Larutnya turnamen dikeluhkan bukan saja tahun ini. Pada tahun lalu sudah pernah dilontarkan. Tapi Kamaruddin Panggabean seperti tak ambil peduli. Kapasitas stadion yang menampung 23 ribu penonton, seperti dalam final barusan, dipaksakan memuat sampai 40 ribu orang. Karcis dijual berlebihan. Biaya turnamen perebutan Piala Marah Halim tahun 1977, menurut Kamaruddin Panggabean, Rp 149 juta.
(70)
55
Kamata. Dalam final lalu, malah ada suara penonton yang melontarkan bagero kepada anak-anak Jepang. Kiper Choei Sato kena lempar dari penonton yang berjubel di belakang gawangnya, sehingga wasit Udon Anantapong dari Thailand menghentikan jalannya pertandingan sebentar dan minta pengamanan.
Sebelum Persija-Jepang turun ke lapangan, pertandingan Burma-Thailand yang seharusnya dimulai pada jam 17.30 terhalang 30 menit gara-gara penonton di pinggir lapangan. Wasit Eddie Evans dari Australia keberatan memimpin pertandingan sebelum penonton mundur dari garis pinggir lapangan 10 meter. “Bagaimana saya bisa memimpin pertandingan dengan keadaan penonton yang rapat dengan pemain”, katanya pada TEMPO. Yang juga ditakutkan justru bagaimana kalau Jepang menang lawan Persija, yang jadi favorit, “apa Jepang-Jepang itu tak diserbu orang?”, ucap seorang petugas.33
Konsul Muda Jepang setiba di tribun kehormatan yang sudah sesak sempat diusir duduk di sana. Kalau keadaan seperti turnamen barusan, kabarnya tahun depan kesebelasan Jepang tidak mau ikut lagi. Sebelum itu wasit R. Bala dari Singapura pernah kena lempar batu. Wasit-wasit dari luar negeri dan membawa lambang FIFA itu banyak yang mengomel karena melihat fasilitas stadion dan perlakuan yang mereka alami dari penonton. “Stadion ini sudah melebihi kapasitas”, kata Lee Woo Hyun yang terkenal di Korea sebagai wasit galak pada TEMPO. Ketika pertandingan Persebaya lawan Burma ia sempat juga mau dipukul salah seorang pemain
(71)
Surabaya.Adanya makian dan lemparan terhadap pemain dan wasit, menurut Panggabean, “kemungkinan saja pengakuan Konfederasi Sepakbola Asia yang sudah mengakui turnamen Piala Marah Halim di Medan bisa dicabut”.
Sebab itulah ia meminta supaya penonton tidak memaki wasit atau pemain dan melempar mereka. Tapi pada hari-hari tertentu seperti diharapkan Panggabean sendiri penonton melimpah ke Stadion Teladan. Tapi tidak dikatakan kenapa musti melimpah. Orang mulai curiga. Dengan harga selembar tiket sampai Rp 8.000 si penonton disuruh duduk di atas plastik di tepi lapangan. Kecurigaan berlebihan tiket dijual dengan sengaja tak mungkin untuk dibantah. Sehingga ada penonton yang mengoceh: “Panitia mau cari duit banyak saja. Penonton disiksa dan stadion tak perlu diperbesar”. Prasangka mulai terlontar pada turnamen perebutan Piala Marah Halim setelah belum lama ini dimasukkan dalam Peraturan Daerah (Perda).34
Setelah melihat turnamen yang lalu, menurut sebuah sumber TEMPO di Medan, ada dua kendala yang timbul dan menonjol. “Dari turnamen ini tampaknya segi keuntungan yang diburu. Fasilitas dan mutunya biar melorot, tak apa”, katanya. “Turnamen ini disebut internasional, tetapi kenyataannya adalah kampungan”. Selain itu team yang diundang mutu permainannya banyak yang haw-haw (brengsek). Komentar-komentar itu timbul cukup alasan. Apa gunanya diundang banyak tim dari berbagai negara dan daerah kalau mereka tidak mengirim team yang kuat atau team
(72)
57
nasional. Sehingga ada yang mengusulkan, lebih baik pada tahun depan tim yang turut dalam turnamen sekitar 8 kesebelasan saja.
Tapi agaknya panitia pelaksananya punya selera lain. Dengan team yang banyak hadir itu turnamen bisa berlarut panjang. Bukankah perkara komersil sudah bicara, sehingga mutu turnamen boleh saja dikesampingkan? Sayang. Panggabean belum mau menggubris suara-suara yang sudah lama terlontar itu. Malah lain. “Setelah turnamen ini, sudahlah. Saya mau undurkan diri”, katanya. Tahun lalu dia juga bilang begitu.
Mengenai soal mutu ini kelihatannya Kamaruddin Panggabean, Ketua O.C. Marah Halim Cup, dengan turnamen itu memang sedang mencari mutu. Sehingga uang dari kocek gubernur Marah Halim tidak pula sia-sia dihamburkan untuk bola. “Tahun depan saya akan mengundang sekitar sepuluh kesebelasan saja”, katanya pada TEMPO. “Tahun ini saya harapkan sebenarnya Korea bisa masuk final. Tapi keburu kalah dan Thailand”, sambungnya lagi. Selama melihat turnamen itu dalam otak Panggabean telah terencana untuk mengundang sekitar 6 kesebelasan luar negeri dan 4 kesebelasan dalam negeri. “Irian Jaya tidak saya undang Iagi tahun depan. Pak Acub juga bilang bahwa mereka terlalu capek bermain. Tapi bagi saya yang penting, bukan jumlah kesebelasan yang harus bermain di dalam perebutan Marah Halim Cup ini. Tapi kesebelasan yang berkualitas”, katanya.
(73)
Grup A : Malaysia, Medan, Korea, Singapura, Padang Malaysia vs Medan : 3-1
Medan vs Korea : 3-1
Korea vs Singapura : 2-1 Padang vs Malaysia : 1-4 Singapura vs Medan : 1-6
Korea vs Padang : 5-1
Singapura vs Malaysia : 2-4
Medan vs Padang : 3-0
Malaysia vs Korea : 2-0 Singapura vs Padang : 1-0 Grup B : Jepang, Burma, Bandung, Surabaya
Jepang vs Burma : 0-0
Burma vs Bandung : 0-0 Bandung vs Surabaya : 2-1 Surabaya vs Jepang : 1-1 Burma vs Surabaya : 2-1 Jepang vs Bandung : 1-0 Grup C : Jakarta, Thailand, Australia, Ujung Pandang
Jakarta vs Thailand : 4-0 Thailand vs Australia : 2-1 Australia vs Ujung Padang : 2-0 Ujung Pandang vs Thailand : 1-2
(74)
59
Australia vs Jakarta : 0-1 Jakarta vs Ujung Pandang : 1-1
Grup A
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Malaysia 4 4 - - 13-4 8
2 Medan 4 3 - 1 13-5 6
3 Korea 4 2 - 2 8-7 4
4 Singapura 4 1 - 3 5-12 2
5 Padang 4 - - 4 2-13 0
Grup B
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jepang 3 1 2 - 2-1 4
2 Burma 3 1 2 - 2-1 4
3 Bandung 3 1 1 1 2-2 3
4 Surabaya 3 - 1 2 3-5 1
Grup D : Burma, Jakarta, Malaysia
Burma vs Jakarta : 1-0 Jakarta vs Malaysia : 5-0 Malaysia vs Burma : 1-2 Grup E : Thailand, Jepang, Medan
Thailand vs Jepang : 2-1
Grup C
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jakarta 3 2 1 - 6-1 5
2 Thailand 3 2 - 1 4-6 4
3 Australia 3 1 - 2 3-5 2
(75)
Jepang vs Medan : 1-0 Medan vs Thailand : 0-1
Grup D
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Burma 2 2 - - 03-Jan 4
2 Jakarta 2 1 - 1 05-Jan 2
3 Malaysia 2 - - 2 01-Jul -
Grup E
No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Thailand 2 1 1 - 1-0 3
2 Jepang 2 - 2 - 01-Jan 2
3 Medan 2 - 2 - 01-Feb 1
SEMIFINAL
Jepang vs Burma : 2-0
Jakarta vs Thailand : 1-0 JUARA III & IV
Thailand vs Burma : 2-0
FINAL
JUARA I & II
(1)
Lampiran XVII
Repro : Eri Arianto
Kesebelasan Persib yang mewakili Kota Bandung beserta Official pada turnamen Marah Halim Cup Ke-VI 1977
(2)
157 Lampiran XVIII
Repro : Eri Arianto Sumber : Waspada 3 Mei 1978
Lampiran XIX
Repro : Eri Arianto Sumber : Waspada 15 Mei 1978
(3)
Lampiran XX
Repro : Eri Arianto Sumber : Waspada 26 April 1979
(4)
159 Lampiran XXI
Repro : Eri Arianto
(5)
Lampiran XXII
Repro : Eri Arianto Artis-arti Ibukota ikut memeriahkan pembukaan Marah Halim Cup Ke-XVI 1988 Sumber : Waspada 20 Mei 1988
Lampiran XXIII
Repro : Eri Arianto
(6)
161 Lampiran XXIV
Repro : Eri Arianto